
Muhammad Al Fatih : penaklukkan
-
Ditulis olehMaulidya Hanifah
-
Dibuat tanggal
29 Aug 2024
-
Sekolah
SMPN 3 KOTA MALANG
“Muhammad Al-Fatih: Penaklukan” adalah sebuah komik karya Handri Satria Handjaya yang diterbitkan oleh Salsabila Pustaka Al-Kautsar Grup. Sebagai komikus yang telah lama berkecimpung dalam dunia ilustrasi tokoh-tokoh Islami, Handri Satria Handjaya memiliki tujuan mulia dalam setiap karyanya, yaitu berdakwah dan menyampaikan kisah tokoh-tokoh penegak Islam yang sering kali terlupakan dalam narasi masa kini. Komik setebal 324 halaman ini mengisahkan tentang sejarah penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih, yang konon pernah diprediksi oleh Rasulullah SAW bertahun-tahun sebelumnya.
Dalam karyanya ini, Handri Satria berhasil menggambarkan kehebatan sejarah besar Islam, yakni penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih, yang lebih dikenal dengan sebutan Sultan Al-Fatih. Keberhasilan ini didukung oleh keselarasan antara ilustrasi dan narasi yang disajikan, yang tidak hanya menggambarkan detail peristiwa sejarah, tetapi juga berupaya memotivasi pembaca untuk memperkuat keimanan dan semangat beribadah. Sebagai contoh, salah satu amalan yang diangkat dalam komik ini adalah kebiasaan Sultan Al-Fatih yang tidak pernah meninggalkan sholat tahajud, sehingga menjadi salah satu sebab Allah memudahkan jalannya dalam menaklukkan Konstantinopel.
Dari sisi naratif, komik ini berhasil menghidupkan kembali sebuah kisah epik melalui ilustrasi yang detail dan mendalam. Pembaca dapat merasakan perjuangan dan semangat para pejuang Islam melalui gambar-gambar yang menggugah. Meskipun sebagian besar plot berkisar pada peristiwa sejarah, Handri Satria juga menambahkan dimensi spiritual yang kuat. Misalnya, salah satu kutipan dalam komik ini berbunyi, “Keberhasilan bukan hanya soal kekuatan dan strategi, tetapi juga soal iman dan kedekatan dengan Tuhan.” Kutipan ini menunjukkan upaya penulis untuk menghubungkan antara tindakan kepahlawanan dengan nilai-nilai spiritual.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh calon pembaca. Komik ini, meskipun menarik, cenderung idealis dan mungkin kurang memperlihatkan kompleksitas sejarah secara menyeluruh. Dalam beberapa bagian, narasi tampak terlalu didramatisasi sehingga berpotensi menimbulkan kesan bahwa tokoh utama tidak memiliki kelemahan atau tantangan yang lebih realistis. Selain itu, karena fokusnya lebih pada dakwah dan pendidikan agama, pembaca yang mencari analisis sejarah yang lebih kritis dan mendalam mungkin merasa kurang puas.
Secara keseluruhan, "Muhammad Al-Fatih: Penaklukan" layak dibaca, terutama bagi mereka yang tertarik dengan sejarah Islam dan ingin mengenal lebih jauh tentang tokoh Muhammad Al-Fatih. Komik ini tidak hanya menghibur melalui ilustrasi yang memukau, tetapi juga memberikan nilai edukatif dan spiritual yang mendalam. Melalui kisah dan pesan yang disampaikan, pembaca diajak untuk merenungkan kembali nilai-nilai keimanan dan keberanian dalam konteks sejarah yang telah tercatat.
Karya ini merupakan sebuah bentuk perpaduan antara seni dan sejarah yang dapat menjadi alternatif pembelajaran menarik bagi generasi muda yang ingin mengenal sejarah Islam dalam format yang lebih ringan dan mudah dicerna.
0 komentar