JUDUL: SI ANAK BADAI

Novel “Si Anak Badai” ini merupakan salah satu buku dari serial buku Anak Nusantara karya Tere Liye. Tere Liye telah menerbitkan lebih dari 50 buku sepanjang karir menulisnya dan beberapa diantaranya adalah series. Ciri khas buku ciptaan Tere Liye adalah unsur khas Sumateranya. Cover buku memiliki desain yang unik dan menarik perhatian. Kertasnya juga adalah tipe kertas yang tebal bukan yang tipis juga tidak berbau. Buku ini layak untuk dibaca bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan orangtua. Dengan kehidupan mereka yang berlatar belakangkan kehidupan pesisir pantai yang mampu diceritakan dengan baik. Mereka tumbuh ditemani suara aliran sungai, riak permukaan muara, dan deru ombak lautan. Alur ceritanya juga membuat kita bisa mengimajinasikan keseruan kehidupan di kampung itu tanpa menghilangkan ciri khasnya.

 Mengapa judul dari bukunya “Si Anak Badai”? itu disebabkan oleh Za bersama dengan teman-temannya yang menangkap ikan cakalang dan terseret oleh ombak namun berkat kerja sama, akhirnya mereka dapat selamat sehingga menyebut diri mereka dengan sebutan “Si Anak Badai” di mana maksudnya bahwa badai ini kelak akan melahirkan anak-anak tangguh seperti mereka. Cerita kehidupan yang mereka alami mampu mengajarkan kita banyak hal karena ini melebihi dari sebuah cerita.

Pada awal novel menceritakan tentang kehidupan Za dan keluarganya yang mampu dibimbing dengan baik. Za mampu menjadi anak yang penurut, pintar, sayang kepada adiknya, senantiasa menolong pekerjaan rumah ibunya, menghargai orangtuanya dan menjadi anak yang selalu bersyukur. Padahal keluarga Za berasal dari keluarga yang biasa saja namun didikan dari orangtuanya membuat ia dan adiknya tumbuh menjadi anak berkualitas. Za dan teman-temannya tumbuh seperti anak-anak pada umumnya. Mereka senang menghabiskan waktu bersama, suka bermain, tau cara membuat mereka bahagia dengan caranya. Bagian yang tidak akan aku lupakan ialah saat tokoh Malim bisa ketiduran ketika sujud sholat karena kelelahan dan kurang tidur, dan juga ketika para warga menyambut tamu dari provinsi pun ibu ibu dari kampung Manowa turut mengiringinya dengan tabuhan rebana yang membuat utusan provinsi kesal dan geram akan hal itu. Sungguh kehidupan yang menyenangkan.

Suka dan duka mereka lewati Bersama. Saat seorang teman dekat Za berniat untuk putus sekolah karena menanggap sekolah tidak ada gunanya dan ia bisa langsung menjadi orang sukses dengan menjadi bos, Za dan teman-temannya yang lain mampu menyadarkan dia untuk kembali melanjutkan pendidikannya. Mereka meyakinkan bahwa dia mampu menjadi lebih sukses dan berguna bagi orang-orang di sekitarnya, sehingga dia pun mengikuti nasehat Za dan teman-temannya yang lain walau harus menghadapi sedikit musibah.

Suatu hari Za dan warga kampung Manowa mendapat kabar buruk bagai diterpa oleh badai yang dahsyat, dimana kampung mereka yang sudah menjadi milik dan tempat mereka tumbuh, tinggal, bersenang-senang, sedih dan merasakan petualangan juga kemalangan bersama-sama akan digusur untuk kepentingan pembangunan pelabuhan. Walaupun dijanjikan akan diberi tempat tinggal baru yang lebih layak mereka serentak menolak dan lebih mementingkan adat budaya dan kebersamaan mereka di kampung Manowa. Oleh sebab itu Za Bersama teman-temannya dan para warga menentangkan keras keputusan pembangunan proyek itu. Bersama-sama mereka selalu mencari cara untuk mencegah dan dengan nekat membatalkan proyek pembangunan itu dengan cara yang membuat kita mengelus dada dan pihak pembangun pelabuhan juga tidak mau kalah.

Apakah Za dan teman-temannya berhasil membatalkan pembangunan pelabuhan itu dengan berbagai rintangan dan cara yang mereka coba? Apakah geng “Si Anak Badai” mampu menuntaskan badai kali ini? Atau apakah mereka bahkan menyerah?

Untuk mengetauhinya silahkan baca buku “Si Anak Badai” ini. Kalian dapat membeli bukunya di toko online dan toko buku terdekat dari rumah atau bahkan membaca dari internet, karna buku ini sangat direkomendasikan untuk kamu baca jika mempunyai waktu luang dan hobi membaca. Selamat Mencoba! Terimakasih.