Siapa bilang kalau buku tebal itu membosankan? Buku yang berjudul Tentang Kamu ini menjadi bukti bahwa buku tebal itu tidak semuanya membosankan. Buku Tentang Kamu memang terlihat tebal di luar, tapi jika kita sudah membacanya waktu akan terasa cepat berlalu.

Nama Tere Liye sudah tidak asing lagi di telinga kita. Puluhan karyanya selalu dapat dinikmati remaja sampai dewasa. Novel Tentang kamu adalah salah satunya. Alur kisah yang maju mundur, adanya hal-hal misterius yang membuat pembaca penasaran, plot twist, membuat novel ini menyuguhkan banyak kejutan.

Ini adalah kisah Zaman Zulkarnaen yang harus bekerja keras untuk memecahkan kasusnya. Warisan kepemilikan saham perusahaan multinasional tanpa catatan yang jelas. Ia harus memastikan warisan yang nilainya milyaran dolar itu jatuh ke tangan yang tepat. Sri Ningsih, pemilik saham itu, ternyata memiliki kisah hidup yang rumit. Berasal dari pulau kecil di Indonesia bagian timur, Sri melukis hidupnya. Keteguhan hati membuatnya tahan banting menghadapi setiap ujian hidup.

Novel Tentang Kamu sangat cocok untuk dibaca di berbagai kalangan, seperti orang dewasa, dan anak muda khususnya. Penulis berhasil membuat pembaca memasuki tiap episode kehidupan Sri Ningsih dengan suka dukanya. Setiap episode itu disajikan dengan runtut dan detail, sehingga pembaca dibuat penasaran dengan bagian kisah selanjutnya.

Karakter Sri Ningsih dapat menjadi teladan yang baik bagi remaja Indonesia. Sifatnya yang inovatif dan selalu berani mencoba membuat ia punya bisnis yang berkembang pesat. Di sisi lain, kerendahan hati membuatnya memilih untuk hidup dalam kesederhanaan. Memiliki harta milyaran dolar, tetapi memilih menghabiskan sisa hidupnya pada salah satu panti jompo di Paris. Sri juga tidak pernah melupakan orang-orang yang sudah menolongnya saat terpuruk. Ia menebarkan manfaat bagi orang di sekitarnya. Inilah salah satu kutipan favorit tulisan Sri Ningsih dalam buku diary-nya:

“Terima kasih atas pelajaran tentang keteguhan. Aku tahu sekarang, pertanyaan terpentingnya bukan berapa kali kita gagal, melainkan berapa kali kita bangkit lagi, lagi, dan lagi setelah gagal tersebut. Jika kita gagal 1000 kali, maka pastikan kita bangkit yang telah 1001 kali.”

Setiap pada kelebihan pasti ada kekurangan. Begitupun dengan novel ini. Novel ini cukup tebal dengan 524 halamannya, membuat cerita di beberapa bagian sedikit monoton. Tidak adanya daftar isi juga membuat pembaca kesulitan jika ingin menandai kembali bagian-bagian tertentu.

Secara keseluruhan novel ini sangat layak dibaca. Perjuangan, nilai tentang persahabatan, bahkan cinta dan kesetiaan ada di dalam buku ini. Tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat merefleksikan tujuan hidup apa yang sebenarnya kita cari.