Kado Istimewa ( Cerpen Pilihan Kompas 1992 )
-
Ditulis olehGusti Muhammad Thora Nugraha
-
Dibuat tanggal
16 Oct 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri Banua Kalsel
Cerpen Kado Istimewa Karya Jujur Prananto ( cerpen pilihan Kompas 1992 )
Buku “ Kado Istimewa “ bukan hanya judul utama dari buku kumpulan cerpen pilihan Kompas tahun 1992. Tetapi, cerpen “ Kado Istimewa “ juga menjadi salah satu topik ikonik di dalam buku tersebut. “ Kado Istimewa “ merupakan karya pilihan yang diterbitkan Kompas tahun 1992 berdasarkan pengarang bernama Jujur Prananto. Jujur Prananto seorang yang ahli dalam bidang penulis skenario film dan mengawali karirnya sebagai seorang penulis cerpen. Jujur Prananto biasanya dikenal membawakan cerpen yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial bermasyarakat salah satunya cerpen “ Kado Istimewa “.
Cerpen ini ada dalam daftar cerpen pilihan yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 1992 dengan tebal buku 170 halaman. Cerpen ini membawakan sebuah cerita dalam sosial masyarakat dengan membawa karakter Bu Kustiyah atau Bu Kus dan seorang sahabat seperjuangan selama periodisasi penjajahan Belanda yaitu Pak Hargi yang akrab dipanggil Pak Gi.
Awal cerita dimulai dengan menceritakan pengenalan tokoh utama Bu Kustiyah yang sangat senang mendengar kabar bahwa anak sahabat karib seperjuangannya bernama Pak Hargi akan segera menikah di kota. Dengan tekad yang kuat Bu Kustiyah bersikeras untuk hadir dalam acara pernikahan anak sahabatnya itu. Jujur Prananto menggambarkan alur cerita ini kental dengan perpaduan antara ciri khas tradisional dan modern.
Jujur Prananto mampu menggambarkan pada pembaca tentang karakter tokoh Bu Kustiyah yang erat kaitannya dengan era Indonesia di masa dulu. Karakter Bu Kustiyah begitu idealis, pantang menyerah, percaya diri. Selain itu, alur yang dibawakan oleh Jujur Prananto dalam cerpen ini adalah alur maju dengan memberikan sudut pandang orang ketiga serba tahu dengan menceritakan karakter masing-masing tokoh, kejadian dan latar belakang.
Hal yang menonjol dari cerpen ini, penulis sangat menekankan hubungan dalam sosial bermasyarakat ditandai dengan adanya fenomena sosial bahwa terkadang kita sukses bisa melupakan teman seperjuangan kita. Maka dari itu Jujur Prananto tertarik serta mengangkat fenomena sosial ini sebagai cerpen. Selain itu, salah satu menjadi ikonik cerpen ini adalah kado istimewa yang Bu Kustiyah siapkan untuk acara pernikahan anak Pak Hargi yaitu makanan tradisional khas era masa penjajahan.
Gaya bahasa yang disampaikan dalam cerpen ini tidak terlalu rumit dan masih mudah dipahami. Gaya bahasa yang digunakan merupakan gaya bahasa dari daerah karakter utama tokoh dan juga gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa formal dan bahasa daerah yang digunakan merupakan bahasa yang universal di kalangan masyarakat.
"Kado Istimewa" tidak hanya sekadar cerita tentang perjalanan seorang wanita, tetapi juga merupakan refleksi tentang perubahan zaman. Kontras antara kehidupan sederhana di desa dengan hiruk pikuk kota menjadi salah satu sorotan dalam cerita ini. Bu Kustiyah, dengan segala keterbatasannya, tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi orang yang ia hormati.
Kisah ini juga menyiratkan pentingnya menghargai jasa para pahlawan. Pak Hargi, sebagai mantan pejuang kemerdekaan, menjadi simbol bagi generasi muda untuk selalu mengingat dan menghormati perjuangan para pendahulu.
Cerpen “ Kado Istimewa “ memiliki kekurangan dalam hal penyelesaian. Jujur Prananto tidak membuat kelanjutan dari cerpen ini padahal pembaca sudah terbawa suasana dan ingin tahu kelanjutan berikutnya apa setelah kado istimewa dari Bu Kustiyah dibuang oleh anak Pak Hargi setelah satu minggu lamanya baru dibuka.
Secara keseluruhan, cerpen “ Kado Istimewa “ karya Jujur Prananto sangat layak dibaca oleh masyarakat luas. Cerpen ini memiliki makna yang bagus untuk disampaikan kepada masyarakat betapa pentingnya kita menghargai teman seperjuangan dan menghargai kado pemberian seseorang. Dan ini juga sebagai salah tugas masyarakat bahwa pentingnya menjaga hubungan sosial bermasyarakat.
Buku "Cerpen Pilihan Kompas Tahun 1992" sangat cocok untuk dibaca oleh siapa saja yang menyukai sastra Indonesia. Cerpen-cerpen dalam buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan banyak pelajaran hidup. Bagi para pelajar, buku ini dapat dijadikan bahan bacaan untuk meningkatkan pemahaman terhadap karya sastra Indonesia. Dengan membaca karya sastra seperti "Kado Istimewa", kita diajak untuk lebih menghargai keberagaman budaya dan tradisi bangsa Indonesia. Selain itu, kita juga diajak untuk merenungkan makna kehidupan yang sebenarnya.
0 komentar