
Renungan Tasawuf
-
Ditulis olehMuhammad Yusuf Husein
-
Dibuat tanggal
22 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Insan Cendekia Boarding School Payakumbuh
Resensi Buku Renungan Tasawuf Karya Abdul Malik Karim Amrullah.
Judul: Mendekatkan Diri Tidak Selalu menyendiri.
Buku Renungan Tasawuf merupakan buku Self improvment berdasarkan pandangan spiritual agama Islam yang di tulis oleh Buya Hamka. Haji Abdul Malik Amrulloh dan biasa di panggil Buya Hamka adalah seorang ulama besar selain menjadi ulama Buya Hamka juga menjadi sastrawan Indonesia. Dan ini adalah salah satu karya yang pernah di tulis oleh Buya Hamka Di Bawah Lindungan Ka ‘bah (1937) dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (1938). Beliau lahir di Tanah Sari 17 Februari 1908 Dan meninggal di Jakarta 24 Juli 1981. Buya Hamka pada usia 7 tahun Hamka masuk sekolah dasar dan malamnya belajar mengaji bersama dengan ayahnya sendiri sampai khatam. Buya Hamka juga sering berguru langsung kepada ulama, baik di Sumatera, Jawa, hingga di Mekkah. Cuman bermodal membaca adalah salah satu dari belajarnya. Saat Hamka kuliah Hamka mendapatkan gelar dari UNIVERTAS AL-AZHAR dan UNIVERSITAS NASIONAL MALAYSIA tidak hanya gelar saja bahkan Hamka juga diangkat menjadi guru besar di UNIVERSITAS Prof. Moestopo. Hamka juga tercatat sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Buku Renungan Tasawuf buku dari beberapa kumpulan enam karangan di berbagai majalah seperti “Majalah Indonesia” “ Panji masyarakat” “Gema Islam” dan “Mimbar agama” di dalam buku ini juga disusun dengan ceramah-ceramah belau dari tahun ke tahun. Sekarang umat Islam di Indonesia bahkan di dunia sendang terjadi terkikisnya iman dan akhlak karena terjadinya perubahan global yang menyebabkan iman dan akhlak tidak dikenal lagi. Pertanyaan semua itu akan dibahas di buku ini yang di mana perubahan zaman yang menyebabkan terkikisnya iman dan akhlak.
Di dalam buku ini Buya Hamka menjelaskan secara rinci bagaimana kita cara menggunakan akal dan khayal yang di mana untuk cara mendekatkan diri kepada Allah. Akal dan khayal juga bisa menyebabkan kita menjauh dari Allah karena khayal yang dia gunakan tidak pada tempatnya seperti akal yang terlalu tinggi saat memikir kan khayal kepada hal-hal yang gaib. Bahkan akal dan khayal juga tidak hanya kepada hal-hal yang gaib saja tetapi karena ia tidak terlalu percaya siapa sebenarnya yang berhak ia ikuti dengan sombong akal dan khayal bisa saja membuat “ bahwa akulah yang harus di percaya” . Jadi khayal itu tidak ada batasnya, tapi dengan akal yang baik kita bisa menepatkan khayal yang lebih tepat. “ jangan diadu batu dengan batu. Sebab keduanya akan hancur! Jangan ditangkis kemegahan akal dengan kemegahan akal pula” dan “ perubahan yang lebih baik mudah terdapat di dalam agama Islam. Penyakitnya hanya satu saja, tidak tiga, tidak empat. Penyakit itu iyalah kebodohan bisa di obati dengan pengetahuan”.
Buya Hamka juga menjelaskan semua yang kita capai itu kita lewati dengan adanya kesusahan dan penderitaan itu semua kita lewati dengan penuh keyakinan dengan berani kita menggunakan akal dan khayal. Semua itu tidak bisa di lewati dengan sekejap mata yang hanya bisa berdiam diri di tempat yang sangat sepi hanya untuk beribadah kepada Allah saja. Tidak hanya melakukan itu saja kamu bisa langsung mendekatkan diri kepada Allah tetapi dengan amalan amar ma’ruf nahi mungkar. Dan kita harus menjadi seorang muslimin yang tangguh rela untuk semuanya demi ke jalan yang benar untuk sang ILLAHI.
Buku ini sudah di jelaskan langsung oleh Buya Hamka mau itu dari sebuah karangannya karyanya atau dari ceramah-ceramahnya Buya Hamka dengan menggunakan bahasa yang kiasan. Bahwa sudah dijelaskan cara penggunaan akal dan khayal, perjuangan seorang muslim yang harus dilakukan seorang muslim , dan kewajiban seorang muslim atas negara dan masih banyak lagi hak atas seorang muslin di buku ini yang sudah di jelaskan oleh Buya Hamka. Jadi semua yang ada di dalam buku ini itu ada sebuah pengaplikasian untuk kita gimana kita menjadi seorang muslim yang baik dak taat terhadap agama dan menjadi cerminan yang terbaik untuk negara.
Buku ini juga dari gaya bahasa yang sangat mendalam atau menggunakan gaya bahasa metafora yang bagus sehingga para pembaca bisa nyaman dalam membacanya. Mungkin untuk orang-orang yang tidak terbiasa dengan gaya bahasa seperti ini atau orang-orang awam yang belum bisa mengerti gaya bahasa yang tidak biasa di pakai oleh orang-orang mungkin kurang paham atau bisa jadi tidak bisa di mudah mengerti. Yang menjadi tidak kepuasan buku ini adalah materi yang ada dalam buku ini sangat dikit jadi untuk para pembaca pun merasa tidak puas apalagi para pembaca yang minat dalam hal tasawuf.
Buku ini juga di prioritaskan untuk masyarakat muslim Indonesia karena buku-buku religi ini terutama buku Renungan tasawuf. Dengan berbagai materi yang singkat, padat, dan jelas, ini bisa menjadi sebuah pedoman atau kita bisa melakukan apa yang telah di contohkan oleh Buya Hamka dan kita bisa melakukan ini di hari-hari kita atau setiap harinya. Dari buku ini semoga kita bisa di jauh kan dari hal-hal kejahatan, kezaliman dan banyak godaan akhir zaman sampai kita lupa terhadap apa yang lebih utama dari dunia.
0 komentar