
Harta Pusaka Cinta
-
Ditulis olehELDAD KOSTAN PASAMBOAN
-
Dibuat tanggal
23 Jul 2024
-
Sekolah
SMK Kehutanan Negeri Makassar
Resensi Buku Harta Pusaka Cinta Karya Desni Intan Suri
Judul Resensi : Harta Pusaka Cinta yang Sia-sia
Oleh : Eldad Kostan Pasamboan
Novel dengan judul Harta Pusaka Cinta ini merupakan buku yang sangat menarik untuk dibaca. Novel ini merupakan buku cetakan pertama yang diterbitkan pada tahun 2014. Novel ini ditulis dan dikarang oleh Desni Intan Suri yang diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo Jakarta dengan ISBN : 978-602-02-4859-2. Novel dengan jumlah halaman yang sangat tebal yakni dengan ketebalan halaman sebesar 345 halaman. Desain dan warna buku yang sangat menarik membuat para pembaca sangat tertarik dan penasaran untuk membacanya. Penulis novel ini. Desni Intan Suri merupakan wanita kelahiran Padang, Sumatera Barat. Ia memulai karya-karyanya sejak bangku Sekolah Dasar yaitu berupa karangan cerita pendek di koran. Semenjak dewasa ia terkenal karena karyanya pada koran Harian Haluan dan Harian Singgalang. Tulisannya sangat terkenal karena banyak orang yang suka membacanya. Penulis novel ini pernah meraih penghargaan novel terbaik di IBF 2012.
Novel ini menceritakan tentang perjalanan Chintiya dan Rubert. Chintiya diutus oleh ibunya, Friska Aisyaharni untuk pergi menemui neneknya di Ampek Angkek, Sumatera Barat. Tujuan utama berkunjung ke rumah neneknya adalah meminta hak ibunya yaitu warisan ibunya yang belum sempat dibagikan. Di dalam novel ini juga menceritakan seorang sosok perempuan yang bernama Friska yang tak pernah dan tak tak mau lagi untuk menginjakkan kakinya di tempat kelahirannya.
Ia masih menyimpan dalam hatinya rasa dendam karena sifat ibunya yang selalu berinisiatif keras untuk melarangnya dan tidak mau memberikan restu kepada anaknya untuk menikah dengan Hans Leonard Rubert seorang pria yang berasal dari Belanda.
Alasan ibunya melarangnya untuk menikah karena keduanya memiliki agama yang berbeda oleh karena itu ibunya khawatir jika anaknya akan meninggalkan keyakinannya karena pria itu, namun pada akhirnaya ibunya pun memberikan restu kepada anaknnya. Namun perkawinannya tak mampu bertahan lama, sehingga membuatnya menyendiri namun itu tak membuatnya kembali ke kampung halamannya.
Friska lebih memilih tinggal dan menetap untuk berbisnis di Jakarta. Meski ia pintar dalam bidang perbisnisan namun ia menggunakan hasil kerjanya untuk berfoya-foya, sehingga membuatnya memiliki banyak utang. Hanya ada satu cara yang ada dalam pikirannya yaitu mengambil warisannya yang menjadi haknya untuk membayar semua utangnya itu. Di sisi lain, Chintiya yang diutus Anduang Babiah menemui kenyataan yang sama sekali di luar dugaan.
Novel ini sangat bermanfaat karena memberitahukan kita tentang gambaran bahwa pendidikan agama dalam keluarga menjadi hal yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari, bukan materi, bukan kedudukan, pangkat ataupun jabatan. Sosok ibu sangat diperlukan dalam sebuah keluarga. Karena hanya ibulah yang bisa memahami makna kehilangan seseorang dalam hidupnya, apabila itu menyangkut hubungan sakral antara ibu dan anak. Tidak semua kaum perempuan memiliki naluri keibuan, hanya sebagian ibu yang tau tentang naluri keibuan, sampai kemudian ia diberi amanah untuk melahirkan melalui rahimnya. Tidak semua ibu bisa memaknai berapa kuatnya aliran dan jiwa antara ibu dan anak. Walau sangat tipis tali hubungan itu, naluri ibu pasti akan tahu tentang bagaimana sifat, keadaan dan masa depan anaknya. Ia akan selalu diperkuat oleh sebuah naluri.
Novel ini sangat layak untuk dibaca karena desain bukunya yang bagus dan indah serta tulisan yang terperinci dan muda dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana sehingga para pembaca mudah memaham isinya, sehingga membuat pembaca tertarik untuk membacanya.
1 komentar
Bagus sekali. Semangat.