book

Perempuan di Titik Nol

0
  • book
    Ditulis oleh
    Naura Az-Zahra
  • Dibuat tanggal
    01 Aug 2024
  • Sekolah
    Sekolah Menengah Atas Swasta Kemala Bhayangkari 3 Porong

   "Perempuan di Titik Nol", novel 156 halaman berdimensi 11 x 17 cm karya Nawal el-Saadawi yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Amir Sutaarga dan diterbitkan oleh Zed Books Ltd, adalah karya revolusioner yang telah mengguncang dunia literatur sejak 1975. Sebagai dokter, feminis, dan aktivis hak perempuan, el-Saadawi menyajikan pandangan tajam dan berani tentang perjuangan perempuan, menjadikannya bacaan yang layak dan tidak boleh dilewatkan.

   Novel ini ditulis Nawal el-Saadawi berdasarkan kisah nyata saat ia mengunjungi penjara Qanatır. Di penjara Qanatir, pandangannya tertuju pada satu tahanan wanita bernama Firdaus yang sangat jauh berbeda dengan para tahanan lain. Disaat tahanan lain meronta ingin segera keluar dari penjara, Firdaus justru hanya diam dan menolak tawaran yang diberikan untuk keluar penjara.

   Melalui novel Perempuan di Titik Nol, Nawal sukses meringkas secara garis besar tentang kisah hidup seorang perempuan malang bernama Firdaus yang tak pernah menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Sejak kecil, Firdaus yang merupakan anak seorang petani miskin, sudah dilecehkan oleh teman dan pamannya. Saat sekolah menengah pertama, Firdaus adalah anak yang sangat cerdas, namun meskipun begitu, tetap saja kehidupan Firdaus tak dapat dihindarkan dari perbuatan asusila yang dilakukan oleh sang paman Firdaus yang saat itu masih belia menganggap hal tersebut merupakan hal yang wajar. Namun, seiring berjalannya waktu, ia pun sadar bahwa perbuatan yang dilakukan sang paman adalah perbuatan asusila yang tak wajar yang telah dilakukan oleh sang paman sejak dahulu. Terbit dengan judul asli Women at Point Zero, novel ini bermakna bahwa ketika sang puan mulai menemukan secercah kebahagiaan, tak lama setelahnya ia akan langsung kembali menemukan kesengsaraan yang membuatnya kembali ke titik nol. Seperti kisah Firdaus yang selalu bertemu dengan kesengsaraan tepat sesaat setelah ia menemukan kebahagiaan.

   Novel ini menceritakan tentang seorang perempuan yang berhasil menemukan jati diri serta menemukan jalan hidup sesuai pilihannya sendiri. Sang perempuan merasa sangat bangga dan senang karena ia merupakan perempuan yang tak dapat diperdaya oleh siapa saja. Seperti kutipannya dalam novel yang berbunyi, "Pelacur sukses lebih baik dari seorang suci yang sesat.

   Sedangkan kekurangannya terletak pada gaya penggambaran cerita yang terlalu gamblang tentang hal-hal sensual sehingga novel ini lebih cocok untuk dibaca oleh usia legal dan harus disesuaikan dengan umur pembaca. Selain itu, kekurangan lainnya terletak pada sampul sang novel yang didominasi oleh warna merah dengan gambar yang minim sehingga membuatnya menjadi terlihat kurang menarik.

   Secara keseluruhan, "Perempuan di Titik Nol" sangat layak untuk dibaca. Dengan narasi yang ringan namun tetap mendalam, novel ini dapat membuka pıkıran semua khalayak bahwa patriarki adalah suatu perbuatan kolot nan keji dan mengubah stereotip masyarakat bahwa perempuan hanyalah seorang yang lemah dan mudah diperdaya. Juga, novel ini menggambarkan tentang feminisme dan sosok karakter perempuan seperti Firdaus yang tangguh, sebagaimana perkataannya; "Karena saya seorang yang cerdas, saya lebih menyukai menjadi seorang pelacur yang bebas daripada menjadi seorang istri yang diperbudak." (halaman 133).

   Perlu diingat meskipun novel ini adalah salah satu novel yang sangat layak untuk dibaca, namun para pembaca harus tetap memperhatikan batasan umur untuk bisa membaca novel tersebut. Jika anda belum mencapai umur legal, lebih baik membaca novel Perempuan di Titik Nol dengan didampingi oleh orang tua agar tidak terjadi hal- hal yang tak diinginkan

Judul Buku Perempuan di Titik Nol
Penulis Nawal el-Saadawi
ISBN 9780755651498
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2010
Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Jumlah Halaman 156

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama