book

Keajaiban Toko Kelontong Namiya

0
  • book
    Ditulis oleh
    Prayascitta Sakti Atma Esa
  • Dibuat tanggal
    06 Jul 2024
  • Sekolah
    SMP Darul Hikam Bandung

Orientasi

Keigo Higashino merupakan satu diantara beberapa penulis asal Jepang yang digemari oleh para pembaca Indonesia. Beberapa novel yang telah dihasilkannya adalah Malice dan The Newcomer yang bergenre misteri-kriminal. Namun, kali ini Keigo Higashino membuat novel dengan genre yang sangat berbeda dari novel-novel karyanya yang lain. Yaitu novel berjudul Keajaiban Toko Kelontong Namiya yang bergenre misteri-fantasi. Novel dengan alur waktu maju-mundur ini menyoroti berbagai aspek kehidupan di Jepang dengan latar waktu tahun 2012 dan latar waktu sekitar tahun 1970-an.

Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya yang ditulis oleh Keigo Higashino dengan karya asli berbahasa Jepang ini adalah salah satu novel best seller internasional. Novel ini berhasil meraih penghargaan 7th Chūōkōron Prize. Akhirnya novel ini diadaptasi menjadi film pada tanggal 29 Desember, 2017 yang juga mendapatkan penghargaan Nikkan Sports Film Award for Best Supporting Actress.

 

Sinopsis

Di tengah keremangan malam terdapat tiga pemuda bernama Atsuya, Shota, dan Kohei dalam pelarian setelah melakukan pencurian amatir di salah satu rumah. Atas saran dari Shota mereka bersembunyi di salah satu rumah bobrok itu dan meninggalkan mobil yang awalnya mereka kendarai untuk kabur, namun gagal karena mogok. Bangunan itu merupakan kombinasi dari rumah pribadi dan toko yang terbuat dari kayu dengan bentuk rumah khas Jepang. Bagian depannya merupakan toko dengan bagian belakangnya adalah rumah pribadi. Di depan bangunan tersebut tertulis ‘Toko Kelontong’, sedangkan kata belakangnya sudah terkelupas hingga sulit terbaca.

Awalnya mereka berniat untuk menetap di toko kelontong tersebut hanya sampai pagi tiba. Tapi, tiba-tiba keanehan terjadi, selembar surat jatuh ke dalam kotak kardus yang diletakkan di dekat pintu gulung. Seseorang menyelipkan surat tersebut lewat lubang surat. Surat itu ditulis oleh seseorang yang bernama Kelinci Bulan dan ditujukan kepada Toko Kelontong Namiya. Surat itu menanyakan solusi dari masalah yang dihadapi oleh sang Kelinci Bulan. Mereka mulai berspekulasi, mereka mengira polisi datang untuk menjebak mereka ataupun seseorang salah mengirimkan surat ke sebuah bangunan tua, Atsuya pun memeriksa ke luar toko. Nihil, tak ada siapapun di luar. Surat itu juga bukan surat yang salah dikirim karena bangunan itu memanglah merupakan Toko Kelontong Namiya.

Setelah itu mereka mencari tahu tentang Toko Kelontong Namiya. Mereka menemukan bahwa ternyata, dahulu kala pada tahun 1970-an, toko kelontong tersebut memang menerima surat untuk berkonsultasi tentang masalah hidup pengirim surat. Berawal dari lelucon yang dilontarkan oleh anak-anak sekitar toko dengan sengaja salah menyebut nama toko menjadi ‘Nayami’ yang artinya masalah. Awalnya yang datang hanyalah surat berisi masalah kecil dari anak-anak seputar dunia sekolah namun, lama kelamaan datanglah berbagai surat dengan masalah yang lebih besar dan akhirnya surat balasan yang lebih pribadi untuk masalah yang rumit disampaikan melalui kotak susu disamping toko.       

Atsuya, Shota, dan Kohei yang telah membaca penjelasan tersebut kemudian berdebat menentukan apakah mereka akan membalas surat tersebut. Mereka pun memutuskan untuk memberikan balasan. Kemudian, beberapa surat pun kembali berdatangan. Surat dari seorang Musisi yang dilema memilih untuk melanjutkan karirnya atau melanjutkan toko ikan milik ayahnya yang sudah sakit-sakitan serta surat dari seorang Wanita yang bingung untuk membuat keputusan karir lebih lanjut menjadi office lady atau pekerjaan hostes. Beberapa waktu kemudian, mereka menemukan laman di internet yang memberi pemberitahuan kepada orang-orang yang diberi saran oleh Toko Kelontong Namiya untuk memberikan surat berisi ucapan jujur apakah saran-saran Toko Kelontong Namiya berguna. Atsuya, Shota, dan Kohei pun kaget karena pemberitahuan tersebut diberitahukan pada hari itu juga. Tapi, mengapa tak ada sepucuk surat pun yang datang? Mereka pun melakukan percobaan dengan memasukkan kertas kosong ke dalam lubang surat dan benar saja, tidak ada surat yang keluar. Surat tersebut datang ke zamannya Pak Namiya

Pagi pun tiba, Atsuya, Shota, dan Kohei bersiap untuk keluar dari toko tersebut. Tiba-tiba Atsuya menemukan sepucuk surat yang ditujukan kepada Toko Kelontong Namiya dengan nama pengirim surat yang sama dengan Wanita yang mereka beri saran. Surat itu mereka temukan dalam tas tenteng diantara barang-barang curian mereka lainnya. Mereka mencuri barang-barang Wanita tersebut dikarenakan Wanita tersebut berniat mengubah panti asuhan tempat Atsuya, Shota, dan Kohei tumbuh menjadi love hotel atau sejenisnya. Saat mereka melakukan pencurian tersebut, Wanita itu menyangkalnya namun, Atsuya, Shota, dan Kohei tidak percaya.

Setelah mereka membaca surat dari Wanita tersebut untuk Toko Kelontong Namiya, mereka berniat untuk mengembalikan barang-barang curian mereka dan membuka lakban yang menutup mata dan mulut Wanita tersebut walaupun mereka akan masuk penjara sebagai bayarannya. Mereka akhirnya percaya bahwa Wanita itu tak berniat mengubah panti asuhan mereka menjadi love hotel.

Mereka akhirnya beranjak dari tempat itu untuk mengembalikan barang-barang curian dan membuka lakban yang menutup mata dan mulut Wanita tersebut seraya pasrah dengan konsekuensi apapun yang akan mereka dapatkan. Untuk yang terakhir kalinya Atsuya membuka kotak susu dan mendapatkan sepucuk surat. Sebuah surat yang berisi pesan hangat serta menyentuh hati. Dari Toko Kelontong Namiya.

 

Analisis

Novel Toko Kelontong Namiya memliki alur yang anti main-stream, berbeda, dan unik. Novel ini memiliki alur waktu maju-mundur yang diceritakan dengan mengalir, menceritakan setiap tokoh yang ada di dalamnya dengan sangat baik sehingga perkembangan setiap tokohnya menjadi salah satu esensi dalam karya ini. Emosi yang disampaikan melalui diksi-diksi Keigo Higashino juga tersampaikan dengan baik sehingga pembaca dapat larut dengan emosi dan watak setiap tokohnya. Latar belakang setiap tokoh yang kuat dapat mendukung sifat setiap tokohnya, membuat cerita menjadi kompleks dan hidup. Keigo juga dapat menjelaskan hubungan antar tokoh dengan bertahap sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

 

Evaluasi

Novel ini menonjolkan proses perkembangan setiap tokohnya sehingga dapat menjadi pesan tersendiri untuk para pembacanya dan juga menyentuh hati karena kita diberitahukan tentang perjuangan setiap tokohnya. Pembaca akan larut dengan setiap emosi dalam cerita karena digambarkan dengan sangat baik oleh Keigo Higashino.

Konflik dalam novel ini menyoroti beberapa bidang seperti ekonomi, psikologi, kesehatan, teknologi, dan sosial di Jepang yang dapat memberikan wawasan baru kepada pembaca. Namun, karena konflik itulah novel ini tidak disarankan untuk pembaca yang bukan remaja ke atas. Konflik-konflik ini juga tidak terlalu dapat dipahami oleh pembaca dari luar Jepang sehingga konflik di dalam cerita tersebut hanya dipahami selintas saja--tidak terlalu dalam walaupun pembaca diberikan sedikit penjelasan tentang konflik-konflik yang pernah terjadi di Jepang

Judul Buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Penulis Keigo Higashino
ISBN 978-602-06-4829-3
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 28 Maret 2012
Penerbit Gramedia
Jumlah Halaman 400

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama