
The Valley of Fear
-
Ditulis olehNaida Aprilia
-
Dibuat tanggal
17 Jul 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Palimanan Cirebon
Novel The valley of fear atau dalam Bahasa Indonesianya lembah ketakutan adalah salah satu dari 4 novel klasik dari petualangan detektif Sherlock Holmes dengan sahabatnya bernama Dr.Watson. Novel ini dibuat oleh seorang dokter dan penulis terkenal dari Inggris bernama Sir Arthur Conan Doyle, yang dikalau teman teman tahu namanya itu menjadi tokoh utama di serial detektif conan dari Jepang. untuk di Indonesia sendiri novel ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka yang berada di Jakarta pada tahun 2019. Novel ini berisi cerita misteri yang mendebarkan dan menarik pembaca nya untuk menyelesaikan kasus yang ada dalam cerita tersebut. Sir Arthur Conan Doyle sangat hebat dalam membuat novel Sherlock Holmes ini, terutama untuk novel the valley of fear ini.
Cerita ini dimulai dengan Holmes yang menerima sebuah pesan sandi dari informan bernama Porlock. Pesan itu mengarahkan Holmes dan Dr.watson ke pembunuhan brutal di Sussex Inggris. Namun sayangnya, Holmes dan Dr. Watson datang terlambat menyelamatkan korban. Korban tersebut bernama John Dounglas yang ditembak dikepalanya dan tampaknya tidak ada motif yang jelas untuk pembunuhannya. Namun ternyata penyelidikan Holmes mengungkapkan kisah yang jauh lebih dalam yang terkait dengan masa lalu Douglas di Amerika Serikat, khususnya dengan organisasi kriminal yang dikenal sebagai Scowrers di sebuah wilayah yang disebut "The Valley of Fear".
Dalam novel ini Sir Arthur Conan Doyle sekali lagi menunjukkan keahliannya dalam menciptakan alur cerita yang rumit namun memikat. Novel ini berbeda dari beberapa cerita Sherlock Holmes lainnya karena memiliki struktur yang unik,narasi dalam novel dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama berfokus pada penyelidikan Holmes di Inggris, sedangkan bagian kedua menceritakan latar belakang korban dan hubungannya dengan organisasi Scowrers di Amerika.
Karakterisasi Sherlock Holmes tetap menarik dengan kecerdasan dan metode deduksi yang luar biasa. Lalu ada juga Dr. Watson berperan sebagai pendamping setia yang mendokumentasikan petualangan mereka, menambah dimensi humanis pada cerita ini. Peran antagonis yang kompleks dan latar belakang organisasi kriminal memberikan dimensi baru pada novel ini, menjadikannya lebih dari sekadar misteri pembunuhan biasa. Terdapat juga plot wish yang tidak disangka sangka menjadikan novel ini sangat menarik untuk dibaca. Dalam novel ini terdapat plot yang Kompleks yang berisi alur cerita yang penuh dengan tikungan dan misteri yang membuat pembaca terus menebak hingga akhir sehingga membuat pembaca bersemangat untuk menyelesaikan sampai akhir. Lalu, terdapat juga Karakter yang Kuat yaitu Holmes dan Watson yang tetap menjadi pasangan detektif yang tidak terlupakan dengan dinamika yang mendalam sehingga mempunyai kecirikhasan diantara novel misteri lainnya. Lalu terdapat pula Latar Belakang yang Menarik yang berisi Pengenalan elemen-elemen dari organisasi kriminal Amerika memberikan dimensi yang menarik pada cerita.
Walau banyak sekali kelebihan dari novel ini tidak dapat dipungkiri bahwa masih tetap ada kekurangan nya,menurut saya pacing yang tidak merata yaitu pada bagian transisi antara dua bagian cerita bisa terasa agak mendadak dan mungkin membingungkan bagi beberapa pembaca. Kemudian juga Beberapa karakter pendukung yang kurang dikembangkan sehingga terasa kurang mendalam.
Namun walau begitu novel "The Valley of Fear" adalah tambahan yang menarik dan menegangkan dalam seri Sherlock Holmes. Meskipun memiliki beberapa kekurangan dalam hal pacing dan pengembangan karakter sampingan, novel ini tetap menawarkan plot yang seru dan membuat orang penasaran. Dengan latar belakang yang kaya dan karakter yang ikonik, novel ini layak dibaca oleh para penggemar cerita detektif dan misteri. Saya sarankan untuk yang baru membaca seri novel Sherlock Holmes ini untuk membaca novel pertama nya yang berjudul "The Study in Scarlet" agar lebih memahami latar belakang dari kisah sherlock homes dan Dr. Watson.
0 komentar