
Benang Merah Yang Tak Nampak
-
Ditulis olehBilqis Mutia Farhana
-
Dibuat tanggal
09 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Yogyakarta
Problematika kehidupan yang penuh tanda tanya coba diangkat ke dalam dunia fiksi karya Selma Lagerlof. Seorang penulis kelahiran Swedia pada 20 November 1954 yang sebagian besar karya-karyanya berisi pesan tentang eksplorasi psikologi, spiritual, dan manusia seperti buku perdananya yang berjudul “Gosta Berlings Saga” 1891, ”The Treasure” 1904, dan kumpulan cerpen yang akan diulas ini dengan judul “Benang Merah Yang Tak Nampak” yang bisa membius pembaca untuk masuk ke dalam hal-hal realis dan magis. Kepiawaiannya inilah yang membawa Selma Lagerlof memenangkan kompetisi literatur Swedia pada 1890 dan penghargaan nobel kategori sastra pada 1909. Bahkan, karyanya yang berjudul “Jerusalem” diabadikan dalam gambar bergerak dan diakui secara internasional. Selma Lagerlof memberikan kualitas narasi yang tinggi, sehingga dengan membaca dan menganalisa kumpulan cerpen ini dapat memperkaya pemahaman sastra. Selain itu, kumpulan cerpen ini memberikan pandangan hidup dan kesan mendalam tentang kehidupan sehingga pembaca akan tertarik untuk membaca cerita-ceritanya. Itulah salah satu alasan mengapa buku ini menarik untuk dibaca dan dianalisa.
Buku ini berisikan beberapa cerpen khas Lagerlof tentang berbagai problematika kehidupan yang diselimuti kisah inspiratif berbagai tokoh dengan latar yang berbeda. Seperti cerita “Roh Prapaskah Petter Nord” yang mengandung unsur magis dan spiritual dengan menggunakan tokoh penggembala tua, cerita berjudul “Raja yang Tumbang” yang mengandung unsur kekuasaan dan kemanusiaan dengan tokoh raja yang serakah. Novel ini juga akan mengajak pembaca untuk mengeksplorasi dan menyelami makna-makna kehidupan serta mengambil hikmah dari tindakan yang dilakukan. Pembaca juga akan diajak untuk memahami akan adanya konsekuensi dari keserakahan, pembunuhan, kemanusiaan, spiritual, psikologi, takdir, cinta, kecemburuan, dan perang dengan maknanya masing-masing.
Terdapat beberapa kelebihan dari kumpulan cerpen ini, dimulai dari pengambilan judul dan cover yang akan membuat pembaca penasaran dengan cerita di dalamnya, adapun penggunaan simbol “benang merah” yang menjunjung tema universal dari kumpulan cerpen tersebut. Selain itu, kualitas penulisan serta imajinasi penulis untuk membuat dan memilih alur yang tepat juga menjadi kelebihan dari kumpulan cerpen ini. Selain kelebihan, tentu masih ada kekurangan di dalam kumpulan cerpen ini, salah satunya isi cerita yang terpengaruh oleh dongeng-dongeng Swedia sehingga konteks budaya di dalamnya sulit dimengerti oleh pembaca dengan latar belakang budaya yang berbeda. Proses pengembangan klimaks pada setiap cerita juga terkesan lambat karena hanya mengembangkan kompleksitas alurnya saja. Selain itu pemilihan dan penempatan tokoh yang monoton serta tidak terlalu dimanfaatkan juga menjadi salah satu kekurangan dari kumpulan cerpen ini.
Kumpulan cerpen ini direkomendasikan untuk orang-orang yang tertarik dengan perjalanan hidup, pembahasan problematika kehidupan, karya sastra yang bersifat realitas dan juga psikologis karena semua pembahasannya tercantum di kumpulan cerpen ini. Kumpulan cerpen ini juga cocok dibaca oleh anak seusia remaja yang membutuhkan cerita mengenai konsekuensi atas tindakan yang dilakukan agar menjadi pembelajaran dalam hidup seseorang.
0 komentar