
Laut Bercerita
-
Ditulis olehDiva Dwi Putri Wahyuni
-
Dibuat tanggal
31 Jul 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Swasta Kemala Bhayangkari 3 Porong
Novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Choundori, diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) di Jakarta, adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan menggugah. Dengan latar belakang era Orde Baru, novel ini mengisahkan tentang kehilangan seorang aktivis, sebuah tema yang sering kurang dipahami oleh banyak orang. Dalam 379 halaman, Choundori merangkai peristiwa-peristiwa penting yang dipenuhi dengan gejolak sosial, politik, dan emosional. Melalui gaya naratif yang kuat, ia berhasil menggambarkan situasi dengan begitu jelas dan menyentuh hati, mengajak pembaca untuk merenungi makna setiap kejadian yang disajikan.
"Laut Bercerita" berlatar belakang masa Orde Baru, ketika Indonesia berada di bawah pemerintahan otoriter Presiden Soeharto. Pada periode ini, kebebasan berpendapat dan berekspresi sangat ditekan, dengan banyak aktivis yang berjuang untuk demokrasi mengalami penindasan, penghilangan, bahkan kematian. Novel ini bukan hanya menceritakan perjuangan para aktivis, tetapi juga menggambarkan dampak kekejaman rezim terhadap keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Leila S. Chudori dengan teliti menggambarkan perjuangan Biru Laut dan Asmara dalam mencari keadilan dan kebenaran atas hilangnya teman-teman mereka, menawarkan kisah yang menggugah tentang keberanian dan keteguhan hati di tengah penindasan.
Kisah ini diceritakan dari sudut pandang Biru Laut, seorang mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Laut mewarisi kecintaannya pada dunia sastra dan tulisan dari sang ayah, seorang wartawan Harian Solo. Koleksi bukunya yang beragam mencakup karya sastra klasik dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Pada masa itu, beberapa buku dilarang beredar oleh pemerintah karena dianggap berbahaya, termasuk karya-karya Pramoedya Ananta Toer. Rasa penasaran Laut terhadap tulisan Pramoedya mendorongnya untuk nekat memfotokopi buku-buku tersebut secara diam-diam di sebuah rumah persembunyian, meski risiko yang dihadapinya besar.
Karena tindakan mereka dianggap menyimpang, Laut dan beberapa temannya ditangkap oleh pihak berwenang yang menentang aktivitas mereka. Mereka disekap, dipukul, ditendang, bahkan disetrum dalam upaya mengungkap dalang di balik gerakan yang mereka lakukan selama berbulan-bulan. Sementara itu, keluarga Biru Laut yang mengetahui penangkapannya tetap menjalani rutinitas seperti biasa pada Minggu sore.
Di rumah, suasana tetap berjalan seperti biasa; mereka memasak bersama sama , sang ibu menyiapkan makanan kesukaan Laut, dan ayahnya selalu menyiapkan satu piring khusus untuk Laut. Mereka berharap agar Laut kembali dan duduk bersama mereka. Tanpa mendapat kabar tentang Laut, Asmara Jati bersama Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin oleh Aswin Pradana, berusaha mencari jejak mereka yang hilang. Untuk menemukan kejelasan nasib anggota keluarga mereka, berbagai cara dilakukan, termasuk merekam dan mempelajari cerita dari mereka yang berhasil kembali. Dari kedalaman laut yang sunyi, Biru Laut seolah bercerita kepada dunia tentang apa yang terjadi padanya dan teman-temannya.
"Laut Bercerita" adalah salah satu novel yang sangat populer pada masanya. Namun, ada beberapa kekurangan dalam karya ini. Alur ceritanya yang bercampur antara maju dan mundur bisa menjadi tantangan bagi pembaca yang belum terbiasa dengan struktur seperti itu. Untuk benar-benar memahami isi cerita, pembaca perlu meluangkan waktu dan konsentrasi yang mendalam.
Novel fiksi yang mengangkat sejarah Orde Baru Indonesia ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan masa kelam negeri ini. Pada masa itu, pemerintah sangat sensitif terhadap kritik rakyat, sehingga timbul berbagai peristiwa tersembunyi dan teka-teki, termasuk kejadian misterius tahun 1998 yang masih belum terpecahkan.
0 komentar