
Si Cemong Coak
-
Ditulis olehfelicia sugiharto
-
Dibuat tanggal
30 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Pertama Kristen Petra 2 Surabaya
Pembukaan:
Iwok Abqary, seorang penulis yang telah menulis banyak buku dan laris di kalangan generasi muda. Kini kembali dengan sebuah cerita yang menceritakan Si Cemong Coak dengan latar yang menarik. Berlatar dunia fantasi, dan disana mereka menceritakan kisah hidup kucing jalanan yang jadi kucing rumah.
Sinoposis:
Cemong adalah kucing. Ia menemukan kepala ikan, cukup mengenyangkan buat sesaat. Ia tak tau mau pergi kemana. Ada kucing belang berekor pendek, ia marah tiap Cemong mendekat. Mak Abu, kucing hamil. Kucing biasanya ramah tapi pas kenyang aja. Kucing biasa berebut makan. Cemong melihat sekeliling buat pergi kemana. Ia akan pergi ke tong sampah/nenek baik, biasa memberi makan. Mereka pergi ke tong sampah buat mencari makan. Cemong mau pergi ke nenek itu. Cemong menemukan mangkuk kosong. Ia mengeong, agar nenek itu membawakan makanan, tapi pintunya masih tertutup, nenek itu sudah tidur, Cemong berbalik, bau ikan goreng, ia berlari. Ia sudah berada di atap, Cemong terhenti. 2 kucing mau berantem, selalu berebut tempat/makan, Cemong harus melewati mereka buat dapat baunya. Kucing kuning itu berjalan pincang sedikit. Tak ada yang suka suara kucing, kucing itu tak peduli dan mengeong keras. Pemilik rumah menyiram mereka. Cemong dan 2 kucing itu kaget, pemilik rumah menyiram lagi kucing itu. Pengejaran berlanjut. Cemong tau berantemnya lama. Tidak ada kucing yang menyerah sebelum kucing lain. Kucing kuning itu kabur. Suara kejaran di atap. Ada wanita mengambil sapu dan mengusir kucing itu. 2 kucing itu masih dalam pengejaran mereka. Cemong pergi.
Setidaknya atap rumah tak ada 2 kucing. Wanita itu marah, atapnya rusak. Mereka pergi, Cemong mencari makan. Ia melihat ikan. Cemong melompat ke atas meja, ada wanita mengusirnya. Cemong keluar, masuk lagi. Makanannya di cakarnya. Ada banyak meong dari gudang tua. Mak Abu baru melahirkan anak kucing. Cemong tidur, saat bangun. Ia melihat ada semangkuk makanan milik Kucing Putih, ia marah pas Cemong mendekat. Cemong ke taman. Mungkin ia menemukan makan, pernah beberapa anak memberinya makanan. Cemong suka taman, ia bisa bermain, tidur siang. Ada kucing 3 warna, bagus dan berkalung, pertama kali ia melihatnya. Cemong kesana. Ada coak di telinganya, dan jelas punya rumah. Ia menggoyangkan kalungnya. Kata kucing itu“Suatu hari nanti, mungkin telingamu akan coak!”, ia berlari. Cemong bingung, ada bayangan yang besar di belakangnya. Ia mau lari tapi ia sudah terlilit jaring. Ia melihat sekeliling kandangnya telah menjadi rumahnya beberapa hari. Ia takut, tak tau sudah berapa lama ada disitu. Ia meringkuk, cemas. Ada kandangnya kucing oren, Ia juga takut.
Mereka gak tau mereka dimana, . Di dalam kandang itu ada semangkuk makanan. Ia kenyang, Cemong keluar dari kandang. Ada beberapa orang, mereka memberi Cemong makan. Ada yang membelai Cemong dan meraih ia. Tapi ia marah dan mundur. Ia mencakar seseorang. Ia lari ke arah pintu tapi di tutup, gak ada jalan . Ia di sudut. Ada pria berjas putih berlutut di depan Cemong. Pria itu memberi tangannya, Cemong mengendus tangannya. Pria itu tersenyum, Cemong merasa sedikit aman. Cemong melihat pria itu. Pria itu mengangkat Cemong dan memeriksa, Cemong masuk ke kandangnya. Mereka ketakutan. Mereka terbiasa bebas di jalan. Cemong bingungan dan ketakutan. Cemong bangun, dengan pusing. Ia teringat tusukan singkat. cuma sedikit nyeri di bawah. Cemong mencoba berdiri tapi tak bisa. Cemong tertidur. Ia bangun dengan lebih was-was dan menyadari ada coak di kucing lain. Cemong melihat kandang lainnya, Kucing oren santai. Cemong kaget dan melihat sekeliling. Semua kucing punya coak yang sama di telinga mereka, kemudian ia teringat seekor kucing dari taman. Ia punya coak yang sama. Kucing 3 warna itu sehat, bulunya halus, ia cukup makan dan ia memiliki kerah. Mungkin telinga coaknya itu seperti lencana khusus untuk kucing yang mendapatkan kerah, tapi kucing putih dengan kerah, telinganya gak coak. Selama 2 hari, Cemong tinggal di kandangnya. Ia merindukan kebebas. Selain coak di telinganya, Cemong lebih baik, kakinya kuat , tida sakit. Kata pria itu kucing yang gak di ambil akan di balikkan, ada anak laki-laki bersemangat melihat kucing. Ia berhenti di kandang Kucing oren. Si bocah mengangkat kucing oren tenang dalam pelukannya. Kucing menemukan keluarga baru. Ia selalu duduk. Ia menunggu orang yang menjemputnya. Sudah malam dan tak seorang pun datang. Pria itu meletakkan Cemong ke kandang. Cemong melangkah masuk. Mungkin taman tempatnya. Di ikat di motor. Cemong pergi ke tempat baru, ia deg-degan. Bukankah pria itu bilang akan di balikan kucing yang tersisa ke tempat aslinya, di dalam kandang. Memasuki perumahan. Berhenti di rumah, pria itu turun dan melepas ikatan kandang dan menggendong Cemong. Cemong mengintip. Ada wanita menyambut mereka. Pria itu adalah Paman Ivan, ada gadis duduk di kursi roda. Saat kandang terbuka. Ia memeluk Cemong. Kursi rodanya ke meja. Tangannya meraih lonceng. Ia mengalungkan lonceng. Cemong mengayunkan lonceng di lehernya. Ada kucing berhenti dan bertanya kenapa telinganya. Cemong melakukan sama kucing 3 warna.
Analisis:
Kelebihan
-
Alur cerita menarik Si Cemong Coak karya penulis Iwok Abqary, memiliki alur yang menarik karena menceritakan tentang petualangan Kucing lapar di jalan. Dengan Cemong memilii sifat baik. Memiliki alur cerita yang akan membuat generasi muda tertarik dengan sedikit misteri dalam kisahnya.
-
Plot yang mengejutkan Plot yang disajikan dalam kisah ini akan mengejutkan pembaca. Pembaca harus menerima fakta bahwa kucing itu hawan yang bisa baik dan bisa jahat.
Kekurangan
-
Cerita ini sudah cukup bagus tetapi jika ditambahkan sedikit hal hal yang mengejutkan dan misteri itu lebih bagus tapi ini sudah cukup bagus.
Cerita ini lumayan asik tetapi jika gambar yang lebih banyak itu akan lebih seru dan akan banyak generasi muda yang berminat untuk membaca ceritanya
Penutup
Cerita Si Cemong Coak sangat saya rekomendasikan bagi pembaca yang memiliki ketertarikan dalam kisah petualangan. Disajikan penulis dengan rapi ditambah sedikit hal yang mengejutkan, telah menyempurnakan cerita ini. Menjadi pelengkap emosional yang tepat dalam kisah ini. Selamat membaca!
34 komentar
Luar biasa resensi bukumu Felicia. Terus gemar membaca ya..!!
Kereen Felicia
Selamat untuk Felicia Sugiharto kamu luar biasa dalam menyelesaikan program 'Sepekan Membaca 1 Buku', kamu telah menunjukkan komitmen, disiplin, dan kecintaan terhadap ilmu melalui setiap halaman yang kalian baca.
Mantap sekali resensimu Felicia, terus membaca dan berkarya ya
Good
bagus sekali ,, tetap semangat
the book is very good
maksimal betul
semangaaaat!
kerennnnn resensinya,tetap semangat membacanya
semangattt
baguss , semangatt
luar biasa karyamu lanjutkan dan kembangkan
MAKSIMAL BANGET RESENSINYA
Well done ... Felicia
yang pencinta kucing pasti suka imut banget!!!
bagus bgt
keren
menarik dan membuatku terharu
Good Job Fel
bagus sekali ceritanya
Ceritanya bagus sekali
resensi nya bagus
wow sangat bagus resensi yang jelas dan menarik
Keren banget ceritanya
resensinya bagus banget
bagus banget
keren
Bagus dan keren
Teruslah membaca dan berkarya
keren.. bagus banget ceritanya dan alur ceritanya tidak membosankan, semangat untuk terus membaca
Luar biasa resensinya!
Bagus
Super sekali