
Red Storm Rising
-
Ditulis olehHerzego Berliavin Delastyanto
-
Dibuat tanggal
10 Jul 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Yogyakarta
“Red Storm Rising” adalah novel thriller militer yang ditulis oleh Tom Clancy, pertama kali diterbitkan oleh G.P. Putnam's Sons pada tahun 1986. Tom Clancy lahir di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pada tanggal 12 April 1947. Tom Clancy lulus dari Loyola College (sekarang Loyola University Maryland) di Baltimore pada tahun 1969 dengan gelar sarjana dalam bidang sastra Inggris. Meskipun ia awalnya ingin bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat, ia ditolak karena penglihatannya yang buruk. Ia memulai karirnya pada tahun 1984 dengan menulis novel pertamanya berjudul “The Hunt for Red October,” yang langsung menjadi bestseller. Keberhasilan “The Hunt for Red October” membuka jalan bagi Clancy untuk menulis serangkaian novel, diantaranya adalah novel terkenal termasuk “Red Storm Rising”(1986), “Patriot Games”(1987), “Clear and Present Danger”(1989), dan “The Sum of All Fears”(1991). Novel-novel Clancy sering kali memadukan intrik politik, detail teknologi militer, dan aksi mendebarkan, yang membuatnya sangat populer di kalangan pembaca. Itulah kenapa saya memilih buku ini.
“Red Storm Rising” berkisah tentang konflik global yang melibatkan NATO dan Pakta Warsawa (Uni Soviet) selama Perang Dingin. Cerita dimulai dengan serangan teroris di kilang minyak Soviet yang menyebabkan krisis energi besar-besaran di Uni Soviet. Menghadapi keruntuhan ekonomi, para pemimpin Soviet memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan adalah dengan menginvasi Eropa Barat. Untuk mengalihkan perhatian NATO dan memastikan kemenangan cepat, Soviet meluncurkan serangan besar-besaran dan tiba-tiba. Mereka memulai dengan operasi skala besar untuk menghancurkan armada Atlantik NATO, yang disebut sebagai “Red Storm”. Dalam serangkaian pertempuran laut, udara, dan darat yang intens, pasukan NATO dan Soviet bertarung dengan segala kekuatan yang mereka miliki.
Cerita ini berfokus pada berbagai karakter dari kedua belah pihak, termasuk komandan militer, pilot, awak kapal selam, dan tentara darat. Di sisi NATO, terdapat karakter seperti Robert Toland, seorang analis intelijen Amerika, Michael D. Edwards, perwira meteorologi dan menjadi intelijen selama pendudukan Soviet di Islandia, dan Edward Morris, seorang kapten di Angkatan Laut Amerika Serikat yang memimpin kapal perusak USS Pharris dan USS Reuben James. Di sisi Soviet, ada Alekseyev, seorang jenderal Soviet yang memimpin operasi invasi Eropa Barat, Mikhail Sergetov, seorang anggota Politbiro Soviet yang terlibat dalam pengambilan keputusan strategis di Moskow, dan Ivan Sergetov, anak dari Mikhail Sergetov dan ajudan Jenderal Alekseyev.
“Red Storm Rising” pernah menjadi buku bestseller di Amerika di periode 1980-an bersamaan dengan novel “Patriot Games” buatan Tom Clancy. Buku ini juga menggunakan struktur naratif yang berlapis-lapis, dengan berbagai sudut pandang dari karakter di kedua belah pihak konflik. Ini memberikan pembaca gambaran yang komprehensif tentang skala besar dari perang yang digambarkan. Seperti pendahulunya, “The Hunt for Red October” , buku ini mendapat pujian kritis atas narasi militernya yang akurat. Gaya penulisan Tom Clancy yang sangat detail dan teknis mungkin menjadi tantangan bagi beberapa pembaca, tetapi ini juga yang memberikan keunikan dan kekuatan pada narasinya. Tetapi, kekurangan utama dalam buku ini adalah halaman yang terlalu panjang dan alur cerita yang kompleks. Jujur saja, saat membaca buku ini saya harus membolak-balik halaman agar saya bisa paham dengan alur yang diceritakan.
Meskipun memiliki kekurangan, novel "Red Storm Rising" tetap menjadi karya yang penting dalam genre thriller militer, menawarkan wawasan mendalam tentang strategi perang modern dan konsekuensi global dari konflik berskala besar.
2 komentar
mantap mas avin, lanjutkan