
Gawang Merah Putih
-
Ditulis olehIRFANSIUS DOWA
-
Dibuat tanggal
24 Jul 2024
-
Sekolah
SMK Kehutanan Negeri Makassar
Resensi Buku Gawang Merah Putih Karya Rudy Gunawan
Judul Resensi : Gawang Merah Putih yang Membuat Bangga
Oleh : Irfansius Dowa
Buku dengan judul Gawang Merah Putih ini merupakan buku yang sangat menarik untuk dibaca. Buku ini merupakan cetakan pertama yang diterbitkan pada tahun 2014. Buku ini ditulis dan dikarang oleh Rudy Gunawan serta diterbitkan oleh PT. Bentang Pustaka Yogyakarta dengan ISBN : 978-602-291-034-3. Buku dengan jumlah halaman yang cukup banyak yaitu 196 (seratus sembilan puluh enam) halaman dengan desain sampul yang menarik dapat membuat orang orang tertarik untuk membaca buku ini.
Penulis dengan nama lengkap Fransiskus Xaverius Rudy Gunawan ini, mendirikan dan mengelola majalah dengan konten khusus tentang disabilitas. Ia berprofesi sebagai wartawan biasa yang membawakan karya fiksi dan non-fiksi yang terbentang luas ke berbagai bidang termasuk dunia sepak bola. Sekarang ia sedang menulis buku keduanya yang berjudul Semangat Membantu (Official Story Timnas U-19) dan biografi Coach Indra Sjafi yang bertajuk Menolak Menyerah telah diterbitkan oleh PT. Bentang Pustaka pula.
Novel ini menceritakan tentang seorang anak kecil dari Pulau Bali yang bernama Putu Gede Juni Antara yang gemar bermain bola sejak kecil. Ia bercita-cita menjadi seorang pemain bola terkenal saat dewasa nanti. Putu kecil ingin sekali membeli bola tetapi ia tidak memiliki uang. Ia meminta kepada ibunya untuk membelikan bola untuknya. Ibunya langsung membelikannya karena Putu anak satu-satunya. Putu senang sekali ketika ibunya membelikannya bola. Putu adalah anak tunggal walaupun sebenarnya Ibu Putu sempat mengandung sekali lagi, tetepi keguguran karena kandungannya melemah saat Putu berumur sekitar 5 sampai 6 tahun. Ibu Putu menanyakan satu pertanyaan kepada Putu mengenai cita-citanya. Saat itu, Putu sedang menonton televisi bersama keluarganya. Putu pun menjawab pertanyaan ibunya bahwa ia ingin tampil di TV.
Kini keinginan masa kecil Putu pun terwujud dan Putu terus melangkah menuju masa depan yang membentang luas di hadapannya seperti lapangan hijau dalam sorotan lampu stadion yang terang benderang. Bola plastik seharga Rp3.000.00 yang memenuhi masa kecil Putu saat Ibu membelikan dia bola. Ketika Ibu Putu membelikan bola, ia segera bermain menendang bola di pekarangan rumahnya. Putu tak peduli mau sendiri atau bersama teman-temannya. Putu kecil tak pernah merasa bosan ketika bermain bola sendirian. Ia seakan terobsesi diri pada bola sejak dalam kandungan. Bagi Putu, bola adalah saudara yang menemaninya.
Ayah Putu bekerja sebagai pemahat patung batu. Ayah Putu sering kali mengajarkannya cara memahat patung batu, tetapi Putu tak berminat sedikit pun untuk mengetahui cara memahat patung batu dan membuat patung batu. Bagi Putu bermain bola lebih seru dari pada membuat patung batu. Di saat Putu berusia sekitar 10 (sepuluh) tahun, Ibu Putu membelikannya sebuah bola karet. Ia sangat senang ketika ibunya membelikan bola karet itu. Putu langsung mengajak teman-temannya untuk bermain bersama Putu. Bersama teman-temannya, ia sangat senang sekali. Mereka bermain bola dengan penuh canda dan tawa. Mereka bermain sampai kehabisan tenaga. Setelah bermain bola mereka beristirahat sejenak di bawah pohon sambil bergurau bersama dan bercakap-cakap. Putu tak akan melupakan kenangan bersama teman-temannya. Sekarang Putu telah dewasa dan sangat merindukan masa kecilnya itu.
Buku ini sangat menarik dan memberikan semangat kepada kita untuk berjuang. Memperjuangkan cita-cita yang ingin kita raih. Tetap semangat.
0 komentar