book

Funiculi Funicula: Before The Coffee Gets Cold

0
  • book
    Ditulis oleh
    Nayla Fitri
  • Dibuat tanggal
    18 Sep 2024
  • Sekolah
    SMA Madina Citra Insani

 

Identitas: 

Funiculi Funicula, Kohii No Samenai Uchi Ni atau Before The Coffee Gets Cold merupakan novel terjemahan karya penulis Jepang yang bernama Toshikazu Kawaguchi. Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, di Jakarta tahun 2021. Buku ini dijual dengan harga Rp 79.000 untuk pulau Jawa dengan kode ISBN 9786020651927.

Pendahuluan:

Toshikazu Kawaguchi lahir pada tahun 1971 di Distrik Ibaraki, Prefektur Osaka, Jepang. Ia pernah tergabung dalam sebuah grup teater bernama Sonic Snail sebagai produser, sutradara, dan penulis naskah. Pertunjukan teaternya yang terkenal antara lain adalah COUPLE, Yuyake no Uta, dan Family Time. Funiculi Funicula merupakan novel pertamanya yang diadaptasi dari pertunjukan teater garapannya bersama 1110 productions dan berhasil memenangkan penghargaan utama dalam Festival Teater Suginami Ke-10. Ia juga telah menerbitkan 5 buku lain di series yang sama.

Sinopsis:

 "kenyataan tidak akan berubah sekeras apa pun kau berusaha mengubahnya di masa lalu,” lalu jika kepergian mereka tak mengubah satu hal pun di masa kini, layakkah semua itu dijalani? 

Funiculi Funicula, sebuah kafe tua yang bisa membawa pengunjungnya menjelajahi waktu. Berlokasi di sebuah gang kecil di Tokyo. Namun ada banyak peraturan yang harus ditaati jika ingin menjelajahi waktu. Pertama, mereka harus tetap duduk di kursi yang telah ditentukan. Kedua, apa pun yang mereka lakukan di masa yang didatangi tidak akan mengubah kenyataan di masa kini. Ketiga, mereka harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi tersebut dingin. Tidak hanya peraturan-peraturan tersebut yang harus mereka taati jika ingin menjelajahi waktu, ada beberapa risiko yang harus mereka tanggung jika tidak mengikuti aturan-aturan yang ada. 

Salah satu aturannya ialah harus duduk di kursi yang telah ditentukan, namun kursi itu ditempati oleh sosok hantu ‘si perempuan bergaun putih’. Kursi tersebut hanya bisa ditempati saat hantu perempuan itu bangkit dari kursinya, kau tidak bisa memaksa/ merebut paksa kursi tersebut darinya, atau kau akan terkena kutukan. Selain itu, terdapat peraturan pula yang menyebutkan bahwa seseorang yang ingin kembali melintasi waktu hanya bisa menemui orang yang pernah datang ke kafe Funiculi Funicula, sehingga membuat pengunjung yang ingin mencoba untuk menjelajahi waktu semakin kewalahan dengan semua peraturan yang harus ditaati. Meski demikian, terdapat segelintir orang yang memiliki tekad dan alasan yang kuat, sehingga rentetan peraturan lainnya tak menghentikan orang-orang tersebut untuk menjelajahi waktu. Seorang wanita yang ingin kembali ke masa lalu untuk berbaikan dengan kekasihnya sebelum kekasihnya pergi ke Amerika, seorang perawat yang ingin membaca surat yang tak sempat diberikan suaminya yang mengidap penyakit Alzheimer dini, seorang kakak yang ingin menemui adiknya yang telah meninggal dalam kecelakaan, dan seorang ibu yang ingin pergi ke masa depan untuk melihat anak yang tak pernah dikenalnya.

Lantas akankah mereka berhasil bertemu orang-orang yang menjadi alasan mereka melakukan rentetan peraturan demi bisa menjelajahi waktu? atau mereka justru gagal dan harus menerima risiko atas kegagalan mereka? Dengan adanya peraturan-peraturan yang menyulitkan mereka, dan risiko yang akan mereka hadapi jika tak menghabiskan kopi yang telah disuguhkan sebelum dingin, akankah semua usaha mereka sepadan? Bahkan setelah mereka tahu fakta bahwa kenyataan tak akan berubah sekeras apa pun mereka berusaha mengubahnya di masa lalu, lalu apa yang menjadi alasan kuat bagi mereka untuk menjelajahi waktu? 

Analisis:

Pada novel Funiculi Funicula: Before The Coffee Gets Cold, Toshikazu Kawaguchi memuat cerita tiap tokohnya dalam empat bab yang berbeda. Setiap bab berisi kisah tentang tokoh yang berusaha menjelajahi waktu dengan berbagai alasan.

Bahasa yang digunakan dalam novel ini menggunakan bahasa yang filosofis, namun cukup mudah dipahami. Penggambaran tiap tokoh dalam novel Funiculi Funicula mengenai postur tubuh, pakaian, cara berpikir, dan sifat digambarkan dengan sangat baik oleh Toshikazu, sehingga pembaca mampu membayangkan seperti apa gambaran dan rupa tokoh-tokoh yang diceritakan.

Melalui novel Funiculi Funicula, Toshikazu berusaha menyampaikan kepada pembaca mengenai pentingnya menghargai momen dengan orang-orang tersayang, jangan sampai menyesali momen-momen yang terlewatkan. Selain itu, penulis juga menyampaikan bahwa hanya dengan keinginan yang kuat, seseorang bisa memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan apa pun yang menanti mereka.

Berbeda dari novel fiksi kebanyakan, biasanya jika membaca cerita tentang penjelajah waktu, kita pasti akan disuguhkan dengan teori bahwa jika melakukan sesuatu sekecil apa pun di masa lalu, akan menyebabkan masa depan ikut berubah. Tetapi dalam buku garapan Toshikazu, ia menyuguhkan cerita yang baru dengan konsep cerita yang baru: apa pun yang dilakukan di masa yang didatangi keadaan di masa kini tidak akan berubah. sehingga terdapat banyak plot di buku ini, yang membuat buku ini tidak terasa monoton atau klise. 

Evaluasi: 

Novel Funiculi Funicula merupakan novel terjemahan sehingga ada beberapa hal yang tak biasa ditemui di Indonesia seperti nama karakter yang menggunakan nama belakang atau marga. Terdapat  bagian yang cukup membingungkan, seperti pada bab kedua di mana dijumpai karakter perempuan  bernama Fumiko. Fumiko merupakan nama gadis tetapi saat akhir bab kedua ini, Fumiko meminta nama panggilannya diubah, ia tidak ingin lagi dipanggil menggunakan nama gadisnya namun menggunakan marganya yang sekarang. Kemudian karakter bernama Fusagi yang merupakan suami dari Kotake, namun di akhir bab mereka berdua ingin dipanggil dengan nama yang sama yaitu Fusagi. 

Penggunaan desain sampul buku yang berlatar belakang Jepang disertai perpaduan font yang digunakan   menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca. Pemilihan warna yang menggunakan tone earth pun membuat cover buku ini menjadi nyaman untuk dipandang.

Dalam novel Funiculi Funicula, Toshikazu menggambarkan alur cerita maju mundur, akan tetapi hal tersebut tidak menjadi halangan bagi penulis. Toshikazu mampu mengemas buku ini dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga pembaca tidak akan merasa kebingungan dan kesulitan saat membaca.

Penutup:

Novel Funiculi Funicula: Before The Coffee Gets Cold bisa menjadi rekomendasi untuk pembaca yang menyukai cerita dengan latar belakang sejarah sebab dalam buku menuangkan informasi sejarah Jepang, salah satunya awal mula ketika kopi masuk ke Jepang dan beberapa sejarah tentang perkembangan suhu yang terjadi di Jepang. Selain itu, buku ini cocok menjadi rekomendasi untuk penggemar cerita dengan fiksi slice of life

Judul Buku Funiculi Funicula: Before The Coffee Gets Cold
Penulis Toshikazu Kawaguchi
ISBN 9786020651927
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2021
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 224

0 komentar

Buat komentar