
Cinta Sepanjang Musim
-
Ditulis olehDivia Saputri
-
Dibuat tanggal
21 Sep 2024
-
Sekolah
SMK NEGERI 1 JEPARA
Resensi Buku "Cinta Sepanjang Musim" Karya Bagus Dwi Hananto
Judul: Akankah Cinta Berakhir Ketika Musim Berganti?
“Cinta Sepanjang Musim” merupakan sebuah karya yang ditulis oleh Bagus Dwi Hananto dan diterbitkan oleh Penerbit BASABASI di Yogyakarta pada tahun 2020. Sebagai penulis prosa dan puisi, Bagus menyajikan karya yang sangat apik dan mudah dipahami. Ia juga mengantarkan pembaca ke dalam cerita dengan tema keluarga, cinta, kenangan, dan rasa kehilangan, dengan latar belakang negara Jepang. Novel setebal 216 halaman ini merangkum kisah yang sentimental, yaitu perasaan menghadapi trauma dan keterpurukan serta dibersamai dengan masa kini yang harus tetap dilewati.
Karakter utama dalam cerita ini adalah Taku, seorang laki-laki dewasa yang kembali ke Kamakura untuk menemui kakek-neneknya sekaligus mengenang sosok kakak yang sangat dia kagumi. Di Kamakura, ingatan Taku akan Kiyoko terbangun. Saat Taku tengah bersiap untuk menikah, kenangan akan teman masa kecilnya kembali menyeruak.
Taku mengunjungi Kamakura untuk memperkenalkan kekasihnya, Hana, kepada kakek dan neneknya. Pada kunjungan itu, Taku juga bertemu kembali dengan Kiyoko. Di sana mereka bertiga melakukan perjalanan dan liburan mengunjungi kuil, taman, dan wisata yang ada di Kamakura. Sekembalinya dari Kamakura, Hana menyadari ada hal yang belum selesai di antara mereka. Dua bulan sebelum pernikahan, Hana menyampaikan kepada Taku untuk menyelesaikan dan menata perasaannya.
Pada akhirnya, Taku kembali menemui Kiyoko di Kyoto, dan semuanya berjalan tenang sepanjang perjalanan sampai satu hal tak terduga dilakukan salah satu di antara mereka. Kiyoko mengungkapkan perasaannya kepada Taku. Di titik inilah Taku menyadari bahwa sebenarnya ia juga menyimpan rasa kepada Kiyoko jauh sebelum mengenal Hana. Kenangan yang pernah dilakukan Taku dan Kiyoko pada masa kecilnya kembali muncul perlahan. Ia pun memutuskan untuk menunda kepulangan dan tetap bersama Kiyoko selama beberapa hari.
Kepulangan Taku yang terlambat dan melebihi waktu yang dijanjikan kepada Hana memicu pertengkaran. Hana memutuskan untuk menunda pernikahan dan kembali ke Jakarta. Taku berada di antara dua pilihan: terus maju dan mencintai Hana sepenuhnya atau kembali terserap melankoli masa lalu bersama Kiyoko. Akhirnya, ia memutuskan untuk menemui Hana di Jakarta. Pertemuan dimana Hana meneteskan air mata, menyadarkan Taku bahwa perasaan terhadap Kiyoko hanyalah kisah masa lalu.
Mereka memutuskan untuk melangsungkan pernikahan yang ditunda pada musim semi tahun depan. Hari itu, tepat sebelum pernikahan dilaksanakan, Taku menerima kabar bahwa Kiyoko bunuh diri. Hal ini menimbulkan tanda tanya bagi Taku, apakah mereka kejam dengan tetap menikah dan meninggalkan Kiyoko mati sendirian?
Bagus Dwi Hananto berhasil menciptakan cerita yang menggugah perasaan dan penuh dengan momen-momen penuh makna. “Cinta Sepanjang Musim” juga berisikan alur cerita yang mengalir dengan baik dan penggambaran musim Jepang yang disesuaikan dengan hubungan karakter utama.
Meskipun menawarkan aspek menarik dalam ceritanya, buku ini juga memiliki tantangan tersendiri bagi pembaca yang mengharapkan narasi cepat, karena bagian yang terlalu fokus pada pendalaman karakter utama membuat cerita terasa bertele-tele dan lambat. Penggunaan nama-nama tempat wisata di Jepang sebagai latar cerita juga sedikit mengganggu karena sulit dipahami oleh orang awam.
Secara keseluruhan, “Cinta Sepanjang Musim” sangat layak untuk dibaca. Melalui narasi yang digambarkan secara puitis, novel ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan wawasan emosional dan memperkenalkan pembaca pada budaya Jepang.
0 komentar