
Detektif Imai dan Teka-Teki Lukisan Berantai
-
Ditulis olehHaura Raiwalia Gandi
-
Dibuat tanggal
07 Jul 2024
-
Sekolah
SMAN 2 TAMBUN UTARA
Pendahuluan
Buku "Detektif Imai dan Teka-teki Lukisan Berantai" merupakan buku ketiga dari seri Detektif Imai dengan cetakan pertama pada tahun 2012. Seri buku pertama yang berjudul "Detektif Imai dan Kasus Ruangan Separuh Retak", dan buku kedua "Detektif Imai dan Misteri Brownies yang Terluka".
Sinopsis
Imai mendapat berita kematian kakeknya yang menghilang di Belanda, Imai yakin bahwa penyebab kematian kakeknya karena dibunuh, hal itu semakin diperkuat dengan Imai yang mendapat kartu pos berisi pesan rahasia. Merasa tidak mendapat petunjuk apapun di Jakarta, Imai memutuskan untuk pergi Jogjakarta, tepatnya ke studio kakeknya. Imai ditemani oleh Kaisar dan Nino; namun baru saja sampai di Jogjakarta, mereka langsung mendapat tembakan selamat datang dari sosok misterius. Berusaha tegar, Imai segera menuju studio kakeknya yang berada di daerah terpencil di pinggir Pantai Selatan. Mereka menemukan studio tersebut sudah di acak-acak dan beberapa lukisan kakeknya dirusak.
Mereka kemudian mencari petunjuk-petunjuk yang mungkin di tinggalkan kakeknya Imai, di lain sisi Imai juga meminta bantuan Argen kakak sepupunya untuk menghubungi pihak galeri demi mencari tahu daftar kolektor yang suka membeli lukisan kakek. Mereka menemukan beberapa nama yang mungkin terlibat dengan kakek. Salah satunya, Johansyah Henning ayah dari Nolan Henning sang pangeran di SMP Widyatamaka. Imai juga menemukan lukisan dengan model manusia yang diketahui bernama Karima Azyati, mereka segera pergi ke tempat Karima untuk bertanya-tanya mengenai hubungannya dengan kakek. Mereka lalu mendapat daftar nama baru yang patut dicurigai, yaitu Nugraha paman dari Karima Azyati.
Kembali ke Jakarta, Imai berniat menyelinap masuk mencari lukisan kakeknya di rumah Nolan saat hari ulang tahunnya; Imai dan Lila menyamar sebagai pelayan katering demi mencari lukisan tersebut. Imai yang hampir dipergoki sebagai pencuri membongkar identitasnya dihadapan Nolan, untungnya Nolan berbaik hati menunjukan lukisan tersebut. Namun, tiba-tiba alarm tanda kebakaran berbunyi membuat mereka berdua segera berlari keluar menyelamatkan diri. Naas, itu semua adalah tipuan dari orang misterius, saat mereka kembali lukisan tersebut sudah dicuri oleh pelaku.
Beberapa hari kemudian, Imai bertemu dengan Nolan untuk meminta maaf terkait lukisan yang dicuri. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di belakang mereka berdua, belum sempat bertindak apapun seorang pria misterius segera menodongkan pisau ke leher Nolan dan memaksa Imai masuk ke dalam mobil. Imai terpaksa menuruti perintah tersebut, di dalam mobil pria tersebut memperkenalkan dirinya, dia adalah Nugraha paman Karima Azyati. Nugraha membawa mereka ke daerah terpencil, dia memaksa Imai memecahkan teka-teki lukisan itu. Sementara itu, Kaisar, Lila, dan Biru yang mengkhawatirkan Imai mendapat kabar bahwa Imai dan Nolan diculik. Biru yang sudah memberi pelacak GPS pada boneka teddy bear Imai menemukan lokasi mereka berdua, Kaisar memberi tahu Nino lokasi GPS tersebut, dan Nino segera pergi ke sana sendirian.
Imai akhirnya memecahkan teka-teki lukisan tersebut yang sebenarnya adalah sebuah puzzle, ia meminta gunting dan dibantu oleh Nolan mereka menyusun lukisan tersebut. Setelah puzzle tersebut tersusun sempurna, terlihatlah sebuah kebenaran yang telah lama dipendam. Imai akhirnya mengetahui bahwa kakenya dan kakek Nolan membunuh seorang wanita bernama Tania, ibu dari Nugraha. Nugraha yang akhirnya mengetahui kebenarannya hendak membalaskan dendamnya kepada mereka berdua. Nolan berhasil melarikan diri setelah Nino datang menyelamatkan, namun Imai kembali tertangkap karena berusaha membantu Nino. Nugraha menyeret Imai menuju ke sebuah danau tempat di mana jasad Tania di buang, tetapi seseorang kembali menginterupsi; Johansyah Henning datang untuk membunuh Nugraha saat itu juga. Saat Johansyah mengeluarkan tembakan, Imai menyelam ke dalam danau sedalam-dalamnya. Sialnya, kaki Imai mendadak mengalami kram dan ia mulai kehabisan napas, saat kesadarannya menipis ia akhirnya diselamatkan oleh Kaisar. Nugraha ditangkap akibat kasus penculikan, begitu pula Johansyah Henning.
Analisis
Dyah menggunakan dialog bahasa baku di beberapa karakter seperti Imai, Kaisar, Nolan, Lila, dan karakter lain; namun, Dyah juga menggunakan dialog sehari-hari pada karakter Nino dan teman-teman premannya. Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, sehingga membuat penceritaan lebih leluasa. Dalam novel ini, Imai yang menjadi tokoh utama cerita memiliki deskripsi sifat yang lebih menonjol ketimbang karakter lain, namun bukan berati karakter lain tidak memiliki karakteristik.
Kelebihan
Novel detektif Imai menyajikan misteri berbentuk seperti puzzle yang harus disusun untuk menemukan jawaban teka-teki. Teka-teki yang dikan juga tidak terlalu berat sehingga bisa dinikmati oleh pembaca remaja. Beberapa paragraf juga mengandung humor yang cukup menggelitik, biasanya terjadi akibat lontaran kata-kata antar karakter. Karakterisasi karakter juga mudah dibedakan mulai dari Imai yang penuh rasa ingin tahu, Kaisar sahabat Imai yang kaku dan rasional, Nino si preman sekolah yang siap meninju siapapun, Lila sang princess di grup Misterium, dan Biru yang entah bagaimana hanya menuruti ucapan Lila.
Kekurangan
Di beberapa dialog Nino terkesan tidak terlalu konsisten, terkadang ia memakai bahasa sehari-hari, namun terkadang memakai bahasa baku yang terasa kurang sesuai dengan karakternya yang di deskripsikan sebagai preman sekolah.
Penutup/Kesimpulan
Buku ini cocok dibaca bagi yang baru mulai menyelami novel-novel bergenre misteri, karena teka-teki yang masih bisa diikuti oleh pembaca muda. Novel ini juga bisa direkomendasikan ke teman-teman yang berusia 12 tahun keatas.
0 komentar