Pendahuluan

Seorang anak lelaki yang menjadi langganan ruang operasi karena rasa keingintahuannya yang begitu besar hingga pada titik tergenting ia harus kehilangan tangan kirinya. Bersyukur ia memiliki bapak dan emak yang sangat jitu merawat dan mendidik tidak dengan metode bahwa ia adalah anak yang cacat. Alhasil ia tumbuh menjadi lelaki yang pantang menyerah dengan segudang prestasi. Ia adalah Heri, begitulah panggilannya sewaktu kecil,  beberapa kali terluka membuat tubuhnya rusak namun ia tetap menjaga jiwanya agar selalu dalam keadaan terbaik untuk bertahan hidup.

Sinopsis

Buku ini mengisahkan perjuangan hidup Gol A Gong seorang penulis berlengan satu. Sewaktu kecil  saat masih berlengan dua kepalanya berkali-kali terkena benturan karena berlagak menjadi Superman. Berkelahi dengan pohon pisang seperti Tarzan saat menaklukkan buaya berujung belati menancap di jidatnya. Berlagak seperti robot hendak mengangkat lemari justru lemarilah yang menimpanya. Peristiwa demi peristiwa yang menimpanya menjadikannya seperti narapidana yang keluar masuk dalam ruang operasi. Puncaknya ketika dia buat sayembara  pelompat tertinggi berhak mendapatkan gelar jendral. Begitulah cara berpikir otaknya yang mungkin terganggu karena benturan. Alhasil, tangan kirinya harus diamputasi.

Masa remajanya cukup berbeda mengingat dia berlengan satu. Suka menggoda cewek, suka ngebut dengan motor bebeknya, tak suka pakai helm karena ingin pamer wajahnya yang rupawan namun berkali-kali juga kepalanya harus terbentur ke aspal. Meskipun begitu ternyata ia menjadi penyair juga juara badminton level SLTA se-Banten yang juara pertamanya berlengan dua.

Masa dewasa ia berpikir bahwa ia harus mengobati gangguan di kepalanya dengan membaca buku agar tidak terkena penyakit pikun atau dimasukkan ke rumah sakit jiwa atau mungkin akan jadi beban masyarakat karena cacat. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari fakultas sastra dan memilih untuk berpetualang. Keliling kota di pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Kalimantan dengan berbekal ransel dan dua buah raket. Semua kisah perjalanannya ia tuliskan di buku hariannya.

Ia menikah dengan Tias di usianya yang ke-33 tahun setelah memantapkan hatinya bahwa Tias bukan sekadar jodoh tapi juga rekan di dunia literasi. Ia menjanjikan mas kawin keliling dunia tapi dicicil. Tias menjadi tangan kirinya. Tias begitu berjasa padanya. Membersamainya mendirikan Rumah Dunia, bekerja di stasiun TV, menulis serial Balada si Roy, hingga pada pencapaian diutus sebagai Duta Baca Indonesia yang mengharuskannya keliling Indonesia dalam program literasi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Itulah Gol A Gong, seorang anak berlengan satu namun memiliki mimpi setinggi langit. Karena pantang menyerah ia mendapat banyak pencapaian melebihi orang dengan fisik yang sempurna.

Analisis

Buku ini menggunakan alur campuran, tidak diceritakan berdasarkan urutan peristiwa. Cerita diawali dengan proses pengobatan tokoh yang ditemani oleh istri terkasih. Lalu menceritakan kisah-kisah seru lain yang dialami tokoh. Semua kisah mengandung pesan atau pembelajaran hidup. Bahasa yang digunakan sangat komunikatif, terkadang menyelipkan humor yang membuat pembaca tersenyum-senyum sendiri.

Evaluasi

Kisah dalam buku ini membawa emosi pembaca dan menjelaskan secara rinci perjalanan sukses Gol A Gong meskipun tidak dituliskan berdasarkan urutan waktu namun kita dapat mengetahui dengan membaca setiap peristiwa yang dialami tokoh. Di awal ataupun di akhir bab selalu disuguhkan puisi yang begitu bermakna. Sangat jelas bahwa Gol A Gong memiliki kemampuan bahasa dan sastra yang mumpuni. Di setiap kisah juga selalu ada pesan yang tersirat. Beberapa di antaranya yaitu pentingnya membudayakan literasi dalam keluarga dan memberikan pendidikan terbaik untuk anak. Namun, buku ini memiliki kualitas yang kurang baik, halaman-halamannya mudah terlepas jadi agak kerepotan untuk menjaga agar urutan halamannya tetap pada tempatnya.

Kesimpulan

Buku ini sangat menarik untuk dibaca, mengajarkan kita untuk pantang menyerah dalam mencapai kesuksesan. Seorang yang lengannya hanya satu tapi memiliki segudang prestasi. Buku ini layak berada dalam koleksi bacaan di rumah.