
Habis Gelap Terbitah Terang
-
Ditulis olehCINTA LEDINDA RAHMADANI
-
Dibuat tanggal
15 Jun 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Lubuk Basung
Judul Buku :Habis Gelap Terbitlah Terang
Pengarang : Armijin Pane
Penerbit : PT (Persero) Penerbitan dan percetakan BALAI PERPUSTAKAAN
Cetakan : Cetakan kesembilan belas-2000
Tebal Buku : 21 cm+ 205 halaman
Harga Buku : -
Buku ini menceritakan tentang perjuangan R.A Kartini dalam memajukan hak-hak para wanita di Indonesia. Dalam buku ini berisi surat-surat dari Kartini yang dikirimnya untuk para sahabatnya di Belanda. Dalam surat itu berisikan perjalanan Kartini dalam memperjuangkan derajat wanita di Indonesia.
Kartini sendiri lahir pada tanggal 28 Rabiul akhir tahun Jawa 1808 yang sama dengan 21 April 1879. Kartini lahir di Mayong, Afdeling, di Jepara. Pada saat itu bapaknya berkedudukan sebagai bupati Jepara. Di masa itu, perempuan tidak memiliki kebebasan dalam hal apapun. Kartini yang terlahir sebagai perempuan merasakan perbedaan perlakuan antara ia dengan saudara laki-lakinya dan teman-temannya yang dari Belanda. Hal ini membuatnya merasa iri dan ia memiliki tekad yang kuat untuk merubah perbedaan derajat tersebut.
Pada era Kartini sangat terasa diskriminasi yang terjadi pada kaum wanita di pribumi. Kartini saja yang seorang anak bupati tidak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan hidupnya. Kartini hanya dapat merasakan kebebasan selama masa sekolah. Tapi pada usianya yang ke 12 tahun mengharuskan dia untuk dipinggit. Para sahabatnya yang orang Belanda telah berusaha agar Kartini tidak dipinggit. Namun orang tuanya tidak menghiraukan itu semua karena mereka memegang teguh adat meminggit.
Hal ini membuat Kartini semakin terikat dan tidak memiliki kebebasan. Semangat Kartini dalam memajukan hak-hak para wanita sudah mulai sedikit goyah. Kartini hanya berjuang sendiri demi meningkatkan derajat perempuan. Banyak hal pertentangan yang dilakukan oleh Kartini karena adat yang melekat dan kental, sehingga menghambat Kartini dalam melakukan perubahan. Suka duka yang dilalui oleh Kartini dituangkan dalam surat-surat yang dikirimnya kepada sahabanya. Dalam mengisi waktu luang Kartini hanya menyibukkan diri dengan membaca berbagai buku. Ia sering membaca buku karya perempuan Eropa. Membaca membuat ia berpikir bahwa wanita di Indonesia sudah sangat jauh ketinggalan. Sejak saat itu ia memiliki tekad yang kuat untuk memajukan wanita pribumi.
Cara yang dilakukan Kartini dalam memajukan kaum perempuan adalah melalui pendidikan. Kartini mulai membuka sekolah gratis yang diperuntukkan bagi kaum perempuan didaerahnya yaitu Jepara. Di sini mereka diajarkan berbagai ilmu dan keterampilan. Bahkan demi mewujudkan impiannya tersebut, Kartini berkeinginan untuk mengikuti sekolah guru di Belanda. Tetapi hal itu tidak memperoleh dukungan dari orang tuanya. Namun pada saat itu Kartini dinikahkan dengan bupati Rembang bernama Raden Adipati Joyodiningrat.
Kartini bahagia bisa menikah dengan seorang pria yang ramah dan lemah lembut serta mendukung keinginan Kartini. Setelah menikah ia mendirikan sekolah lagi di Rembang.Namun perjuangan Kartini tidak bertahan lama karena takdir berkata lain. Kartini meninggal di usia 25 tahun setelah melahirkan anak pertamanya sekaligus anak terakhirnya. Kartini meninggal 4 hari pasca melahirkan yaitu pada tanggal 17 September 1904. Jenazah Kartini dimakamkan di desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Kelebihan dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang adalah bahasanya yang mudah di pahami dengan ejaan dan diksi yang jelas. Selain itu penjelasan dan penyampaian ceritanya sangat menarik dan menyentuh hati setiap pembacanya. Buku ini sangat mengispirasi banyak orang khusunya di kalangan wanita untuk bisa menjadi manusia yang lebih berjiwa kepemimpinan. Sedangkan kekurangan buku tersebut adalah sampul buku kurang menarik dan beberapa kalimat dalam cerita tersebut terlalu bertele-tele sehigga menyulitkan pembacanya.
Disisi lain, tujuan penulis dalam buku tersebut adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita serta meningkatkan kedudukan wanita Indonesia. Selain itu agar kaum wanita khusunya, dapat termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri pribadinya untuk menjadi sosok wanita yang tidak hanya terkurung pada adat istiadat ataupun pekerjaan rumah tangga saja. Saran : kita harus meneladani para pahlawan agar dapat menjadikannya sebagai panutan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Generasi muda hendaknya menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh serta mempersiapkan diri untuk mengubah atau membangun Indonesia kearah yang lebih baik, makmur dan sejahtera.
0 komentar