book

Twenty-Four Eyes (Dua Belas Pasang Mata)

0
  • book
    Ditulis oleh
    Bilqis Najwa Adilah
  • Dibuat tanggal
    15 Oct 2024
  • Sekolah
    SMP NEGERI 09 SEMARANG

Karya novel berjudul "Dua Belas Pasang Mata" atau yang dalam bahasa Jepang adalah "Nijushi No Hitomi" dan dalam bahasa Inggris adalah "Twenty-Four Eyes" merupakan karya novel asal Jepang yang ditulis oleh seorang penulis novel bernama Sakae Tsuboi. Karya novel ini kemudian diterjemahkan oleh Tanti Lesmana dan Akira Miura ke dalam bahasa Indonesia. Buku karya Sakae Tsuboi ini bergenre novel. Karya novel ini memiliki seorang ilustrator bernama Martin Dima dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2023. Karya novel ini berjumlah 248 halaman dengan ukuran buku 20 × 13,5 cm. Pada tahun 1952, karya novel ini meraih penghargaan best seller. Karya novel "Dua Belas Pasang Mata" juga pernah diangkat ke layar lebar pada tahun 1954.

Cerita ini berlatar di negara Jepang pada tahun 1928. Seorang guru bernama Miss Oishi ditugaskan untuk mengajar di sebuah sekolah yang terdapat di desa terpencil. Ia mengajar kedua belas muridnya dengan sabar dan penuh kasih sayang. Mereka hidup dengan tentram dan bahagia hingga perang datang dan menghancurkan semua. Orang-orang di sana mulai beradaptasi dengan lingkungan peperangan. Akibat perang tersebut, nyawa seorang manusia sudah tidak ada harganya lagi, terutama para lelaki. Setelah perang usai, mereka pun hidup berbahagia kembali. 

Karya novel berjudul "Dua Belas Pasang Mata" ini memiliki cover yang menarik perhatian para pembaca khususnya remaja karena desainnya yang simple, tetapi lucu. Cover depan buku novel ini sesuai dengan judulnya, yaitu "Dua Belas Pasang Mata" yang mengambarkan Miss Oishi dan kedua belas muridnya serta terdapat pula gambar pantai yang merupakan desa tempat di mana Miss Oishi mengajar kedua belas muridnya. Gambar-gambar tersebut diberi taburan bunga yang menjadi ciri khas negara Jepang. Setiap mulainya bab baru dari buku ini, terdapat gambar bunga sakura yang menghiasi judul babnya.

Novel ini bertema tentang kekeluargaan karena Miss Oishi memberikan kasih sayang dan rasa pedulinya kepada sesama yang membuat mereka seperti sebuah keluarga. Miss Oishi adalah seorang guru yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini karena ia adalah tokoh yang sering muncul dalam cerita. Kemudian cerita ini didukung oleh para tokoh sampingan, yaitu kedua belas murid Miss Oishi serta ketiga anaknya. Mereka disebut tokoh sampingan karena menjadi salah satu alasan terjadinya konflik kepada tokoh utama. Tokoh utama cerita ini, yaitu Miss Oishi memiliki sifat yang baik, rendah hati, penuh kasih sayang, dan peduli terhadap sesama. Kemudian tokoh sampingannya, yaitu kedua belas murid Miss Oishi dan ketiga anaknya semuanya memiliki sifat yang baik dan penyayang terhadap sesama. 

Jenis alur dari cerita ini adalah alur campuran. Adapun tahapan alur dalam cerita ini diawali dengan pengenalan terhadap latar waktu dan tempat, tokoh-tokoh dari novel, serta latar belakang kehidupan mereka. Masalah muncul dari beberapa murid laki-laki Miss Oishi yang bercerita bahwa mereka ingin menjadi tentara saat dewasa dan Miss Oishi pun mengundurkan diri dari menjadi guru. Kemudian masalah bertambah dengan semua murid laki-laki Miss Oishi menjadi tentara saat sudah dewasa. Tiga diantaranya meninggal serta salah satu ada yang buta akibat perang. Salah seorang murid perempuannya juga hilang kabar dan salah seorang lainnya meninggal akibat perang. Selain kehilangan beberapa muridnya, Miss Oishi juga kehilangan ketiga anggota keluarganya, yaitu suaminya, ibunya, dan anak perempuan bungsunya. Terdapat pula putra sulung Miss Oishi yang kekeh ingin menjadi tentara dan mati 'terhormat'. Puncak masalah dari cerita ini adalah Miss Oishi yang merasa sedih dan menangis karena kehilangan orang-orang tersayangnya akibat perang. Ia tidak ingin kehilangan putra sulungnya yang justru ingin meninggal dalam perang. Masalah mulai menurun dengan putra sulungnya yang sadar setelah adik bungsunya meninggal bahwa nyawa seorang manusia sangatlah berharga. Penyelesaian dari cerita ini adalah perang telah berakhir beberapa tahun kemudian dan Miss Oishi mengajar kembali. Mereka semua pun hidup berbahagia. 

Cerita ini memiliki latar waktu pada tahun 1928 yang terjadi di pagi hari. Hal ini dibuktikan dengan negara Jepang yang menjadi latar tempat terjadinya peperangan seperti dalam karya novel ini, yaitu murid-murid Miss Oishi yang menjadi tentara dan berperang, serta Miss Oishi yang mengajar para muridnya di pagi hari. Selain itu, adapun latar tempat yang berada di sebuah pedesaan, hal ini dibuktikan dengan Miss Oishi yang tinggal dan mengajar murid-muridnya di sebuah sekolah yang berada di pedesaan. Latar suasana cerita ini adalah menghangatkan serta menyayat hati, hal ini dibuktikan dengan kehidupan tentram dan bahagia Miss Oishi dengan para muridnya serta terjadinya perang yang mengakibatkan orang-orang meninggal. 

Cerita dalam karya novel ini memiliki sudut pandang orang ketiga serba tahu di mana sang penulis tahu apa saja yang dialami oleh tokoh. Novel ini menggunakan kalimat yang efektif, huruf kapital, serta tanda koma dan titik sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. 

Novel ini mengajarkan kita untuk bersyukur atas semua hal yang telah diberikan kepada kita serta menghargai dan menyayangi orang-orang sekitar tanpa memandang perbedaan. Selain itu, kita juga diajarkan untuk menyayangi nyawa kita sebagai seorang manusia karena nyawa itu sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan begitu saja. 

Penulis karya novel "Dua Belas Pasang Mata" berhasil membuat pembaca terbawa suasana oleh ceritanya yang heartwarming. Setelah membaca novel ini, pembaca memiliki suasana hati yang terharu. Karya novel ini juga memiliki amanat yang baik dalam kekeluargaan. 

Karena karya novel "Dua Belas Pasang Mata" adalah novel yang diterjemahkan dari bahasa Jepang dan berlatar di masa lalu di mana terjadinya perang, maka terdapat beberapa istilah yang cukup sulit untuk dipahami pembaca. 

Dengan kelebihan yang telah disebutkan sebelumnya, novel ini cocok dibaca oleh para remaja dengan umur di atas 15 tahun.

Judul Buku Twenty-Four Eyes (Dua Belas Pasang Mata)
Penulis Sakae Tsuboi
ISBN 9786020651729
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2023
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 248

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama