
Cinta Lama
-
Ditulis olehMaulida Alfiah
-
Dibuat tanggal
24 Sep 2024
-
Sekolah
SMA NEGERI 3 SAMARINDA
"Aku pikir engga sih. Kamu layak marah dan kecewa karena kutinggalkan. Walaupun sampai sekarang, aku tidak tahu siapa di antara kita yang meninggalkan. Kamu atau aku." Cinta Lama, 45
Cinta Lama adalah novel yang diterbitkan oleh Puthut E. A. terbit pada tahun 2020 melalui penerbit DIVA Press. Novel berisi 142 halaman yang dilengkapai ilustator Rean Aqila. Tokoh dalam novel ini adalah lanjutan dari kisah asmaranya di buku sebelumnya yaitu Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
Sebagai dari lanjutan novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Cinta Lama kembali menghadirkan cerita- cerita dan karakter yang sudah dikenal. Saat saya membaca buku sebelum Cinta Lama ini, saya sangat suka dengan alur-alur ceritanya. Saya mendapatkan buku Cinta Lama ini paketan dengan buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, kemudian saya mendapatkan topi bucket yang lucu bertuliskan "Bude Sumiati". Buku ini hanya ada 142 halaman, cukup tipis dari pada buka novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu dan karya-karya Puthut E.A. lainnya. Novel ini juga sangat menarik dibaca karena dilengkapi dengan gambar- gambar ilustator karya dari Rean Aqila.
Berlantarkan sebuah restoran hotel, di mana pertemuan setelah sekian lama sepasang mantan kekasih bertemu. Sang tokoh lelaki ini sudah 20 tahun sengaja menghindar untuk berjumpa dengan mantan kekasihnya, namun ingatannya menolak. Apakah tokoh lelaki ini masih mencintai? Urusan percintaan selama itukah sembuhnya? Cerita yang diramu oleh Puthut E.A. ini menceritakan dua tokoh yang dulu semasa kuliah adalah sepasang kekasih, namun di tengah jalan hubungan mereka hilang tanpa kabar. Sebenarnya siapakah yang meninggalkan? Apakah ada alasan tertentu? Hingga 20 tahun lamanya menyimpan tanda tanya besar. Saat mereka bertemu di sebuah restoran, setelah 20 tahun tidak bertemu, tidak saling kabar, dan pastinya mereka tak tahu perasaan yang dirasakan satu sama lain. Apakah rasa itu kembali lagi? Atau sebaliknya?
Dalam novel Cinta Lama ini, pembicaraan antara dua tokoh utama yang bertemu lagi setelah sekian lama berpisah memunculkan konflik emosional yang mendalam. Ketika mereka membahas percakapan ringan tentang keluarga, teman-teman masa kuliah, hingga masa lalu, ada pembicaraan yang intens di situ. Mereka saling mengungkapkan perasan, pikiran, harapan, dan cita-cita akan masa depan. Cinta Lama ini ditulis dengan bahasa puitis menggambarkan perasaan cinta, kerinduan, kehilangan, membuat para pembaca merasakan perasaan dilema dan keinginan yang terpendam dalam tokoh. Percakapan mereka membuat kita bisa merasakan bagaimana kehidupan yang mereka jalani dari awal berpisah hingga saat ini, banyak tanda tanya besar dalam kehidupan mereka. Kemudian seiring berjalannya waktu, pembicaraan mereka semakin mendalam, emosi ketegangan muncul. Tokoh Wanita merasa tak pernah meninggalkan tokoh lelaki, sedangkan tokoh lelaki merasa bahwa wanita tersebut tak pernah memberi keyakinan dalam hubungan mereka. Dari banyaknya pembicaraan dari hati ke hati, akhirnya mereka menyadari di antara mereka belum melupakan. Meskipun keduanya sudah berkeluarga dan memiliki anak, konflik masa lalu masih mengahantui pikiran mereka. Karakter-karakter yang ditampilkan penuh dengan nostalgia, kompleks dengan perasaan terpendam, dan konflik emosional yang mendalam, namun pada akhirnya mereka mampu berdamai dengan diri masing-masing.
Kelebihan novel ini, terdapat cover yang berlatarkan warna biru tua dan warna kuning pada judul yang memberikan kontras menarik, membuat kata Cinta Lama menjadi fokus utama pada novel. Ilustrasi pada novel, di mana posisi kedua tokoh saling membelakangi, dan ekspersi wajah yang menggambarkan hubungan mereka tak sesederhana itu, membuat para pembaca bertanya-tanya "Siapa sebenarnya kedua tokoh ini?" dan "Apa hubungan mereka satu sama lain?"
Selain itu, tata bahasa yang disuguhkan di dalam novel ini begitu kotras, menghidupkan kisah cinta masa lalu dengan realisme yang mendalam, membuat para pembaca ikut merasakan perasaan para tokoh.
Kekurangan dalam novel ini, terlalu banyak pengulangan cerita pada masa lalu membuat cerita kurang inovatif. Untuk cover pada buku ini terlalu sederhana, ilustrasi pada buku kurang detail atau menarik secara visual bagi para pembaca, ilustrasi kedua tokoh ini memberi kesan cerita cinta, perpisahan yang datar saja. Alur cerita yang lambat membuat para pembaca merasa bosan karena terlalu fokus pada cerita perenungan saja. Konflik yang dialami para tokoh terlalu sederhana dan mudah di selesaikan, membuat kurangnya rasa penasaran bagi para pembaca.
Kesimpulan dari novel Cinta Lama ini, kita dapat mulai berdamai pada masa lalu dengan diri sendiri dulu, salah satunya bisa dimulai dengan menyelesaikan perasaan yang mengganjal. Kita tidak boleh menghindari masalah seberat apapun, namun harus di selesaikan dengan tuntas sebelum memulai kehidupan baru dengan orang lain. Lalu bagaimana jika perasaan kita hingga saat ini susah diungkapkan? Apa perlu dikejar? Jangan-jangan benar kata orang, jatuh cinta itu serba salah ya, sangat melelahkan....
0 komentar