book

27 Days of Heartbreak

0
  • book
    Ditulis oleh
    Isya Rizvinna Humayra
  • Dibuat tanggal
    14 Oct 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 3 SAMARINDA

“Because falling out of love happens when you stop making efforts”

27 Days of Heartbreak oleh Stella Ang adalah eksplorasi mendalam tentang hangatnya
cinta, pedihnya kehilangan, dan dampak emosional dari sebuah perpisahan. Buku ini berisikan dengan perjalanan sang penulis di saat dia merasakan patah hati selama sebulan dengan menuliskan apa yang dia alami dalam waktu setelah perceraian. Setiap bab berisi perasaan dan pengalaman sang penulis mulai dari hari pertama sampai seterusnya, menggambarkan bagaimana sulit rasanya untuk hidup tanpa kekasih yang telah pergi bermulai dari penyangkalan akhirnya sebuah cerita tentang cinta hingan si penulis menemukan rasa penerimaan.

Tulisan Ang bersifat liris dan mentah, secara efektif menangkap perasaan kacau yang menyertai akhir suatu hubungan. Narasi cerita disusun berdasarkan refleksi sehari-hari, yang tidak hanya menambah rasa urgensi tetapi juga memungkinkan pembaca untuk merasakan secara dekat naik turunnya emosi si penulis. Ang dengan terampil memadukan momen introspeksi dengan kilas balik yang hidup, memberikan kedalaman pada karakter, sejarah bersama mereka, dan perasaan dalam patah hati.

Dalam hari pertama, sang penulis menuliskan bahwa dia ingin mengumpulkan barangbarang yang berada di rumah kekasihnya yang dulu, dilanjutkan dengan perasaan sang penulis yang berpikir bahwa rasa sakitnya terasa seperti seseorang telah mengamputasi bagian tubuhnya tanpa persetujuannya dan bagaimana semua hal mengingatkan dia tentang momen indah bersama sang kekasih. Hari berlanjut dengan satu bab menceritakan tentang refleksi si Penulis. Pada akhirnya sang penulis menggunakan kesedihan tersebut sebagai landasan untuk menjadi versi dirinya yang lebih baik, dan juga berterimakasih kepada kekasihnya yang dulu karena telah menyelamatkan mereka dari masa depan yang tidak mempunyai ujung.

Hal yang menonjol dalam buku ini adalah kemampuan Ang membangkitkan empati; pembaca cenderung melihat bagian dari pengalaman mereka tercermin dalam perjalanan si Penulis. Tema tentang penerimaan tentang apa yang telah terjadi dan penemuan jati diri bergema di seluruh buku, menjadikannya bacaan yang cocok bagi siapa pun yang pernah mengalami patah hati. Meskipun beberapa momen mungkin terasa familier dalam genre ini, suara Ang yang unik dan penyampaian cerita yang menyentuh hati meningkatkan narasinya. Visual dari buku ini juga bisa dikatakan menarik karena walau abstrak bisa menggambarkan emosi dari sang penulis pada setiap bab. 27 Days of Heartbreak bisa menjadi pengingat indah akan kekuatan penyembuhan waktu.

Buku ini wajib dibaca oleh para penggemar romansa kontemporer dan siapa pun yang mencari hiburan dalam pengalaman sakit hati bersama. Narasinya terungkap dalam format terstruktur, dengan setiap bab mewakili satu hari dalam perjalanan si penulis. Struktur ini tidak hanya menciptakan rasa keingintahuan tetapi juga mencerminkan perjalanan waktu dalam proses penyembuhan. Pembaca merasakan naik turunnya emosi sang protagonis saat dia menavigasi perasaan sedih, marah, dan pada akhirnya, penerimaan. Pendekatan refleksi harian ini secara efektif menarik pembaca ke dalam dunianya, memungkinkan mereka merasakan beban pengalamannya secara mendalam.

Namun, tempo buku terkadang tidak seimbang. Meskipun bagian awal dan akhir narasi sangat kuat, beberapa bagian tengah mungkin terasa berulang seperti introspeksi tokoh si penulis. Meskipun seringkali bersifat mendalam, hal ini dapat menyebabkan momen di mana cerita terhenti, sehingga membuat pengalaman membaca terkadang terasa membosankan. Pembaca yang mencari plot yang lebih dinamis mungkin merasa bagian ini kurang, karena mereka mungkin menginginkan lebih banyak tindakan eksternal untuk
menyeimbangkan refleksi internal.

Pengembangan karakter adalah area lain yang menonjol dari buku ini, meski bukan tanpa kekurangan. Ang menciptakan beragam karakter pendukung yang membantu menggambarkan perjalanan si penulis. Teman dan keluarga mereka digambarkan dengan baik dalam memberikan dukungan disaat si penulis membutuhkannya dan menunjukkan berbagai respons dalam menolong. Kekurangan lain dari buku ini berada di translasi, sang penulis hanya menyediakan versi Bahasa Inggris sehingga banyak pembaca yang berasal dari Indonesia mempunyai kesulitan untuk memahami isi dan kandungan dari buku tersebut.

Terlepas dari itu, 27 Days of Heartbreak unggul dalam eksplorasi tema-tema seperti introspeksi dan penemuan diri. Ang menekankan pentingnya membiarkan diri sendiri merasakan dan memproses kesedihan, yang pada akhirnya menggambarkan patah hati sebagai katalis untuk pertumbuhan pribadi. Perjalanan tokoh penulis menuju penyembuhan berfungsi sebagai pengingat yang kuat bahwa meskipun rasa sakit tidak bisa dihindari, hal itu dapat membawa pada kekuatan dan pengalaman baru.

Sebagai kesimpulan, menurut saya Stella Ang telah menciptakan narasi mengharukan yang menangkap esensi patah hati dengan anggun dan autentik. 27 Days of Heartbreak adalah bacaan wajib bagi siapa pun yang pernah mengalami sengatan cinta yang hilang, menawarkan penghiburan dan pengertian dalam pengalaman bersama sakit hati. Dengan prosa liris dan tema-tema yang relevan, buku ini akan melekat di benak pembacanya lama
setelah halaman terakhir dibuka.

I miss you, I miss us.
But this feeling comes and goes in a puff.
What stays is the wish that, one day, we will look at eachother again and smile.
That smile that says, “Thank you for always being there for me.”

Judul Buku 27 Days of Heartbreak
Penulis Stella Ang
ISBN 9786020371955
Bahasa Inggris
Tahun Publikasi 21 Augustus 2017
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 124

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama