Resensi buku novel

       Mujizat di kamar maut

            Halo pecinta novel, saya Rizqy Yamani. Saya adalah siswa kelas IX di SMP Pesantren Cendekia Amanah. Saya juga termasuk angkatan 3 di sekolah.  Sebagai anak pesantren, pastinya sangat senang sekali membaca novel. Sekarang saya diberi kesempatan untuk meresensi buku novel di depan komputer ini, oleh guru saya. Maka dari itu saya akan meresensikan novel Mujizat di kamar maut.

           Buku ini berjudul Mujizat di kamar maut, dengan Tebal buku 136 halaman. BPK Gunung Mulia, 1979 Sebagai penerbit buku dan ditulis oleh Kermit C. Bradford. Cetakan pertama buku ini dicetak pada tahun 1979. Cover buku ini berwarna coklat gelap dengan foto wajah penulis itu sendiri, juga gambaran kursi listrik di tengah, menggambarkan kejadian kelam di dalam buku ini.

         Kermit C. Bradford adalah seorang hakim pada pengadilan Negeri di Atlanta, Georgia, yang sangat dihormati. Ia juga direktur internasional pada Full Gospel Buseness Men’s Fellowship, dan telah menempuh lebih dari tiga juta km jarak penerbangan untuk menyampaikan kepada dunia yang sangat membutuhkan, kabar baik yang menggembirakan : bahwa Tuhan masih tetap melakukan mujizat-mujizat dalam hidup manusia.

        Cerita buku ini berawal pada suasana tenang di kota Atlanta pada malam hari, bulan Juli. Seorang penjaga toko bernama Kilman dan anak nya bernama Howard berada dalam toko itu. Tak lama dua orang berpakaian tak biasa yang bersenjata berdiri di depan toko. Melihat hal itu, Howard lompat menjangkau pistol miliknya. Pada saat yang bersamaan salah seorang mencurigakan itu menembakan tiga peluru ke tubuh Howard. Kilman yang melihat kejadian itu, berlari menjangkau pistol nya sendiri lalu menembakannya ke orang orang itu dengan berteriak “ kau telah menembak anak saya “. Kedua orang itu pun pergi dengan mobilnya. 

        Beberapa minggu kemudian, berita malam itu tersebar luas sehinnga tercetak di koran milik pak Kermit C. Bradford, seorang pengacara saat itu. Bradford berbincang-bincang dengan istri nya tentang hal itu. Karena hal itu ia teringat dengan ibu nya dulu, seorang kristen yang tekun  yang membantu warga warga yang terjangkit wabah terdahulu. Karena Ibu nya adalah orang yang sangat beragama, ia selalu menyemangatiku sedari Bradford kecil dengan percaya pada tuhan. Kembali ke kasus, Bradford pun pergi ke kantor. Ia selalu merenungi tentsng ibu nya. Di kantor Bradford ditelepon oleh hakim lain, mengatakan bahwa Bradford akan berpartisipasi dalam kasus itu, kasus pembunuhan di toko Kilman. Bradford diminta untuk mewakili seorang terdakwa yang dituduh sebagai pembunuh, bernama Callahan. Bradford pun menerima. Mulai saat itu, ia harus menegakkan keadilan. 

     Ia pun kepenjara dimana Callahan berada. Mereka bertemu lalu bertanya tanya menyuruhnya untuk mengaku jika ia adalah pembunuhnya. Tetapi Callahan tak mengaku, karena memang bukan dia pembunuhnya, dan saat itu Bradford mesti mencari bukti bukti.

     Pengadilan pertama dimulai. Kilman menggambarkan orang yang menembak, tetapi tak mirip dengan Callahan.

     Pengadilan pun selesai, Callahan masih terdakwa. Bradford masih terus mencari bukti bukti. Callahan semakin terpojok karena tak ada bukti yang kuat mengenai Callahan bukan seorang pembunuh, hingga Bradford mendengar kabar bahwa, ibu nya bertemu tuhan, ibunya meninggal. Sekarang pengisi rohani Bradford sudah tiada. Bradford seseorang yang selalu fokus bekerja, pergi ke suatu acara agama untuk pertama kali nya, dan disitu ia menyemangati diri, tuhan pasti mengingat kita. Dua minggu lagi Callahan akan dihukum mati. Dari situlah kemampuan dahsyat Bradford dimainkan, sebelum Callahan duduk, di kursi listrik, kamar maut.

     Amanat dari buku ini adalah, Dahsyat nya akhir ditentukan oleh kerja keras yang berlandaskan kehendak tuhan, juga kesemangatan mencari kebenaran yang menahan rasa putus asa.

     Kelebihan buku ini adalah cepat dibaca, struktur cerita yang menarik juga beragam susunan kalimat yang masih bisa dimengerti dengan mudah. Latar dan alur digambarkan tersusun rapih di setiap bab yang ada.

     Kekurangan banyak simbol-simbol yang digunakan di buku ini. Kadang juga ada beberapa kata yang jarang diketahui maknanya.