book

Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

0
  • book
    Ditulis oleh
    FEBY ELSHA MAHARANI
  • Dibuat tanggal
    19 Sep 2024
  • Sekolah
    SMK Negeri 1 Kanor

Novel berjudul “Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela” karya Tetsuko Kuroyanagi diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama di Jakarta. Karya ini ini merupakan sebuah novel yang menghadirkan suasana hangat dan penuh humor. Nama tokoh 'Totto-chan' diambil dari nama kecil sang penulis. Karenanya, novel ini mengisahkan pengalaman masa kecil penulis saat menjalani pendidikan dasar. Penulis menggunakan gaya bercerita yang sederhana dan mengalir, sehingga pembaca dibawa seolah-olah menyaksikan langsung kehidupan sang tokoh utama, Totto-chan, serta lingkungan sekitarnya. Penulis berhasil menggambarkan masa kecil yang penuh warna melalui deskripsi yang mendalam, seolah kita turut berpetualang bersama Totto-chan.

Cerita ini ditulis dari sudut pandang orang ketiga, memudahkan kita untuk memahami setiap karakter dan interaksi yang terjadi. Melalui dialog dan peristiwa yang dihadirkan, tokoh-tokohnya tampil begitu hidup dan autentik. Cerita dalam novel ini dimulai ketika Totto-chan dikeluarkan dari sekolah lamanya, saat dia masih duduk di kelas satu. Hal ini dikarenakan Totto-chan dianggap sering mengganggu suasana kelas. Guru-gurunya menilai bahwa ia adalah anak yang sulit diatur dan membuat keributan. Namun, orang tua Totto-chan memiliki pemahaman yang dalam tentang karakter anak mereka dan selalu memberikan dukungan penuh dengan kasih sayang.

Kemudian, Totto-chan dipindahkan ke Tomoe Gakuen, sebuah sekolah dengan pendekatan pendidikan yang sangat berbeda. Di sinilah kehidupan Totto-chan mulai berubah. Tomoe Gakuen merupakan sebuah sekolah unik yang menggunakan gerbong kereta api bekas sebagai ruang kelas. Keunikan ini membuat para siswa, termasuk Totto-chan, merasa sangat bahagia.

Tomoe Gakuen mempraktikkan konsep pendidikan berbasis kecerdasan majemuk. Sekolah ini dipimpin oleh Pak Sosaku Kobayashi, seorang kepala sekolah yang percaya bahwa setiap anak memiliki potensi unik. Pak Kobayashi memiliki keyakinan kuat bahwa semua anak terlahir cerdas dan baik, namun setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Pak Kobayashi sebagai sosok pendidik yang penuh perhatian, memiliki pemahaman mendalam tentang karakter tiap anak. Pak Kobayashi selalu memberikan dorongan positif, yang membuat Totto-chan merasa dihargai dan selalu bersemangat untuk belajar.

Di Tomoe Gakuen, para guru mendidik anak-anak dengan penuh perhatian dan kasih sayang, menghargai setiap bakat serta kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing murid. Melalui bimbingan dan pendekatan yang penuh kasih sayang, anak-anak di Tomoe Gakuen dapat berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan karakter masing-masing, sehingga proses belajar menjadi lebih personal dan menyenangkan. Totto-chan adalah salah satu murid yang sangat termotivasi oleh sistem pendidikan yang diterapkan di Tomoe Gakuen.Di sekolah ini, murid-murid dibebaskan untuk memulai pelajaran dengan subjek yang mereka sukai, sehingga suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan personal.

Salah satu keistimewaan novel ini adalah bagaimana Tetsuko mampu menghidupkan kembali kenangan masa kecilnya, terutama persahabatannya di Tomoe Gakuen, sekolah yang sangat berbeda dari kebanyakan sekolah lainnya pada masanya. Bahasa yang digunakan Tetsuko terasa sangat natural, mencerminkan sudut pandang seorang anak kecil, meskipun sang penulis sendiri sudah dewasa. Hal ini menjadikan cerita terasa ringan, mudah dipahami, namun tetap penuh makna.

Pelajaran dari Tomoe Gakuen yang paling menarik ketika memberikan materi tentang latihan euritmik. "Jadi, tujuan euritmik pertama-tama adalah melatih pikiran dan tubuh untuk sadar akan adanya irama, selajutnya mencapai keselarasan antara jiwa dan raga, sampai akhirnya membangkitkan imajinasi yang kemudian merangsang kreativitas (halaman 104)." Kata-kata yang paling menarik adalah 'kemampuan euritmik untuk membangkitkan imajinasi dan merangsang kreativitas'. Andaikan saya menjadi siswa Tomoe Gakuen, saya akan belajar mendalami proses pengaplikasian seni euritmik ini agar mampu belajar menyelaraskan pikiran, perasaan, dan tubuh melalui gerakan. Sehingga saya dapat membuka potensi imajinasi yang lebih luas, memungkinkan kreativitas berkembang. 

Pesan moral yang terkandung dalam novel ini sangat kaya. Salah satu yang paling menonjol adalah kebijaksanaan sang ibu yang memilih untuk tidak memberitahu Totto-chan bahwa ia telah dikeluarkan dari sekolah sebelumnya. Keputusan itu membuka jalan bagi Totto-chan untuk menemukan kebahagiaan dan semangat baru di sekolah Tomoe Gakuen. Novel ini mengajarkan kita, sebagai pembaca, untuk melihat pendidikan dengan sudut pandang yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman cara belajar setiap individu.

Sebagai pelajar, apakah kita pernah merasakan kegembiraan yang luar biasa hanya dengan membayangkan pergi ke sekolah? Totto-chan mengajarkan bahwa dengan lingkungan yang tepat, sekolah bisa menjadi tempat yang menyenangkan dan penuh inspirasi. Karena dalam cerita ini mengajarkan tentang pentingnya memahami dan menghargai perbedaan setiap anak dalam belajar, serta betapa dukungan dari lingkungan pendidikan yang tepat dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

Judul Buku Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela
Penulis Tetsuko Kuroyanagi
ISBN 978-979-2-3655-2
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2014
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 272

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama