
Sang Pemimpi
-
Ditulis olehKHAIRINA HAZRATI
-
Dibuat tanggal
01 Aug 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 62 Jakarta
Apakah ada yang merasa khawatir tentang lusa akan jadi apa?
Andrea Hirata dengan gagah berani menjawabnya dengan membangunkan semangat kita untuk melihat kekuatan mimpi-mimpi bersama Sang Pemimpi. Andrea Hirata merupakan seorang penulis legendaris dengan karyanya yang memukau, ia kembali menerbitkan buku keduanya. Sang Pemimpi sendiri ditulis pada tahun 2006 sebagai novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Dengan nuansa perkampungan dimana perekonomian dan pendidikan kurang memadai, novel ini membawa kisah anak-anak yang tidak hanya dituntut belajar, namun juga banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Arai dan Ikal adalah kawan seperjuangan yang saling bahu-membahu sejak kecil, bahkan untuk kehidupan sehari-hari. Kehidupan Arai yang jauh dari kata cukup, dan Ikal yang ditinggalkan oleh keluarganya, mengantarkan mereka pada perjalanan hidup yang tidak terduga. Mereka tumbuh memiliki kepribadian yang kuat dari faktor lingkungan. Mereka akan mengajarkan kita tentang rahasia dibalik kekuatan itu. Dan kita akan berkenalan dengan tokoh-tokoh yang memesona ini dengan penggambaran karakteristik yang berkesan dalam Sang Pemimpi.
Pertama kita diantarkan pada euforia kehidupan remaja, namun lambat laun, kisah mereka kian memiliki arti mendalam. Kehidupan di mana mereka tumbuh di tempat-tempat yang tidak memungkinkan. Suatu perjalanan yang bukan hanya di dunia pendidikan, jauh di dalamnya tentang arti persahabatan, kehilangan, kekuatan cinta dan kasih sayang, serta kekuatan mendengarkan mimpi-mimpi.
Latar belakang tiap tokohnya diceritakan dengan mendambakan melankolia kisah hidupnya hingga kita dapat merasakan suasana yang mengharu biru. Selain itu, penggambaran cerita dibalik pencarian makna hidup dan pembentukan jati diri mereka tidak kalah apiknya. Mereka menyadarkan kita untuk menguatkan hati saat kita berada di titik terbawah kehidupan.
Dalam perjalanannya, mereka bukan hanya meraih apa yang diimpikan, namun juga menemukan harta dalam diri. Mereka mengasah ilmu yang tidak dipelajari di sekolah, melainkan di sela-sela mengangkat ikan, mendulang timah, berjualan, dan dimanapun kapanpun itu. Perjalanan mereka menempuh pendidikan pun diiringi oleh humor dari masa-masa remaja yang dibumbui oleh rasa keingintahuan, hingga kisah cinta semerah mawar. Mereka mengajarkan kita tentang arti dari kesetiaan, salah satunya konsisten. Konsisten berlatih bermain gitar untuk menyanyikan satu lagu kepada kekasih tercinta misalnya.
Arai dan ikal memperjuangkan satu impian yang sama, yaitu menempuh pendidikan perguruan tinggi di luar negeri. Dalam mewujudkan mimpi-mimpinya, mereka tidak selalu dalam keadaan termotivasi. Layaknya roda kehidupan yang selalu berputar, ada kalanya dimana kemalasan, kebodohan, dan segala masalah dari luar kendali diri yang menguasai. Namun mereka tahu, tanpa mimpi-mimpi itu mereka tidak akan bisa bertahan hidup, hidup dengan terus berjalan ke depan untuk sesuatu yang ingin diraih.
“...di sekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib kita!!” Teriak Arai.
“Kita lakukan yang terbaik di sini! Dan kita akan berkelana menjelajahi Eropa sampai Afrika!! Kita akan sekolah ke Prancis!!..”
Seusai menyelesaikan pendidikan menengah ke atas, Arai dan Ikal merantau ke Jakarta. Mereka bertahan hidup dengan uang yang telah ditabung dan uang pemberian Jimbron, sahabatnya. Mereka berjalan dengan kekuatan arahan mimpi-mimpi, mencari-cari lowongan pekerjaan untuk bertahan hidup, pun melanjutkan sekolah tinggi di tempat yang berbeda. Hanya dibekali impian dan tekad, mereka nekat berkelana di kota, bahkan negeri yang asing. Sebab mereka yakin dengan arah kehidupan yang telah mereka pilih.
Perjuangan mereka membakar hati sekaligus mengiris hati pembacanya, sebab selain menumbuhkan semangat dalam menggapai cita-cita, novel ini memiliki esensi yang mengharukan. Terpampang jelas dari seluruh perasaan yang ditumpahkan oleh tokoh-tokohnya. Dengan demikian, Andrea Hirata berhasil memberikan kita sebuah cerita yang memanggilkan impian yang terkubur dalam diri untuk bangkit, untuk terus mendengarkan dan berjalan maju ke depan demi cita-cita.
Di lembar-lembar menuju penghujung cerita, alur ceritanya kian dipercepat sehingga meninggalkan beberapa penjelasan yang rumpang. Namun tidak mengurangi nilai dari novel ini. Karena Sang Pemimpi akan selalu membekas di hati para pembacanya. Bagaimana tidak? Banyak dari kita yang berhubungan dengan kisah-kisah di dalamnya.
Sang Pemimpi dipenuhi oleh serba-serbi kehidupan dengan pembahasan yang ringan. Novel ini menjawab banyak pertanyaan yang seringkali muncul dalam benak kita. Serasi sekali untuk kalian yang sedang padam semangatnya, merasa mustahil untuk menggapai cita-cita dan merasa terlambat. Novel ini dipenuhi oleh humor yang menyenangkan dan diselipi banyak pelajaran yang bisa diambil mengenai sejarah dan budaya Indonesia di masa itu. Novel ini tidak memilih siapa pembacanya, mulai dari anak-anak dan remaja dapat mengambil pelajarannya. Dan dapat dipastikan, nasehat-nasehat atau amanat yang tersurat maupun tersirat dari novel ini akan terukir di hati kalian.
0 komentar