“Teruslah Bodoh Jangan Pintar” merupakan sebuah karya sastra yang ditulis oleh Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye dan diterbitkan oleh Penerbit SABAKGRIP NUSANTARA, Depok-Jawa Barat. Novel ini memiliki 317 halaman dengan dimensi 20 cm. Buku yang memiliki kode ISBN 978-623-888-0-5 dengan harga Rp. 99.000 di pulau Jawa. Jangan khawatir meski novel ini memiliki judul Teruslah Bodoh Jangan Pintar, novel ini tidak benar-benar menyuru h kita untuk menjadi seorang yang “bodoh”.

Novel ini berisi tentang isu-isu hukum dan lingkungan. Mengambil dari sudut pandang orang ketiga membuat pembaca tahu kerasnya hukum yang selama ini ditutupi. Bahkan hukum tersebut dibeli dengan uang, oknum yang “berkuasa” pun membantu dengan berbagai macam motif. Penindasan rakyat dianggap sepele yang bukan tindak kejahatan dan oknum yang berkuasa hanya fokus dengan pembangunan ilegal yang dapat membuat lingkungan menjadi rusak dan hukum yang dapat dibeli.

 Menceritakan tentang sidang perizinan Konsesi Tambang PT Semesta Minerals & Mining. Tambang yang sangat besar, tetapi berdasarkan ahli lingkungan Tambang ini akan membuat kerusakan yang serius pada lingkungan. Belum lagi adanya dugaan Tambang ini terlibat dalam beberapa aktivitas yang ilegal dan beberapa aktivitas Tambang yang memakan korban atas ketidak tanggung jawabannya. Sidang tersebut dilakukan karena Presiden terpilih berjanji akan menindaklanjuti masalah Tambang dengan membentuk sebuah komite independen. Untuk memperjuangkan keadilan di persidangan, muncullah dua aktivis lingkungan, nona wartawan, si penulis, dan pemilik warung kopi yang memperjuangkan hak rakyat yang kehilangan tanah dan kehilangan udara segar akibat pertambangan ilegal yang merusak lingkungan. Yang menarik adalah setiap saksi yang dihadirkan memiliki latar belakang dan cerita yang berbeda. Dari sinilah setiap perjuangan yang dilakukan disidang sangat membara. Setiap rencana yang dibuat oleh para pejuang selalu digagalkan oleh yang berkuasa. Rakyat tidak akan berhenti ditindas maka hanya ada satu kata yaitu, lawan!

Penokohan pada novel ini terbilang cukup unik karena memiliki penokohan yang berbeda dari novel lainnya. Tidak ada tokoh utama yang diceritakan, tokoh utama akan berganti setiap masa persidangan sedangkan aktivis pada cerita ini yang membantu menegakkan kebenaran dan keadilan untuk masyarakagt tidak dapat dikatakan sebagai tokoh utama karena tidak terlalu mendominasi dalam cerita. Alur campuran yang dipakai oleh penulis lebih sering menceritakan masa lalu dari pada kejadian saat sidang.

Setiap bagian novel ini memiliki ketegangan yang berbeda membuat pembaca tidak merasa bosan dan ingin terus melanjutkan membaca hingga halaman terakhir. Karakter-karakter dengan sifat dan kepribadian beragam membuat novel ini menjadi daya tarik tersendiri serta cerita akhir yang diluar dugaan pun membuat pembaca greget. Tetapi beberapa bagian dari novel ini sedikit mengganggu beberapa kalangan. Terdapat topik bab-bab tertentu serta ending cerita yang tidak cocok untuk sebagian kalangan. Hal ini pula yang menjadikan noove Teruslah Bodoh Jangan Pintar menjadi satu-satunya novel dewasa (18+) yang ditulis oleh Tere Liye.

Novel ini berisikan suara perjuangan melawan keadilan, suara kebenaran, dan suara untuk mengkuhum orang yang bersalah tanpa adanya uang untuk membeli hukum tersebut. Novel ini juga membuat para pembaca terkhusus para generasi muda untuk sadar dengan keberlangsungan lingkungan yang dirusak hanya untuk kepentingan pribadi. Novel ini juga secara tidak langsung memberi tahu bahwa masih banyak masyarakat yang ditindas dengan bahasa dan tulisan yang mudah dimengerti sehingga pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud oleh penulis. Namun, latar belakang tokoh yang kurang jelas dan penyelasaian masalah yang kurang realisti membuat peran tokoh masih kabur dan harus diperjelas lagi. Dibalik semua itu, buku ini tetap bisa dinikmati oleh kalangan dewasa (18+) karena memiliki alur yang uni serta memberikan wawasan baru dan mengandung banyak pesan yang tersurat namun memiiki arti yang sangat bagus. Oleh karena itu, saya sangat merekomendasika buku ini.