
Seberapa Besar Peran Perempuan dalam Membangun Budaya Literasi di Indonesia?
Sebagai ibu, pendidik, dan anggota masyarakat, perempuan berperan penting dalam menanamkan kecintaan anak anak pada membaca. Dalam konteks Indonesia, di mana masih terdapat tantangan ketidaksetaraan dalam akses pendidikan dan literasi, peran perempuan dalam mendukung pengembangan budaya baca menjadi kunci dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, cerdas, dan berdaya.
Mengingat urgensi peran perempuan dalam meningkatkan budaya baca dan literasi, Perpustakaan Nasional RI dan Komisi X DPR RI bekerjasama mengadakan Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca dengan tema “Meningkatkan Peran Perempuan dalam Membangun Budaya Literasi di Lingkungan Keluarga dan Komunitas” pada Senin, 25 November 2024.
Nurhadisaputra, S.Sos., M.Si, selaku Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca menyampaikan bahwa perempuan menjadi ujung tombak dalam pembudayaan kegemaran membaca di Indonesia, karena menumbuhkan kegemaran membaca harus diawali di lingkungan keluarga. Peran ibu sangat besar untuk mendidik anak anak yang cerdas dan gemar membaca. Kampanye gemar membaca tidak akan pernah selesai dilakukan oleh Perpustakaan Nasional RI sehingga acara hari ini adalah momentum yang sangat baik untuk membangun kolaborasi dengan seluruh stakeholder yang hadir.
Turut hadir Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Dr. Adin Bondar, M.Si, beliau membahas terkait Trilogi Pengembangan Budaya Kegemaran Membaca dalam UU 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, bahwa pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Tahun ini Perpustakaan Nasional RI telah menyediakan Bahan Bacaan Bermutu untuk Perpustakaan Desa Sebanyak 10.000.000 buku untuk 10.000 Desa.
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Ibu Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. menggarisbawahi bahwa saat ini Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga dalam hal literasi. Perempuan sebagai Ibu Bangsa harus punya andil dalam memajukan Indonesia melalui literasi. Sebanyak 111 organisasi anggota KOWANI harus terus berkolaborasi dengan masyarakat dalam rangka advokasi pembudayaan kegemaran membaca.
Seorang anak tak bisa memilih orang tua mana mereka berasal, namun kita sebagai perempuan dan orang tua dapat menjadi orang tua terbaik bagi anaknya imbuh Ketua Komisi X DPR RI Ibu Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP. Menurutnya alasan mengapa keluarga menjadi pondasi yang paling penting dalam budaya literasi adalah tentang ikatan dan ingatan. Kita bisa melihat para pemimpin, pebisnis, inisiator, dan lain-lain dapat melonjak sukses karena kesempatan memiliki kebiasaan membaca sejak kecil. Tokoh-tokoh besar mengingatkan kita pentingnya kebiasaan membaca seperti RA Kartini, Soekarno, Hatta, BJ Habibie, dan lainnya.
Diskusi tentang budaya literasi dan perempuan lebih lanjut dibahas dalam sesi talkshow.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Ibu Prof. Dr. Hj. Valina Singka Subekti, M.Si., menyampaikan bahwa Budaya Literasi adalah investasi jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Dengan literasi, keluarga dapat menjadi unit yang lebih kuat, harmonis, dan siap menghadapi tantangan kehidupan. Dirinya mengajak “Mari mulai langkah kecil hari ini untuk menciptakan keluarga yang cinta literasi.”
Akses pendidikan yang merata sebagai kunci budaya literasi. Hal ini disampaikan oleh Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) 2019 - 2024 dan Ketua Korps Perempuan MDI Ibu Dr. Marlinda Irwanti Poernomo, SE, MSi. Tantangan saat ini yang dihadapi adalah adanya kesenjangan gender dalam akses pendidikan, banyaknya hambatan sosial-budaya, keterbatasan ekonomi, serta infrastruktur pendidikan yang belum merata. Rekomendasi dan aksi yang dapat dilakukan adalah penguatan kebijakan pendidikan inklusif gender, alokasi anggaran pendidikan yang responsif gender, dan program afirmasi pendidikan untuk perempuan
Menutup sesi diskusi, Pustakawan Ahli Utama, Ibu Nelwaty, M.Si menyampaikan bahwa Perpustakaan Nasional RI tahun ini melakukan inisiatif dengan meluncurkan Gerakan Indonesia Membaca, salah satu kegiatannya adalah Pelatihan Membaca Nyaring untuk para Orang Tua. Kegiatan ini sangat terbuka untuk dikolaborasikan dengan dengan Kowani.
“Semakin banyak perempuan yang bergerak membangun budaya literasi, semakin banyak anak-anak Indonesia yang akan lahir dengan kegemaran membaca.” (Hetifah Sjaifudian)