book

Gajah Mada

0
  • book
    Ditulis oleh
    Senapati Ranuarka
  • Dibuat tanggal
    19 Jul 2024
  • Sekolah
    SMP SAINS TEBUIRENG

Sang Pemberani

Resensi oleh: Senapati Ranuarka

 

 

Keberanian adalah sifat terpuji yang dimiliki orang-orang besar. Berani menyatakan bahwa sesuatu itu benar atau salah meskipun pahit. Berani melawan penindasan. Berani melawan ketakutan-ketakuan. Sifat-sifat pemberani harus kita miliki. Kita bisa belajar dari tokoh-tokoh yang lahir sebelum kita. Salah satunya adalah membaca sejarah.

Buku yang saya resensi kali ini berjudul Gajah Mada yang ditulis oleh Langit Kresna Hariadi. Diterbitkan Penerbit Tiga Serangkai pada tahun 2007, cetakan keenam. Buku setebal 582 ini berukuran 14x21 cm. Buku ini adalah buku seri pertama dari lima seri. Lima seri sudah tamat saya baca. Saya memilih seri pertama untuk diulas karena menjadi pondasi awal dari semua cerita.

Membaca Gajah Mada, satu kesan yang saya dapat adalah: Keberanian! Hal pertama yang terpikir adalah, mengapa Gajah Mada? Ada lelucon yang mengatakan, perguruan tinggi tertua dan terbaik di Indonesia namanya Gadjah Mada. Bukan Hayam Wuruk atau Majapahit. Di buku ini kita bisa menyimpulkannya.

Nah, setelah membaca buku ini, yang membuat Majapahit besar adalah patihnya, Gajah Mada. Gagasan dan sifat pemberani adalah hal terpenting yang dimilikinya. Salah satu gagasan besar yang dilontarkan menjadi sebuah sumpah adalah “Sumpah Palapa”. Sebelum menjadi patih, Gajah Mada adalah pemimpin pasukan elit kerajaan yang bernama “Bhayangkara”.

Buku ini adalah sebuah novel sejarah. Terdiri dari 51 bab, novel ini di buka dengan gambaran sekilas tentang kerajaan-kerajaan sebelum Majapahit. Mulai dari Sriwijaya, Mataram-Hindu, kemudian beruntun kerajaan Airlangga, Kahuripan, Kediri, dan Singasari.

Novel seri pertama ini mengisahkan Majapahit di masa Prabu Jayanegara. Pada masa ini kerjaan mengalami pemberontakan berberapa kali. Salah satunya dilakukan oleh Ra Kuti. Ra Kuti bahkan sempat berhasil menguasai kerajaan. Jayanegara dikawal sendiri oleh Gajah Mada karena pasukan elit Bhayangkara diketahui kemasukan mata-mata. Gajah Mada saat itu berpangkat “bekel”, yaitu pegawai kerajaan yang memiliki tugas khusus.

Raja Jayanegara mengalami pengungsian, yang sebelumnya sempat dikawal pasukan Bhayangkara. Pada bagian penyelamatan Jayanegara inilah novel menceritakan dengan detail peristiwa demi peristiwa. Cerita dibuat oleh penulisnya sedemikian menegangkan. Mata-mata Ra Kuti yang masuk di pasukan Bhayangkara di masa pengungsian ini membuat Gajah Mada dan pasukannya bersitegang.

Gajah Mada akhirnya berhasil menumpas pemberontakan. Prabu Jayanegara merebut kembali kerajaan. Namun, tak berselang lama, sang raja sakit. Guna menyembuhkannya, didatangkan seorang tabib bernama Ra Tanca. Tabib ini ternyata menyimpan dendam kepada Prabu Jayanegara. Pada saat penyembuhan, Ra Tanca memasukkan racun ke dalam obat. Raja Jayanegara akhirnya tewas. Gajah Mada ternyata berhasil membongkar kejahatan Ra Tanca. Tabib itu pun dihukum mati.

Kekuatan novel ini ada pada detail penggambaran tokoh-tokoh dan latar belakang. Ada banyak tokoh dan nama tempat yang harus diingat agar pembaca terus bisa mengikuti cerita. Saya berpikir bahwa penulis novel ini melakukan penelitian yang cukup lama untuk bisa bercerita dengan detail. Kekuatan lain novel ini adalah penceritaan yang teliti dan sabar, sehingga pembaca seperti saya selalu merasa ingin tahu, apa yang akan terjadi nanti.

Nah, teman-teman, saya rekomendasikan buku ini untuk kalian baca. Saya jamin, nanti akan ketagihan ingin membaca seri kedua, ketiga, sampai seri terakhir. Meskipun novel ini tebal, tetapi tidak terasa berat. Membacanya, kita akan mendapatkan banyak pelajaran berharga.

Teman-teman, tetap semangat ya. Salam sepekan satu buku!

 

 

Judul Buku Gajah Mada
Penulis Langit Kresna Hariadi
ISBN 9796685582
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2007
Penerbit Tiga Serangkai
Jumlah Halaman 582

0 komentar

Buat komentar