
Tiya : Sebuah Kisah Pencarian Makna Hidup
-
Ditulis olehAKBAR
-
Dibuat tanggal
24 Jul 2024
-
Sekolah
SMK Kehutanan Negeri Makassar
Resensi Buku Tiya : Sebuah Kisah Pencarian Makna Hidup karya Samarpan
Judul Resensi : Mencari Arti Kehidupan dari Kisah Tiya
Oleh : Akbar (Kelas XI.A Vitex cofassus)
Buku dengan judul Tiya : Mencari Makna Hidup ini merupakan buku yang sangat menarik untuk dibaca. Buku ini merupakan buku cetakan pertama yang diterbitkan oleh Helpercollins Publisher Yogyakarta dengan ISBN : 978-602-8811-14-9 dengan jumlah halaman 192 lembar dan didesain sampul yang berwarna cukup menarik untuk dibaca oleh penggemar buku. Penulis novel ini bernama Samarpan kelahiran Kota Bihar Negara India. Dia mengenyam pendidikan pada bidang metematika saat berusia 20 tahun. Sekarang dia tinggal di Kota Kolkatta, Bengal, India. Novel Tiya ini saya dapatkan di perpustakaan sekolah saya. Saya sangat menyukai buku novel. Melihat sampulnya yang kuning dan cantik membuat saya sangat ingin membaca buku ini. Dari segi terjemahan, saya bisa acungi jempol untuk penerjemah dan penyuntingnya, sebab hasilnya sangat bagus, sangat enjoyable. Isinya juga banyak mengandung ungkapan bijak yang kadang-kadang membuat kita berkaca diri dengan karakter Tiya Si Beo Cerewet. Contohnya seperti saat Tiya dipuji oleh teman-temannya.
Novel ini juga menceritakan tentang perjalan mencari makna kehidupan. Di atas pohon yang sama ad seekor dua burung yang berbulu sangat indah. Mereka berdua sangat ramah. Namun yang satu makan buah, yang lainnya. Duduk betengar di sana. Dan ad satu burung yang ada di ranting lebih rendah makan buah yang manis dan yang pahitdan menjadi bahagiah dan juga sedih di kemudian hari burunglain memandan bangkit mendaki perlhan ke podium. Menceritakan pandangannya dan menerima leguhan serta isakan tangis yang kencang dari para peserta (tepuk tangan).saya rasa bagi mereka yang beragama islam , buku ini mungkin akan lebih mudah dipahami secara lebih detil, karena sepertinya filosofi di dalamnya sedikit banyak berhubungan dengan tersebut. Setidaknya itu yang disampaikan di pengantar, dan mungkin juga karena pengaruh latar belakang penulisnya yang seorang rahib di India. Tapi, bagi yang tidak membaca Weda pun tetap bisa mengambil makna dari kisah Tiya, sebab buku ini sifatnya universal. Moral yang bisa dipetik dari kisah Tiya ini sangat bagus, yakni bahwa setiap orang pasti akan melalui proses yang bermacam-macam, ada pahit, ada manis. Dan di setiap proses itu, terkadang kita cenderung mengikuti hawa nafsu kita. Ya nafsu berbicara, berkomentar, marah, tak suka, dan lain lainnya.
Selain itu novel ini juga menceritakan ratu lebah yang besar dan sngat sombong dan tolol. Karena jutaan lebah di bawa kuasaannya yang terus mendengung di sekitarnya mngibaskan ekornya, memberinya nektar terbaik perlakuan tersebut membuat ratu lebah yang sombong ini menjadi tubuhnya menyala dengan sinar yang tidak tertandingi, kecantikannya tapi kecerdsannya berkurang.dan pada akhirnya tiyah si burung beo, sejak lahir tinggal di pohon beringin namun tiya si burung beo ini berbeda dengan teman –temannya yang suka bercolete sambil mencari cacing si bie ini Cuma bisa merenung seharian sehingga djuluki oelh teman-tamannya burung pemlas oleh burung yang lain sehingga suatu ketika terdengar suara misterius yang mengugah kesadaran atu jati dirinya. Dan juga burungbeo ini memutuskan untuk sperti burung yang lainyang aktif
Novel ini sngat menarik danlayak untuk di baca karena isi buku ini lumayan tebal dan desainnya juga unik dan menarik serta bahsanya yang mudah di pahami penbaca. Senhinggah penbaca tertarik untuk membacanya.
0 komentar