
Orang-Orang Biasa: Invisible People
-
Ditulis olehAdrian Agustino Abigail Saragih
-
Dibuat tanggal
02 Aug 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Pertama Swasta RK Bintang Timur Pematang Siantar
“Novel “Orang-Orang Biasa:Invisible People” karangan Andrea Hirata ini merupakan sebuah novel pertamanya yang bertema Pendidikan yang dikemas dalam genre kejahatan. Novel yang memiliki panjang dan lebar buku yakni 13 cm dan 30.5 cm ini diterbitkan oleh Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka) di Sleman, Yogyakarta dengan cetakan pertamanya pada Februari 2019. Tak lupa, novel yang bergenre fiksi ini memiliki ketebalan 306 halaman dengan berat 0.3 Kg.
Andrea Hirata sudah seringkali berhasil mengemas beberapa novel dengan sangat baik seperti Laskar Pelangi yang saat buku ini dicetak sudah diterjemahkan ke-25 bahasa asing. Andrea Hirata selalu menyampaikan pesan-pesan inspiratif dalam setiap novel yang ia karang. Tak lupa juga, penulis yang berasal dari Pulau Belitung itu sudah menghasilkan beberapa buku lainnya yang tak kalah menarik yang dikemas dalam trilogi-triloginya yang berbeda tetapi masih berhubungan antara satu dengan yang lain. Novel "Orang-Orang Biasa:Invisible People" merupakan novel kedua dari trilogi Guru Aini yang berlatarbelakang tentang pendidikan yang tidak merata dengan novel pertamanya berjudul Guru Aini. Tidak lupa, Andrea Hirata mengarang cerita ini karena melihat kisah nyata seorang gadis yang tidak berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran karena tidak memiliki uang untuk uang pangkal.
Buku ini bercerita tentang Kota Belantik, sebuah kota yang naif karena terkenal dengan keramahan serta kesopanan yang selalu menyelimuti kota tersebut. Di kota sekelompok orang yang terkenal akan kebodohannya . Mereka menjadi sahabat antara satu dengan yang lain karena dengan nasib sama yang mereka alami. Mereka adalah Salud, Junilah, Nihe, Dinah, Handai, Sobri, Honorun, Rusip, dan Debut. Tak naik kelas rasanya bukan hal yang asing bagi mereka sehingga nasib yang sama juga mereka rasakan disaat mereka bekerja. Suatu hari, Aini, anak dari Dinah, sahabat mereka ingin masuk ke fakultas kedokteran. Akan tetapi, mimpi anak itu terhalang oleh uang pangkal yang sangat mahal hingga ia pun harus menguburkan mimpinya tersebut. Hingga disaat sekelompok orang yang malang itu tau bahwa anak dari sahabat mereka ingin bersekolah tinggi, sebutan kota yang “naif’ itupun hilang karena mereka malah merencanakan hal gila yakni merampok bank. Pertentangan selalu menghantui situasi awal mereka Tetapi dengan kondisi mereka yang malang tersebut, mereka terpaksa harus menyetujui sikap itu. Banyak hal-hal tambahan yang menambah kesan cerita hingga pada suatu saat tindakan mereka yang ingin merampok bank ternyata gagal mengingat kebodohan mereka yang tak sebanding perencenaan. Akan tetapi, ini semua sudah direncanakan oleh Debut, teman mereka yang idealis yang ternyata menginginkan untuk merampok sebuah toko berlian hasil pencucian uang milik teman mereka Bastardin dan rekannya yang selalu membully mereka disaat duduk di bangku sekolah.. Alhasil, semua yang direncanakan oleh Debut dapat berjalan dengan baik sehingga uang hasil rampokan tersebut sudah lebih dari cukup untuk merubah nasib mereka, apalagi menyekolahkan anak sahabat mereka yakni Aini. Akan tetapi, ternyata semua itu menjadi sia-sia disaat Dinah dan sahabat lain ingin menyekolahkan Aini dengan uang yang halal. Hingga uang hasil rampokan itu secara tidak langsung dikembalikan kepada pemerintah dan julukan kota “naif” tersebut dapat Kembali kepangkuan Kota Belantik.
Gaya penulisan dan unsur intrinsik yang menarik menjadi modal utama penulis dalam mengarang cerita ini. Alur cerita yang tidak dapat ditebak oleh pembaca menjadikan novel ini tidak membosankan dan jauh dari kata jenuh. Juga yang tak kalah penting, pesan-pesan yang disampaikan secara tersirat pada novel ini mengantarkan pembaca untuk memiliki motivasi serta semangat yang baru dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi, tokoh yang tak sedikit ini dapat membuat pembaca kewalahan dalam mengenal unsur penokohan setiap tokoh yang ada. Serta cerita lucu yang mungkin hanya diketahui oleh sebagian orang dapat menjadi titik balik kelebihan novel ini.
Akan tetapi, novel ini sangat direkomendasikan untuk semua jenis kalangan karena dengan gaya penulisan yang simple dan inspirasi yang menambah motivasi setiap pembaca dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
0 komentar