book

Dompet Ayah Sepatu Ibu

5
  • book
    Ditulis oleh
    Carissa Mutia Rahimi
  • Dibuat tanggal
    29 Jul 2024
  • Sekolah
    Madrasah Tsanawiyah Negeri 6

Apakah kemiskinan membuat seseorang bermimpi pun harus tahu diri? Bagaimana jadinya jika impian seseorang terhalang kemiskinan? Nah, novel ini mengajak kita untuk terus bermimpi sampai impian itu terwujud.

Novel karya J.S Khairen yang berjudul “Dompet Ayah Sepatu Ibu” menceritakan Zenna dan Asrul yang berjuang untuk keluar dari kemiskinan. Zenna, anak keenam dari 11 bersaudara yang tinggal di pinggang gunung Singgalang. Sedangkan Asrul tinggal bersama adiknya dan Umi di lereng gunung Merapi.

Ketika ujian kelulusan SMA sedang berlangsung, kakak laki-laki Zenna datang untuk menjemput Zenna karena abaknya telah meninggal dunia. Setelah kejadian itu, Umak pun menikahkan anak-anaknya dengan keluarga yang berkecukupan karena kebutuhan yang tidak terpenuhi. Bahkan Zenna akan dinikahkan dengan seorang PNS bernama Pinto. Namun, pernikahan itu dibatalkan karena campak yang membuat Zenna tidak terlihat cantik lagi. Hal ini mendorong Zenna untuk bangkit dari kemiskinan dan mulai bekerja di toko emas tempat Abakbekerja, serta menunda kuliahnya sampai uang kuliahnya cukup.

Disisi lain, Asrul mendapat nilai 3 pada ujian Bahasa Indonesia dan turun ke kelas 1 disebabkan Asrul yang tidak bisa membaca. Asrul mulai belajar membaca melalui koran yang dibelinya. Nilai 3 pada rapornya berubah menjadi angka 10. Asrul juga mulai bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya mulai dari jasa menulis surat cinta sampai menjadi wartawan saat masih kuliah.

Takdir mempertemukan Zenna dan Asrul di kampus. Lama kelamaan mereka menjadi sangat akrab. Saat wisuda Asrul mengajak Zenna untuk menikah akan tetapi Zenna tidak yakin mereka sudah siap. 11 bulan setelah kejadian itu Asrul dan Zenna menikah. Setelah menikah cobaan yang dihadapi semakin berat. Apalagi setelah lahirnya Joven anak pertama mereka. Namun, cobaan dan kesulitan selalu diiringi dengan kemudahan. Satu persatu keinginan mereka mulai terkabul. Kini, Asrul dan Zenna menikmati masa tua mereka sambil mengenang masa lalu yang berlika liku.

Novel karya J.S Khairen ini memiliki 26 episode dan ditutup dengan epilog. Namun, narasi yang saling bergantian mengisahkan Zenna dan Asrul membuat pembaca sedikit kebingungan. Alur yang digunakan yaitu alur maju. Penggunaan sudut pandang orang ketiga menempatkan para pembaca sebagai pengamat cerita dengan mengunakan bahasa yang mudah dipahami dan memiliki berbagai nilai dan pesan. Namun, ada beberapa dialog menggunakan bahasa Minang sehingga memberikan latar belakang budaya dan latar tempat dalam novel ini.

Penulis mampu menggambarkan alur secara detail pada episode 1 sampai 24. Namun pada episode 25 sampai epilog, alur cerita sedikit terburu-buru. Banyaknya ditemukan gaya bahasa metafora terkadang dapat membingungkan pembaca untuk memahami isi cerita. Selain itu, cover yang digunakan sangat menarik. Karakter digambarkan cukup detail dimana Zenna sebagai sosok yang optimis dan pekerja keras sedangkan Asrul digambarkan sebagai sosok pantang menyerah dan nekat melakukan sesuatu yang membawanya kepada pengalaman hidup tak terduga. Novel ini juga menggambarkan situasi keluarga Indonesia yang hidup dalam kemiskinan sehingga menikahkan anaknya dengan orang yang berkecukupan.

Novel Dompat Ayah Sepatu Ibu ini terinspirasi dari kisah hidup orang tua penulis yang cocok dibaca untuk remaja hingga dewasa. Memberikan motivasi dan semangat agar tidak menyerah dan terus berusaha walaupun masih gagal. Di samping itu, jangan pernah lupakan orang tua. Sesukses apapun hidup ini, tanpa orang tua kita akan menjadi manusia biasa. Dompet ayah dan sepatu ibu tidak hanya sekadar dompet dan sepatu biasa, melainkan “dompet ayah” adalah saksi perjalanan kehidupan Asrul sedangkan “sepatu ibu” adalah saksi perjalanan hidup Zenna

 

Judul Buku Dompet Ayah Sepatu Ibu
Penulis J.S Khairen
ISBN 978-602-05-3022-2
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2023
Penerbit Gramedia Widiarsana Indonesia
Jumlah Halaman 216

23 komentar

  1. Nurul Aini :

    Bagus

  2. Yudhi Firmansyah :

    Menarik untuk dibaca

  3. Maftah Nur :

  4. Karima Bararah :

    Mantaappp

  5. mike zaimy :

    Buku yang bagus untuk dibaca pelajar, dan direview apik oleh carrisa

  6. Novi Nayyarah Nur :

    Keren & menyentuh tulisannya

  7. Bunga Permata :

    keren bukunya

  8. Dian Evira :

    Ceritanya bagus dan sangat menyentuh hati

  9. Azmaineti Fadila :

    Baguuus

  10. Reza Mardhiyah :

    Reviewnya bagus

  11. ADITYA ALQAMAL Alianta :

    Jadi ingin baca versi lengkapnya

  12. Revo Jenifirza :

    baguss bukunya

  13. Randy Refnandes :

    mantap y dek semangat trs berkarya

  14. Sukmi Pratami :

    Terus menulis ya carissa

  15. Resi Yunita :

    Bagus. Ditunggu cerita selanjutnya

  16. Selma Sadiya :

  17. Sry Sartika :

    Bagus dan jadi tertarik untuk membaca bukunya

  18. Soraiya Abdullah :

    Reviewnya bagua

  19. Ziezo Zya :

    Wah keren banget ini reviewnya, tidak hanya menampilkan kelebihan novelnya namun jg mampu memberikan gambaran mengenai kekurangannya

  20. Eka Widianingsih :

    Caritanya bagus dan menarik.

  21. Cahyaning Haswari :

    Resensi yang sangat baik karena pembaca dapat terbantu untuk mengetahui inti cerita dan gambaran menyeluruh dengan Bahasa yang mudah dimengerti serta alur yang jelas. Terdapat pesan moral yang diterima untuk kita jangan takut bermimpi walaupun sesorang itu dari orang miskin

  22. Ame Lisa :

    Bagus. Ceritanya mengandung nilai² kehidupan

  23. Endah Wulandari :

    Excellent..

Buat komentar