“Ifan(i)” merupakan karya novel dari seorang penulis yang bernama Ditie Damari. Buku ini diterbitkan oleh CV. Biru Magenta Media pada tahun 2020 dengan berjumlahkan halaman sebanyak 320 halaman dan ukuran buku sebesar 13x19 cm. Ditie Damiri, kelahiran Jakarta pada 6 Maret 1983, adalah seorang penulis yang sempat berdomisili di Palembang. Selain mengurus rumah tangga, ia juga menerjemahkan artikel dan dokumen dari Bahasa Belanda serta mengajar Bahasa Inggris untuk anak-anak. Ditie pernah bekerja di The Jakarta Post sebagai asisten redaksi dan di SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy) di bidang Marketing Communication and Sales. Ia lulusan Universitas Indonesia jurusan Sastra Belanda dan Politeknik Negeri Jakarta jurusan Keuangan dan Perbankan. Hobinya menulis sejak remaja, dengan beberapa karya yang diterbitkan di majalah remaja, surat kabar lokal dan nasional, serta majalah perempuan dewasa. Buku pertamanya, "Ifan(i)", merupakan adaptasi dari cerbung berjudul "Ifan" yang terbit di grup Facebook komunitas bisa menulis. Saya tertarik meresensi buku ini karena mengangkat tema identitas dan pencarian jati diri, yang merupakan isu penting yang sering dihadapi oleh remaja era sekarang. Buku ini berusaha menggambarkan perjalanan seorang individu dalam memahami dan menerima dirinya di tengah berbagai tantangan sosial dan pribadi.

“Ifan(i)” merupakan novel yang menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda yang bernama ifan yang sedang bimbang akan jati dirinya, karena ia merasa bahwa dirinya seorang perempuan tetapi ia masih menyukai seorang perempuan, Ifan merasa terjebak ditubuh yang tidak sesuai dengan gendernya, maka dari itu  ia sedang berjuang menemukan jati dirinya. Dalam perjalananya mencari jati dirinya, ia dipertemukan kembali oleh seorang wanita yang bernama Mira. Mira adalah sahabat Ifan yang akan membantu Ifan dalam menemukan jati diri, mulai ia memperkenalkan Ifan kepada orang yang dipercaya akan membawa Ifan menuju jalan yang lurus yang bernama Umar, sampai ia sendiri turun tangan langsung membimbing Ifan dalam mencari jati dirinya. Banyak tantangan yang Ifan hadapi mulai dari sanksi sosial dari orang sekitar sampai merelakan material yang ia dapatkan dengan susah payah. Akankah Ifan berhasil dalam menemukan jati dirinya? Ataukah ia masih terjebak dengan identitasnya? Temukan jawaban tersebut didalam novel ini

Gaya penulisan dalam novel ini sangat detail secara emosional. Penulis memulai dengan memperkenalkan tokoh utama secara mendalam, kemudian menceritakan berbagai masalah yang dihadapi oleh tokoh tersebut, hingga akhirnya menggambarkan bagaimana tokoh utama mencari solusi untuk setiap masalah yang muncul. Tema lainnya yang diangkat dalam novel ini adalah identitas dan penerimaan diri. Melalui alur ceritanya, pembaca diajak untuk memahami kompleksitas identitas gender dan pentingnya peran orang-orang di sekitar dalam pembentukan karakter seseorang. Selain itu, tema-tema lain seperti diskriminasi, persahabatan, dan keluarga sudah dieksplorasi dengan sangat baik, memberikan dimensi yang lebih kaya dan mendalam pada keseluruhan narasi.

Buku ini berhasil dalam menyampaikan makna cerita, gaya penulisan yang sangat emosional bisa membawa pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh utama, penggambaran karakter juga sangat detail sehingga karakter dalam novel ini sangat kuat dan realitis. Buku ini juga mengangkat isu sosial yang relevan dengan generasi muda sekarang, membuka mata pembaca terhadap kompleksitas identitas gender. Namun, beberapa bagian cerita terasa lambat dan repetitif mungkin membuat beberapa pembaca bosan, juga perpindahan plot yang terkesan agak tergesa gesa membuat cerita kurang dipahami secara mendalam, dan cerita yang kurang dijabarkan dengan baik.

“Ifan(i)" adalah buku yang sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang isu identitas gender dan perjuangan untuk menerima diri sendiri. Ditie Damari berhasil menyampaikan pesan penting dengan cara yang menyentuh dan mendalam. Buku ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga wawasan dan empati terhadap perjuangan yang sering kali tidak terlihat oleh banyak orang. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk semua pembaca, terutama mereka yang tertarik pada isu-isu sosial dan psikologis. "Ifan(i)" adalah sebuah karya yang menggugah hati dan pikiran, mengajak kita untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan dalam diri setiap individu.