Novel Pura-pura Pacaran karya Agnes Jessica: Seorang Cewek yang Pintar dan Pendiam Terjabak dimasalah Temannya

Identitas Buku:

Judul: Pura-pura Pacaran

Pengarang: Agnes Jessica

Penerbit: Gala Sinema SCTV

Tahun terbit: 2007

Halaman: 128

Bahasa: Bahasa Indonesia

 

Pembukaan:

 Agnes Jessica lahir di Jakarta tanggal 4 April. Sebelum menjadi penulis novel dan skenario ia adalah guru matematika di SMUK 1. Ketiga puluh novel buah karyanya yang sudah diterbitkan adalah Cowok Pingitan, Mona Jadi Lisa, Pura-pura Pacaran, Sepasang Peniti Perak, Angan Sang Cinderella (Vania Books) dan masih banyak lagi. Kini ia aktif menulis novel dan juga berberapa skenario untuk Multivision Plus.

 

Sinoposis:

Stella temanya tidak lama kemudian datang membawa lembar kertas ulangan matematika yang telah di bagikan, Airin yang melihat ia mendapatkan nilai 91 tanpa melihat Stella ia bertanya Sarah mendapat berapa. Stella menjawab dengan gugup nilai matematika Sarah 100, Airin yang mendengar itu langsung meremat kertas ulangan itu dan membuangnya ke tong sampah. Stella yang melihat itu langsung terdiam. Raymond dan Yovan mampir ke kelas Airin mencarinya tapi tidak ketemu. Sarah terlihat sedang melukis dengan cat air, ia melihat warna airnya yang berubah menjadi kehitaman, Sarah ingin menggantinya. Sarah berjalan keluar tak sengaja salah satu cewek menyenggolnya dan menumpahkan air cat itu ke baju Raymond. Yovan yang melihat itu langsung memarahi Sarah tapi di cegat oleh Raymond. Airin saat itu mengarah ke kelas melihat baju Raymond yang bsah langsung bertanya kenapa. Dua minggu kemudian mereka bertengkar lagi Sarah disitu mendengarkan semua masalah mereka, mereka kaget melihat Sarah distu Airin langsung marah dan berkata bahwa Sarah menguping. Raymond memeluk pinggang Sarah dan berkata bahwa ia akan berjalan bersama Sahra. Sarah memasuki bar club, Yovan dan Raymond kaget melihat apa yang terjadi. Sarah yang kaget langsung berteriak Raymond dan Yovan yang mendengar itu langsung datang dan menghajar orang itu. Airin yang melihat gaun itu langsung menemui Raymond yang sedang ada di lapangan. Ia memarahi Raymond, ia berkata jika Raymond ingin balik lagi ia harus memutuskan Sahra saat prom night. Sarah pergi ke bar diamana ia kerja, ia melihat Raymond yang datang, tanpa sepengetahuan Raymond ia di tusuk dari belakang. Seminggu kemudian Raymond pergi ke sekolah Yovan yang melihatnya langsung menggadengnya menuntut ke aula dimana semua lukisan terpampang jelas satu lukisan yang memperlihatkannya sedang bermain basket dan yang menggambar adalah sarah. Raymond langsung pergi ke kelas Sara tapi tidak menemukannya.

 

Analisis:

Kelebihan 

1. Alur cerita menarik Novel Pura-pura Pacaran penulis Agnes Jessica, memiliki alur yang menarik karena menceritakan tentang anak remaja yang diam namun dapat berubah. Hanya dengan anak basket.

2. Plot yang mengejutkan Plot yang disajikan dalam kisah ini akan mengejutkan pembaca. Pembaca harus menerima fakta bahwa yang sering diam belum tentu biasa saja bisa saja ia yang menjadi pertama.

 

Kekurangan 

1. Deskripsi kurang jelas Memang dengan adanya hal yang menarik dalam cerita ini akan membuat pembaca bersemangat untuk mengetahui lebih dalam cerita ini tiap halamannya, namun beberapa kata yang digunakan penulis untuk mendeskripsikan keadaan atau suatu benda terlalu rumit untuk dimengerti. Pembaca tetap dapat merasakan apa yang dialami tokoh, namun menjadi sedikit terganggu karena kata-kata yang kurang menjelaskan dan sedikit berbelit-belit. 

2. Cerita agak berat tentunya merupakan genre yang memiliki banyak peminat. Namun cerita dalam novel Pura-pura Pacaran sedikit berat, karena ditambahkan cerita peperangan, perlawanan, dan pemberontakan serta pengkhianatan oleh penulis. Hal ini tentu membuat cerita menjadi lebih rumit, namun membuat penasaran para pembaca.

 

Penutup:

Novel Pura-pura Pacaran sangat saya rekomendasikan bagi pembaca yang memiliki ketertarikan dalam kisah cinta. Disajikan penulis dengan rapi ditambah sedikit pertarungan, telah menyempurnakan novel ini. Pertemanan yang terjali antar tokoh seiring berjalannya waktu, menjadi pelengkap emosional yang tepat dalam kisah ini. Selamat membaca!