
AYAHKU BUKAN PEMBOHONG
-
Ditulis olehNi Kadek Nadia Wulandari
-
Dibuat tanggal
15 Oct 2024
-
Sekolah
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 MATARAM
Novel ini merupakan salah satu novel karya Tere Liye yang penuh dengan nilai pendidikan didalamnya yang penuh kesederhanaan. Dalam novel ini menceritakan kisah hubungan seorang anak dengan ayahnya. Dimana dalam novel ini Dam sebagai tokoh utama yang tingal bersama ayah dan ibunya dengan hidup yang sederhana. Ayah Dam adalah seseorang yang terkenal dikotanya dengan kesederhanaan, selain itu ayah Dam adalah lulusan master terbaik dari sekolah hukum terbaik di Eropa. Dam memiliki rambut keriting yang eksotis, sehingga ia dikenal dengan sebutan si keriting di sekolahnya. Karena Dam dibesarkan di keluarga yang penuh kesederhanaan, membuat Dam menjadi seoseorang yang mandiri dan pekerja keras. Kisah ini dimulai dari seorang kakek yang tidak lain ayah dari Dam kepada Zas dan Qon yang pada saat itu sedang menceritakan sebuah dongeng. Zas dan Qon disini merupakan anak dari Dam yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan kejujuran. Akan tetapi Dam tidak ingin jika Zas dan Qon mendengar cerita – cerita yang menurutnya sebuah kebohongan dari sang kakek, karena Dam ingin anak – anaknya tumbuh dengan kejujuran tanpa cerita bohong.
Semasa kecilnya, Dam sangat senang dan selalu antusias mendengarkan cerita – cerita dongeng dari ayahnya, dimulai dari cerita sang kapten, apel emas dari lembah bukhara, suku penguasa angin, danau para sufi, dan layang – layang rakasa. Ayah Dam sering menceritakan kisah – kisah bermakna melalui sebuah dongeng sederhana yang membuat Dam ingin menjadi seorang pekerja keras seperti yang diceritakan ayahnya. Bahkan Dam sering menerapkannya dalam kehidupan nyata. Namun, ketika ayah Dam menceritakan dogeng – dongeng tersebut kepada Dam, ia diberi syarat bahwa Dam tidak boleh menceritakan apa yang didengarnya kepada orang lain karena rahasia itu akan menjadi rahasia mereka berdua.
Hingga suatu ketika setelah lulus SMP, Dam disekolahkan ke sebuah sekolah yang bernama Akademi Gajah yang amat jauh dari rumahnya, berjarak 8 jam dari kotanya. Pada suatu ketika, disudut perpustakaan sekolah itu, ia menemukan buku yang menceritakan tentang suku penguasa angin, layang – layang raksasa yang bisa dikendarai, danau para sufi, serta sebuah tempat dimana terdapat apel emas. Setelah membaca cerita di buku itu, Dam menyadari bahwa semua yang diceritakan sang ayah ada didalam buku tersebut, hal itu membuat Dam kehilangan kepercayaan terhadap ayahnya. Sampai ketika disaat ibu Dam meninggal karena sakit, ayah Dam mengatakan bahwa ibunya bahagia dan baik – baik saja. Hal itu yang membuat Dam semakin tidak percaya lagi kepada ayahnya dan mulai membencinya. Sehingga Dam tidak ingin mempercayai setiap perkataan ayahnya. Hingga saat dimana ayah Dam berpesan dan memberitahukan prinsip hidupnya kepada Dam sebelum akhirnya sang ayah meninggal dunia.
Akhir dari cerita ini yaitu ketika semua tokoh dalam dongeng yang diceritakan ayahnya dulu datang kepemakaman dan saat itu Dam tahu bahwa semua orang yang datang memanglah benar mereka mengenal sang ayah. Kemudian dari sanalah Dam menyadari bahwa ayahnya bukan seorang pembohong.
Dalam novel ini ceritanya penuh kesederhanaan, mengandung nilai yang mendidik, motivasi, prinsip hidup, pesan moral, dan novel ini memiliki tata bahasa yang menarik yang membuat pembacanya semakin tertarik akan kelanjutan ceritanya. Namun, dalam novel ini alurnya sulit dipahami, karena pada novel ini menggunakan alur maju dan alur mundur yang tidak teratur dan sering kali berubah sehingga membuat pembaca kebingungan dalam memahami jalan cerita yang disampaikan penulis.
Cerita dari novel ini sangat layak dibaca karena mengandung banyak motivasi, dan kisah – kisah bermanfaat yang dapat memotivasi bagi pembacanya. Novel ini banyak mengandung beragam nasehat yang tersirat didalam sebuah dongeng sederhana. Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, Tere Liye mengajarkan pentingkan kepercayaan dan kejujuran dalam suatu hubungan.
0 komentar