RESENSI LAUT SEBELUM PASANG

“LAUT SEBELUM PASANG” adalah novel yang diciptakan oleh LILPUDU dan diterbitkan oleh PT Tekad Media Cakrawala, cetakan pertama yang terbit pada bulan April 2024. Novel ini memiliki 220 halaman dan dimensi 14×20 cm.  

Novel ini dapat memperkuat hubungan antarpersaudaraan dan kasih sayang dari kedua orang tua yang sangat penting bagi kita. Awal cerita kita diarahkan menuju kehidupan salah satu keluarga sebelum bencana menghantam satu keluarga tersebut. Dalam satu keluarga ada 2 orang tua, 7 anak lelaki, dan 1 kakek dari ibu.  

Pada cerita awal ada permasalahan antara Bapak dan Ibu soal noda merah yang selalu melekat pada baju yang dipakai oleh Bapak saat pulang kerja. Hal itu bukanlah noda pertama yang Ibu lihat tetapi sudah berkali-kali Ibu melihatnya. Bapak mencoba untuk meyakinkan Ibu yang kecewa dengan perbuatannya. Bapak selalu membuat janji pada Ibu, tetapi ia tetap saja mengingkari janji tersebut.  

Hingga Ibu mengalami penyakit yang membuat satu keluarga merasa khawatir termasuk Bapak yang tak ingin kehilangan Ibu di hidupnya. Karena penyakit tersebut, membuat Khalid sebagai anak tertua memberi perintah pada adik-adik nya untuk mengurus pekerjaan rumah agar Ibu tidak kelelahan dan penyakitnya segera sembuh. Termasuk Bapak yang mulai memperhatikan Ibu dengan merawat Ibu dan selalu berada di samping Ibu saat membutuhkannya. 

Keharmonisan mulai muncul di antara Bapak dan Ibu, tetapi penyakit Ibu semakin parah, pada hari ke-7  anaknya berkumpul di kamar Ibu sebelum makan siang. Walaupun sekeras apapun, Ibu menyuruh mereka untuk makan terlebih dahulu. Mereka tetap kekeh tidak ingin makan dengan suatu ide Ibu menyuruh Khalid untuk mengambil satu porsi lebih banyak untuk menyuapi anak-anaknya satu per satu.  

Mulai dari Khalid, Nadi, Dewangga, Apta, Esa, Dipa, dan terakhir Windu, tak lupa Ibu memberikan nasehat saat menyuapi mereka satu per satu. Hingga keesokan harinya, saat Bapak bekerja, ia sangatlah khawatir kepada Ibu. Akhirnya ia meminta izin kepada atasannya untuk pulang lebih awal. Saat sampai di rumah Bapak, kami melihat Ibu tertidur dengan pulas sekali dan membuat Bapak bernapas lega. Ia juga melihat Khalid dan bertanya apakah Ibu sudah memakan obatnya, tetapi Khalid menggeleng ia berkata akan memberikannya setelah ini.  

Bapak berjalan menuju teras dan bertemu simbah yang sedang menatap para cucunya bermain. Ia duduk di samping simbah dan bercerita apa saja yang bisa ia ceritakan, tak lama kemudian samar-samar suara tangisan dari dalam rumah mulai keras dan mengundang rasa penasaran Bapak. Lalu, Bapak berlari menuju kamar, tangis pecah di kamar tersebut ternyata takdir memisahkan mereka dengan orang yang sangat mereka sayangi. Bapak mendekati Ibu dengan tangis, ia lalu menyentuh raga Ibu yang sudah tak bernyawa.  

Pada hari itu juga Ibu dimakamkan dan membuat mereka yang berada di sana menangis. Saat Bapak memakamkan Ibu, ia tetap di sana di samping batu nisan Ibu. Ia sangat menyesal telah mengkhianati dan menyakiti hati Ibu sehingga Ibu meninggalkan mereka semua.  

Saat kembali ke rumah dengan rasa perasaan sedih dan marah, Bapak mengambil tas yang berisi baju membawanya pergi. Walaupun Khalid telah menghalangi Bapak, Bapak malah mendorong Khalid sampai terjatuh. Bapak berjalan ke luar rumah dengan meninggalkan ketujuh anaknya yang bersedih memeluk simbah.  

Kelebihan buku ini sampulnya bagus dan menarik. Buku ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan direkomendasikan kepada pembaca yang berusia remaja.

Oleh: Cika Nur Aulia Putri

SMPN 25 Kota Malang