book

Funiculi Funicula : Before The coffe Gets Cold

0
  • book
    Ditulis oleh
    Nabila Ayra Pramudita
  • Dibuat tanggal
    11 Oct 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 3 SAMARINDA

Identitas

Funiculi Funicula atau Before The coffe Gets Cold adalah buku pertama dari Toshikazu Kawaguchi. Buku Funiculi Funicula ini diterbitkan pertama pada tahun 2015 dengan lebar buku 13.5 cm dan Panjang 20.0 cm. Buku ini memiliki jumlah halaman sebannyak 224 dengan cerita menakjubkan. ISBN pada buku ini adalah 9786020651927. Harga buku ini Rp95.000.

Pendahuluan

Pada buku pertama karya Toshikazu Kawaguchi Funiculi Funicula berhasil membuat pembaca melintasi perjalanan waktu bersama para tokoh untuk mengetahui masalah yang belum terungkap. Melalui kisahnya, buku ini mengajarkan untuk menyadari setiap peristiwa di hidup agar tidak menyesalinya di kemudian hari. Buku ini pun menunjukkan betapa pentingnya sebuah waktu.

Sinopsis

Dalam buku novel fantasi ini bercerita tentang sebuah kafe yang mampu membawa seseorang melintasi waktu jika duduk pada kursi khusus di kafe tersebut. “Legenda Urban” yang melekat pada kafe tersebut membuat banyak pengunjung penasaran. Namun, tidak sembarang orang dapat kembali ke masa lalu karena hal itu menantang hukum alam. Serangkaian peraturan pada kafe menyatu pada kafe yang dapat menjelajahi masa. Salah satunya harus menghabiskan kopi di dalam teko perak sebelum kopi tersebut dingin dan dilarang beranjak dari kursi khusus yang telah ditempati. Banyaknya peraturan yang tak henti-henti membuat orang-orang yang ingin menjelajahi waktu berpikir kembali. Akankah layak untuk kembali ke masa lalu?

Analisis

Dalam cerita ini mengisahkan empat kisah yang berbeda-beda namun memberikan kesan dan pesan yang menyentuh. Kisah mengharukan dirasakan ketika kita memasuki dunianya saat membacanya. Sebuah kafe dengan plang kecil di ujung gang sempit bernama “Funiculi Funicula” berhasil menjadi bayangan kafe yang menarik. Kafe tersebut berbeda dengan kafe lainnya, karena kafe tersebut terletak di bawah tanah tanpa adanya jendela di dalam sana dan tidak dapat membedakan kapan waktu berjalan dan sudah pukul berapa sekarang. Di dalam kafe tersebut hanya terdapat tiga jam dinding dengan waktu yang berbeda. Pencahayaan yang redup memberikan konsep nuansa sepia pada kafe ini. Ketika menginjakkan kaki pada kafe ini atmosfer sejuk menyapa kulit dan seketika terasa nyaman berada di kafe tersebut. Tak peduli seberapa tinggi derajat suhu di luar atau seberapa rendah suhu di luar, kafe ini akan selalu terasa sejuk.

Tokoh pada buku ini mempunyai keunikan masing-masing. Seperti Kei Tokita yang memiliki hati yang lembut, ceria, hangat, dan penyayang. Nagare Tokita yang memiliki keahlian membuat kopi dan mentega yang lezat dan seseorang yang riang. Kazu sebagai pelayan yang mempunyai ekspresi datar dan dingin namun ketika dia berada di dekat orang terdekatnya dia menjadi sosok yang ceria dan ramah. Yaeko Hirai sebagai pengujung tetap kafe memiliki sifat yang terang-terangan jika berbicara dan sosok yang tegar di luar namun sangat rapuh di dalam. Kumi Hirai sebagai adik dari Yaeko Hirai yang memiliki sifat penyayang dan polos. Fumiko yang memiliki sifat yang tidak sabaran dan cemas. Fusagi sebagai pengunjung tetap yang memiliki sifat tidak banyak bicara dan gengsi dalam bertindak. Kotake sebagai istri dari fusagi yang memiliki sifat ikhlas dan lapang di hatinya juga penyayang. Latar waktu yang digunakan pada cerita ini adalah masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang dikemas dengan sangat baik. Latar suasana yang menghangatkan dan tersampaikan kepada para pembaca membuat kita ingin membacanya berulang-ulang kali. Dengan sudut pandang orang ketiga, Toshikazu berhasil membuat kita memahami bagaimana cerita tersebut berjalan. Pada keempat kisah tersebut menceritakan kisah-kisah mengharukan. Pada kisah pertama berjudul “kekasih”. Kisah kedua berjudul “suami-istri”. Pada kisah ketiga berjudul “Kakak-adik” dan kisah terakhir berjudul “Ibu-anak”. Cerita-cerita ini mengajarkan kita untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin pada masa sekarang, terutama pada orang terdekat. Karena waktu pada masa sekarang sangat berharga dan tidak dapat diulang kembali. Dan dapat kita mengerti bahwa untuk mengatakan yang sebenarnya jauh lebih penting daripada mementingkan rasa malu ketika berbicara. Karena bisa saja hal yang ingin kita ucapkan adalah sebuah kalimat yang sangat ingin didengarkan.

Evaluasi

Buku Funiculi Funicula memberikan kesan yang menarik dan indah setiap membacanya. Buku ini memiliki judul lain Before The Coffe Gets Cold yang diciptakan oleh Toshikazu Kawaguchi yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan popular di kalangan masyarakat Indonesia. Kelebihan pada novel bergenre fantasi ini adalah novel ini memiliki ide dan konsep tersusun secara rapi. Cerita dalam buku ini ringan untuk dibaca sehingga membuat nyaman ketika membacanya. Kekurangan pada novel ini adalah gaya bahasa yang kurang bervariatif dan kurangnya penulisan latar waktu. Seperti pemindahan adegan pertama dengan adegan kedua yang membuat bingung apakah latar waktunya sama atau tidak dikarenakan perbedaan jalan cerita.

Penutup

Kesimpulannya, buku ini sangat ringan dibaca dan bersifat edukatif karena memberikan penilaian bahwa kenyataan tidak akan berubah. Sekeras apa pun mengubah sesuatu pada masa lalu tidak akan memengaruhi masa sekarang. Cerita yang unik dikemas dengan rapi secara penulisan membuat buku ini layak dibaca. Suasana kafe dan peraturan di dalamnya membuat para pembaca nyaman saat membacanya. Buku ini memiliki tiga seri, yang pertama adalah Funiculi Funicula : Before The Coffe Gets Cold, seri kedua yaitu Funiculi Funicula : Kisah Kisah yang Baru Terungkap, dan yang terakhir yaitu Dona Dona. Jika kamu dapat kembali ke masa lalu, apa yang akan kamu lakukan?

 

 

 

 

 

Judul Buku Funiculi Funicula : Before The coffe Gets Cold
Penulis Toshikazu Kawaguchi
ISBN 9786020651927
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2015
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 224

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama