book

Burning Heat

0
  • book
    Ditulis oleh
    Miqdad Al
  • Dibuat tanggal
    15 Oct 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 3 SAMARINDA

Burning Heat adalah novel karya Akiyoshi Rikako yang diterbitkan oleh Penerbit Haru pada bulan Maret tahun 2021. Novel ini berisi 296 halaman dengan dimensi buku 13x29 cm. Buku ini memiliki kode ISBN 9786237351658 yang dibanderol dengan harga Rp96.000,00 di Pulau Jawa
Burning Heat adalah novel menarik yang ditulis oleh penulis Jepang Akiyoshi Rikako. Novel berbahasa Jepang ini telah diterjemahkan ke banyak bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia. Haru menerbitkan versi bahasa Indonesia pada Maret 2021. Novel yang berjumlah total 296 halaman ini akan menyajikan kisah pembunuhan dan misteri, namun terdapat juga hubungan romantis. Ini adalah kisah perjuangan untuk keadilan. Sakiko Kawasaki adalah seorang wanita muda yang kehilangan suaminya dan mencoba menghadapi kesedihan karena mengira bahwa suaminya, Tadatoki, meninggal karena kasus pembunuhan.
Tadatoki, suami Sakiko, meninggal secara misterius, yang diyakininya sebagai pembunuhan. Ketika dia mencoba menyesali nasibnya dan selalu merasa sedih karena terus-menerus dikelilingi oleh para wartawan yang mencari informasi tentang suaminya dan dirinya sendiri, Sakiko memutuskan untuk membalas dendam. Dalam upaya membalas dendam, Sakiko menikahi pria yang menurutnya adalah pembunuh suaminya. Untuk melakukan ini, dia mengubah nama dan identitasnya lalu menikah dengan pria yang dianggapnya sebagai pembunuh mendiang suaminya, Hideo. Dengan pernikahan tersebut, Sakiko yang kini telah menjadi Eri Satou dan wajahnya pun telah berubah, berharap dapat mengajukan tuntutan terhadap Hideo untuk membalas kematian suaminya.
Meski sinopsis dalam bukunya hanya terdiri dari dua kalimat, namun suasana menegangkan seketika langsung terasa. Sebenarnya kedua kalimat ini tidak terlalu mengejutkan saya, karena sinopsis karya Akiyoshi memang biasanya kurang berisi penjelasan. Tetapi pekerjaan ini benar-benar berbeda dari yang lain, hanya sinopsisnya yang menyebabkan kesan antusias dan penuh kejutan.
Hal lain yang membuat saya menyukai novel ini adalah di mana judul, tema, dan latar belakang salib buku ini. Cerita Eri, Hideo, dan Akiko dilatari dengan musim panas yang menyengat khas Jepang, dan juga panasnya yang seakan menghadirkan api kemarahan
 
yang terus menegangkan. Api kemarahan dari Sakiko/Eri terhadap Hideo yang terus dirasakannya hingga membuat mentalnya memburuk, dan pada akhirnya, melahap habis semua perasaan yang tersisa di dalam dirinya. Ini mungkin terdengar sangat puitis, tapi memang begitulah adanya. Saya suka bagaimana semua aspek ini membentuk sebuah cerita yang emosinya mampu menyentuh hati dan meninggalkan kesan mendalam bagi pembacanya. Tempo buku ini juga tepat, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat, sehingga pembaca dapat menikmati ceritanya dengan baik. Walaupun alur ceritanya campur aduk, semuanya ada pada tempatnya, dan itulah yang membuat cerita ini menjadi lebih baik.
Novel Burning Heat mempunyai beberapa keunggulan. Keunggulan pertama, novel ini, seperti novel-novel karya Akiyoshi Rikako lainnya, menawarkan rumusan narasi yang baru dan unik. Premis cerita ini pada dasarnya adalah seorang wanita yang ingin membalas dendam. Namun, Akiyoshi tidak sekadar menekankan premis ini. Novel Burning Heat juga menampilkan selingan romantis yang hangat dan tak terduga. Novel Burning Heat ditulis sebagai orang pertama yaitu Sakiko Kawasaki atau Eri Satou. Penggunaan perspektif ini dinilai sangat baik karena berhasil menghidupkan karakter dan emosi yang dialami tokoh. Pembaca juga mungkin merasakan emosi yang berbeda dari Sakiko. Akiyoshi berhasil menghidupkan suasana cerita ini. Lebih lanjut, dalam setiap paragraf cerita ini, Akiyoshi cukup sering menghadirkan monolog atau narasi yang menggambarkan perasaan sang tokoh utama. Hal ini semakin menggugah emosi pembaca yang khawatir dengan nasib Sakiko di masa depan, apakah rencananya akan berhasil ataukah ia akan terbuai dengan sikap manis pembunuh suaminya. Akiyoshi Rikako pun memaparkan beberapa fakta dunia medis dengan menceritakan kisah Hideo yang sebenarnya adalah seorang dokter. Akiyoshi sering menulis adegan di mana Hideo menjelaskan suatu penyakit kepada pasiennya. Hal ini menjadi nilai tambah karena pembaca secara tidak langsung dapat mempelajari hal-hal baru melalui cerita ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa Akiyoshi Rikako melakukan riset serius untuk menulis cerita ini.
Selain kelebihan, novel Burning Heat juga mempunyai kekurangan. Kekurangan novel ini terletak pada beberapa bagian yang masih terdapat kesalahan penulisan. Namun kesalahan ini bersifat minor dan tidak mengganggu proses membaca dan memahami cerita ini. Selain itu, novel Burning Heat memuat beberapa adegan yang dapat memicu trauma, seperti pembunuhan, percobaan bunuh diri, dan adegan grafis lainnya. Ini berarti bahwa novel panas dalam api ini tidak dibaca untuk semua kelompok, mereka harus dibaca oleh mereka yang berusia 18 tahun atau lebih. Pembaca juga diharapkan cukup besar untuk menafsirkan kisah fiktif ini.
Berkat Sakiko Kawasaki, kita bisa belajar arti cinta. Cinta membuatnya rela mengorbankan segalanya, jati dirinya, wajahnya, bahkan kebahagiaannya. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa kekuatan cinta sungguh luar biasa. Namun berkat Sakiko Kawasaki pula, kita juga bisa belajar untuk tidak membalas dendam. Tentu saja, tujuan ini bagus yaitu untuk menjamin keadilan ditegakkan. Tapi sejujurnya, balas dendam ibarat pedang bermata dua. Balas dendam akan menyakitkan dan tidak membawa manfaat apa pun selain menghasilkan kesenangan sementara.Dari cerita ini kita juga bisa belajar untuk berhati-hati dalam segala situasi. Ibarat pecahan kaca yang tidak terlihat dan meninggalkan bekas, meskipun Anda mengira sudah mencucinya hingga bersih. Demikian pula, segala sesuatu yang tampak bersih di dunia ini, apa yang tampak bersih, belum tentu bersih

Judul Buku Burning Heat
Penulis Akiyoshi Rikako
ISBN 9786237351658
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2021
Penerbit Haru
Jumlah Halaman 296

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama