book

Dunia Sunyi

0
  • book
    Ditulis oleh
    Ni Putu Nanda Kristha Widyaswari
  • Dibuat tanggal
    12 Sep 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 4 MATARAM

Novel karangan Archi TM yang berjudul DUNIA SUNYI (Aku terlahir ke dunia tanpa suara) mengisahkan kehidupan bagi seorang anak yang terlahir dalam keadaan tunarungu, gadis kecil itu bernama Wulan. Kisah ini juga menceritakan perjuangan Bu Sulis yakni Ibu kandung Wulan yang rela melakukan apapun demi kebahagian anak nya. Walaupun harus rela suami pergi dari rumah karena tidak mau menerima kehadiran Wulan si gadis tunarungu.

Pak Darmo, seorang musisi terkenal akan aksinya yang memukau dalam bermain drum dalam Band nya yakni, The Wall. Pak Darmo berusia 25 Tahun yang akan menggelar diri menjadi seorang ayah, Bu Sulis sang istri yang kini tengah hamil tua di usia 23 Tahun. Bu Sulis adalah istri yang penyabar dan setia, meski Pak Darmo sering keluar kota untuk manggung bersama band The Wall.

Seperti malam ini, perut Bu Sulis sudah terasa sangat mulas sekali. Bu Sulis tingal sendirian di Tanggerang dan jauh dari orang tua yang tinggal di Jakarta, mengetahui bahwa dirinya tinggal sendirian di rumah, Bu Sulis menelpon orang tua nya meminta agar Nenek Sekar dan Kakek Tomi segera membawanya ke Rumah Sakit. Sungguh perjuangan yang luar biasa, kini Bu Sulis tengah terbaring lemah di keranjang tidur ruang bersalin di Rumah Sakit Bunda Asih. Sudah tiga jam di Rumah Sakit, namun bayi di dalam perut Bu Sulis belum mau keluar juga. Hanya satu keinginan Bu Sulis yaitu melihat suami nya, Kakek Tomi yang melihat itu langsung mengabari Pak Darmo yang kini sedang berada di Luar Kota untuk segera menemui Bu Sulis yang tengah menanti dirinya.

Melahirkan anak normal adalah keinginan semua orang tua, tapi keinginan dan harapan itu pupus dari diri Pak Darmo. Harus menerima kenyataan yang sangat pahit karena Bu Sulis melahirkan anak tunarungu yakni tuli, anak yang mungkin saja tidak bisa meneruskan bakat dan harapan Pak Darmo. Gadis Kecil itu bernama Wulan, dunia rasanya tidak adil kepada Wulan. Anak sekecil itu harus menerima kenyataan pahit bahkan saat ia di lahirkan di dunia.

Entah apa yang sedang di pikiran Pak Darmo meninggalkan Bu Sulis dan Wulan, disaat Bu Sulis membutuhkan dekapan dan genggaman tangan untuk membesarkan Wulan. Kepada siapa Bu Sulis harus berpegangan jika suaminya saja tidak ingin membesarkan sang buah hati bersama-sama. Kesepian dan Kesedihan yang tengah menyelimuti Bu Sulis saat ini harus ia ungkapkan kepada siapa?. Nenek Sekar dan Kakek Tomi memutuskan untuk tinggal di Tanggerang menemai Bu Sulis dan Wulan.

Nenek Sekar yang mengerti akan keresahan hati yang dirasakan oleh putrinya Bu Sulis, memberikan semangat untuk memperjuangkan kehidupan bagi Wulan. Wulan memiliki banyak keahlian di tengah keterbatasannya. Wulan jago dalam hal meniru dan mengingat. Suatu hari saat Wulan dan juga Bu Sulis mengunjungi sebuah toko buku, bukan nya fokus untuk mencari buku, Bu Sulis dan Wulan terpaku pada alat elektronik yang mempunyai layar labar yaitu TV yang berjejer menampilkan sebuah tayangan band. Dan disana Bu Sulis melihat suaminya yang sudah lama ia rindukan. Ingin rasanya di dekap oleh Pak Darmo saat ini juga, tetapi nihil itu semua akan hanya menjadi angan-angan Bu Sulis. Air mata dan detak jantung kembali berdegup dengan kencang saat ia melihat Wulan yang ternyata sedang bermain drum sembari memperhatikan gerakan tangan sang ayah yang terlihat jelas di layar TV.

Ketangguhan seorang ibu benar adanya, Bu Sulis kini tengan memperjuangkan kehidupan yang layak untuk Wulan agar  bisa tumbuh seperti anak normal. Bu Sulis berjualan kue atau jajanan di pasar sebagai tambahan untuk Wulan kursus bermain alat musik. Bu Sulis selalu berada di sisi Wulan apapu keadaannya, mengantarkan Wulan sekolah, ke tempat Pak Agung pemilik kursus bermain musik, menemani Wulan terapi berbicara, dan semua hal mengenai Wulan akan di lakukan Bu Sulis.

 Atap Studio yang terbengkalai menjadi tempat Wulan menyendiri jika dia merasa ketakutan akibat di marahi Nenek Suci, karena Wulan terus memukul panci sebagai drum nya. Matahari tenggelam dan berganti malam, kemudian terbit lagi, lalu terbenam lagi. Terus menerus menggantikan hari, hingga kemudian sebuah keajaiban datang bagi Wulan. “Kakak Jenggot” terdengar aneh tapi itu adanya, bertemu di atap studio yang awalnya tempat terbengkalai kini akan di ubah menjadi Studio sungguhan. Kakak Jenggot senang melihat kegigihan Wulan dalam bermain drum walaupun Wulan memiliki keterbatasan.

Wulan senang sekali ia bisa bertemu teman baru, yaitu Kakak Jenggot. Sungguh bukan hal yang terduga, Kakak Jenggot itu adalah Pak Darmo yang kini tengah memperjuangkan kata maaf dari Bu Sulis dan juga Wulan untuk dirinya, agar istri dan anaknya bisa menerima ia kembali. Bertemu disaat yang tepat, Wulan yang mengetahui bahwa teman misterius nya itu adalah ayahnya yanag sudah lama ia ridukan dan ingin dekapan seorang ayah kepada putrinya.

Tuhan maha adil keluarga Pak Darmo, Bu Suilis, dan Wulan kini bersatu untuk selamanya, walaupun harus menerima kenyataan pahit terlebih dahulu tetapi kini Wulan tidak akan kesepian lagi dan Wulan akan memiliki sosok pelindung untuk hidupnya dan juga pelindung bagi ibu nya, yaitu Pak Darmo.

Kelebihan Buku ini dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan sangat mudah di pahami pembaca, sederhana tetapi memikat, alur cerita yang jelas, cover buku yang sesuai. Model penceritaannya juga membuat pembaca merasakan kesedihan saat membaca setiap dialog.

Hal yang perlu kita ambil dari Buku ini adalah perjuangan yang tulus dan ikhlas tidak akan berbuah pahit, pengorbanan yang di lakukan pun tidak akan sia-sia nantinya. Di tengah keterbatasan pasti akan ada keahlian, Tuhan maha adil, Tuhan tidak akan membiarkan hambanya kesusahan. Selagi berjuang dan yakin, dibalik perjuangan yang pahit akan ada hal manis di akhir.

Buku ini sangat menarik, dimana kita disini diajak untuk merasakan perjuangan seorang tunarungu untuk melanjutkan kehidupannya dan juga perjuangan tiada henti seorang ibu yang ingin anak nya hidup sebagai orang normal, walaupun anaknya seorang tunarungu. Disini juga kita diajak untuk melihat bagaimana harapan yang hilang sebelum memulai semua harapan itu.

Saya merekomendasikan buku ini kepada seluruh masyarakat Indonesia, khusunya remaja. Karena buku ini memberikan sebuah arti yang begitu luar biasa tentang perjuangan seorang tunarungu. Dalam buku ini juga tidak ada kata-kata kasar, jadi sangat cocok untuk dibaca.

Judul Buku Dunia Sunyi
Penulis Archi TM
ISBN 978-623-7122-70-8
Bahasa Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2020
Penerbit Sheila Publisher
Jumlah Halaman 186

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama