Novel "Dia Adalah Kakakku" adalah sebuah novel bergenre fiksi dewasa muda, fiksi psikologis, dan fiksi domestik, karya penulis Tere Liye. Novel yang bertokoh utama 'Kak Laisa' ini pada awalnya diterbitkan penerbit SABAKGRIP pada bulan Oktober 2018, hingga pada akhirnya diterbitkan dengan versi terbaru pada tahun 2022.

Novel ini dibuka dengan cerita tentang sebuah kabar yang 'sangat amat penting' bagi sebuah keluarga kecil yang terdiri dari 5 orang anak dan seorang janda bernama Mak Lainuri itu. Hingga pada akhirnya, dari benua mana pun anggota keluarga itu berada, mereka bergegas kembali pulang untuk berkumpul bersama. Ada apa dengan keluarga kecil yang dulu bahagia itu? Apa sesuatu yang menurut mereka 'sangat amat penting' itu? 

Sama seperti beberapa novel karya Tere Liye lainnya, novel ini memiliki alur campuran. Separuh cerita menggambarkan kilas balik saat keluarga kecil ini ada di 20 sampai 30 tahun lalu, namun sebagian pula diceritakan tentang mereka yang telah sukses di masa kini. 

Secara garis besar, novel ini menceritakan tentang kisah perjuangan seorang anak sulung bernama Laisa, demi membiayai sekolah keempat adiknya yang bernama Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta. Perjuangannya sungguh tidak main-main. Ia bahkan rela putus sekolah demi membantu ibunya yang saat itu menyandang status janda, yang bekerja sebagai petani, juga pengrajin. Kisahnya yang sama terjal-nya dengan medan di kampung halamannya itu, juga ditambah ia yang tidak peduli badai, hingga terik matahari yang menyengat kulit, membuat tubuhnya sangat tangguh dalam menghadapi berbagai macam situasi. 

Kak Laisa, si anak sulung ini digambarkan sebagai sosok yang galak, namun memiliki hati yang sangat lembut. Ia juga merupakan sosok pekerja keras dan orang yang memiliki motto hidup 'tidak akan menangis di depan adik-adiknya'. Pada novel ini, Kak Laisa juga digambarkan sebagai seseorang yang tinggi badannya di bawah rata-rata, memiliki kulit hitam legam, juga bertubuh gempal. Hal itu pula lah, salah satu alasan yang membuat takdirnya di dalam cerita ini tidak sebaik adik-adiknya yang rupawan. Kisah tentang adik-adiknya, mulai dari Dalimunte si jenius, Ikanuri dan Wibisana si bandel, juga Yashinta si keras kepala ini juga menambah keseruan tersendiri bagi pembaca. 

Novel ini memiliki banyak keunggulan. Pertama, novel ini penuh dengan amanat dan pelajaran hidup yang baik. Mulai dari bersikap mandiri, bekerja keras, hidup bergotong royong, hidup bertetangga dengan baik, juga menghormati orang yang telah ada dibalik kesuksesan kita. Amanat ini tentu didapat dari setiap tokoh yang ada di dalam cerita tersebut, terutama dari sang anak sulung, Kak Laisa. Kedua, novel ini memiliki bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Nah, untuk pembaca pemula, buku ini akan nyaman untuk dibaca. Hal ini karena, tidak terdapat kosakata yang rumit dan asing pada novel ini. Ketiga, pemisahan alur cerita maju dan mundur (kilas balik) pada cerita ini disampaikan dengan jelas. Sehingga, pembaca tidak perlu bingung atau pusing saat memahami latar waktu dari cerita ini. 

Novel ini nyaris tidak memiliki kekurangan. Namun sayangnya, ada satu hal yang terkadang membuat pembaca bingung saat membacanya, yaitu pemindahan sudut pandang yang tiba-tiba, tanpa ada batas antar sudut pandang dan informasi. Hal ini terdapat di beberapa halaman, ketika tokoh satu sedang memberikan cerita dari sudut pandangnya, namun seketika langsung dihadapkan dengan cerita dari sudut pandang tokoh lainnya. 

Namun, karena banyaknya keunggulan-keunggulan dari novel ini, membuat sedikit kekurangannya itu tertutupi. Secara keseluruhan, novel ini adalah novel yang bagus, menarik, juga memberikan banyak pesan-pesan untuk kehidupan, alias amanat. Novel ini layak untuk dibaca oleh kalangan remaja hingga dewasa, karena banyak pelajaran hidup pada novel ini.