"Generasi kembali ka akar memuat berbagai akar batas-batasan yang di cetak oleh Dr. Muhammad Faisal dalam memahami generasi di Indonesia. dengan riset mendalam yang ia lakukan, ia membuat batasan serupa jembatan, yang berfungsi sebagai pemisah peristiwa sekaligus, penghubung kearifan antara satu generasi dan generasi lainnya. 
Generasi kembali ke akar adalah amunisi bagi generasi yang hidup di masa tenang, masa yang begitu tidak bergejolak seperti dulu yang di alami generasi pada masa sebelum kemerdekaan, generasi orde Lama, generasi orde Baru atau generasi eransisi Reformasi. Masa ketika, narasi narasi pesimensen adalah musuhan utama generasi. 
Yang di mana Dr. Muhammad Faisal melakukan penelitian menggunakan sejarah untuk menganalisis generasi yang akan datang dan menemukan pola perilaku pemuda, terkadang ia menggunakan ramalannya dan menjadi tren yang kenyataan. Secara tidak sengaja iya pun menjadi seorang futuris amatir. Yang dimana Generasi telah mengembang menjadi sebuah bola salju yang bergulir liar. Salah satu narasi yang berkembang di berbagai media adalah penafsiran tentang generasi yang bak membaca ramalan horoskop. Alih alih menggunakan istilah generasi milenial yang digambarkan individualitas, ia menyebut dengan istilah "generasi phi" Yang memiliki kecenderungan kolektif . 
Dan yang kerap di perbincangkan yaitu karakteristik generasi milenial yang di media kurang relevan untuk menggambarkannya yang masih memegang teguh akar indonesianya. Karna setelah mengalami pandemi atau covid 19, yang disebutkan dalam buku ini yaitu generasi pandemi yang tumbuh punya keperibadian dan arketip yang berbeda dengan generasi phi. Dan yang paling ditunggu tunggu yaitu generasi inilah yang akan menyosongkan tahun 2028-2035, sebagai puncak bonus demografi di Indonesia.