Putri di dalam Hutan
-
Ditulis olehTIMOTHY NATHANIEL SOEBAGYO
-
Dibuat tanggal
15 Oct 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Pertama Kristen Petra 2 Surabaya
Pembukaan:
Witaru Emi, seorang penulis yang spesialisasi dalam buku-buku untuk anak-anak dan remaja. Witaru Emi biasa dipanggil Ruwi. Ruwi menghabiskan masa kecil hingga dewasanya di kota Yogyakarta, kota yang sarat akan nilai-nilai budaya yang kental sehingga memberikan pengaruh juga pada karya-karyanya.
Sinopsis:
Di Pulau Samosir tinggalah Nara, Neo, Ibu dan Ayah. Pada suatu hari mereka semua berpetualang ke hutan untuk meneliti burung yang nantinya akan dilepaskan kembali. Ditengah-tengah penelitian mereka, sebuah bau yang tidak sedap muncul. Nara dan Neo mencarinya, akhirnya bau itu berasal dari rumah Pak Binsar, seseorang yang mereka kenal. Pak Binsar berbohong bahwa bau itu mengundang hantu. Lalu Nara dan Neo kembali kepada Ibu.
Sore telah datang. Ayahnya sedang memasak untuk makan malam. Saat Nara dan Neo menunggu makan di luar tangga rumah Pak Binsar, seorang perempuan berambut panjang dan memakai daster putih muncul, sambil memegang sebuah sepatu. Nara melihatnya, dan langsung turun mengambil sepatu itu. Sambil Nara berjalan, Neo berjalan dibelakang Nara karena takut. Neo mengira kalau perempuan itu adalah sebuah hantu karena perkataan Pak Binsar. Perempuan itu, yang bernama Butet, berkata bahwa Pak Binsar suka berbohong untuk menakuti anak-anak.
Butet berkata bahwa bau yang mereka tadi siang bau itu berasal dari “Sang Putri”, yang sudah lama tinggal di hutan. Butet berencana untuk mengunjungi “Sang Putri” pada hari berikutnya, Nara dan Neo diundang dan mereka menerima dengan gembira. Setelah itu Nara dan Neo kembali lagi untuk makan.
Keesokan harinya, Ibu dan Pak Binsar akan berangkat lagi ke hutan untuk melihat rangkong. Nara ingin ikut, tetapi ditolak karena jalannya sulit. Jadi Ayah mereka akan bermain bersama mereka. Tetapi Nara meminta izin untuk bermain ke rumah Butet bersama dengan Butet. Ayah dan Ibu memperbolehkan.
Keesokan harinya, setelah sarapan Nara dan Neo bersiap-siap lalu berangkat ke rumah Butet. Neo saat perjalanan mengeluh jika ada Putri di dalam Hutan itu. Akhirnya sampai di rumah Butet. Tetapi setelah Nara mengetuk seorang yang tinggi muncul. Nara berkata bahwa mereka mencari Butet; secara tiba-tiba Butet muncul dan mengundang mereka masuk.
Butet memperkenalkan bahwa orang yang tinggi itu adalah kakeknya yang dipanggil Ompung Dol. Ompung Dol tidak bisa berbicara sejak kecil. Meskipun Ompung Dol kelihatan galak, dia tetap memiliki hati yang baik.
Butet lalu meminta izin kepada Ompung Dol untuk mengunjungi “Sang Putri” itu. Ompung Dol langsung mengibaskan tangannya, tidak setuju. Lalu Butet membujuk Ompung Dol bahwa Nara dan Neo bisa membantu. Butet lalu bertanya jika Nara atau Neo bisa memasak atau menyanyi. Nara mengangkat tangannya bahwa dia bisa bernyanyi dengan merdu. Neo mengangkat tangannya bahwa dia bisa memasak, sering membantu ayahnya memasak. Neo ditugaskan untuk membantu memasak dengan neneknya Butet, yang dipanggil Ompung Boru. Butet berkata bahwa memasak dan menyanyi itu penting karena “Sang Putri” suka dengan makanan dan rayuan dengan nyanyian. Butet berkata bahwa ini akan dijelaskan pada saat mereka mengunjungi “Sang Putri”.
Lalu Nara, Neo, Butet dan Ompung Dol berangkat ke hutan. Ditengah perjalanan Neo merasa capek lalu beristirahat. Kemudian ia mengejar Nara, Butet dan Ompung Dol karena ketinggalan. Lalu mereka semua beristirahat. Setelah istirahat, Butet menepuk-nepuk pohon kemenyan yang sangat tinggi, lalu bercerita bahwa ini adalah Sang Putri. Sang Putri berubah menjadi sebuah pohon yang tinggi untuk menolong ayahnya yang di dalam hutang dengan sang Bangsawan. Setelah itu mereka memanen air mata Sang Putri, yaitu getah pohon kemenyan.
Analisis:
Kelebihan
1. Cover buku menarik, sehingga membuat pembaca menarik dan ingin mendalami buku ini.
2. Alur cerita menarik. Buku ini memiliki alur cerita yang sangat menarik, sehingga membuat para pembaca ingin terus membaca buku ini untuk mendalaminya.
Kekurangan
1. Deskripsi kurang jelas. Memang untuk menyemangati pembaca, tetapi penulis menaruh kata-kata yang sedikit sulit untuk dimengerti di dalam beberapa kalimat.
2. Cerita agak berat. Pertualangan emang harus memiliki alur yang sedikit berat, tetapi ini juga membikin pembaca menarik dengan konten buku ini.
Penutup:
Putri di dalam Hutan sangat saya rekomendasikan bagi pembaca yang memiliki ketertarikan dalam kisah petualangan. Disajikan penulis dengan rapi ditambah sedikit kerumitan, telah menyempurnakan buku ini. Selamat membaca!
42 komentar
Luar biasa karya resensimu Timothy
Resensimu super sekali Timothy. Teruslah membaca dan kembangkan dalam tulisan.
luar biasa resensimu. lanjutkan dan kembangkan karyamu.
keren resensinya sangat menarik
bukunya bagus sekali
sngat bagus dan menyenangkan untuk dibaca
BAGUS SEKALI!!!!
bukunya bagus
Bagus sekali resensimu
menarik dan luar biasa
BAGUS SEKALI!!!
Resensi yang menarik. Semangat!
bagussssssssssssssssssssss bangettttttttttttttttttttttttt
Waww resensinya keren banget, baguss, dan aku suka. ^_^ Semangatt !!
mantap
BAGUS
Mantap Timothy, resensi buku ini luar biasa.
bagus banget covernya jadi lebih penasaran itu apa aja
bagus bgt
bagus bhanget resensinya
amazing, di luar pikiran resensimu, kerja bagus
wau
bagus sekali resensinya
sangat bagus dan keren
keren bangetttt!! semangat terus yaaa
bagusss
sangat bagus
Ceritanya bagus sekali
Karya yang sangat jelas
Keren banget Timothy
bagus.Teruslah membaca
Suka banget sama cara penulis resensi ini membahas tema novel. Jadi pengen tahu lebih dalam!
bagus banget
bagus
Bagusnyaa
bagus
kerern bgt rewk \
bgs bgt, keren, unik
Bagus resensinya, ada kelebihan dan kekurangan buku.
keren
bagus dan keren
resensi yang kerenn