book

Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

0
  • book
    Ditulis oleh
    Wiraningtyas
  • Dibuat tanggal
    16 Jul 2025
  • Sekolah
    SMA NEGERI 10

Alfi Syahri Ramadan atau dengan nama pena Alfialghazi adalah penulis yang tercatat sebagai

pembelajar di Ma’had Abu Ubaidah, Medan. Di sana, ia menekuni bidang bahasa Arab dan studi Islam.

Bertolak belakang sebagai lulusan Sekolah Tinggi Transportasi Darat Jurusan Diploma III LLASDP

dan seorang perwira muda transportasi, Alfialghazi menuangkan renungan-renungannya di dalam buku

Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah. Renungan-renungan tersebut lahir pada saat pandemi Covid-19

dan saat Alfialghazi memilih pensiun dini secara terhormat sebagai asisten masinis di PT KAI. Selain

buku ini, Alfialghazi telah menerbitkan buku nonfiksi lainnya, seperti Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak-

Poranda karena Perasaan, Jika Nanti Kamu Jatuh Cinta Lagi, Ya Allah, Aku Pulang!, dan Menikmati

Kepergianmu.

Intisari:

Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah memiliki 75 subbab. Subbab 1 dimulai dengan pengertian “hidup”.

Kemudian subbab 2, Alfialghazi menggoreskan kisah “Aku Hanya Ingin Bahagia”. Pada subbab

terakhir, ia beri subjudul “Bertemu di Keabadian”.

Berdasarkan subjudul yang dipilih oleh Alfialghazi, Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah berisikan

perjalanan hidup seseorang—mulai lahir di Bumi dan menuju keabadian, yakni akhirat. Hal ini tampak

pada sepotong pesan berikut ini.

“Sesehat apa pun tubuh kita hari ini, sekaya apa pun kita saat ini, sebahagia apa pun kita di

dunia ini, kita tetap sedang berjalan menuju kematian. Terlena bukan pilihan bagi orang-orang

yang menginginkan surga sebagai akhir pencariannya. Karena sejatinya, kita semua sedang

berada di ruang tunggu, menanti-nanti giliran datang… ”

(Ramadhan, 2020:243)

Masih banyak pesan yang dituangkan Alfialghazi dalam Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah. Pesan-

pesan tersebut akan membawa pembaca dalam pelukkan yang hangat di dalam pedihnya kehidupan dan

kesunyian.

Analisis

Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah berisikan sikap kepasrahan diri kepada Sang Pencipta. Dalam buku

ini, Alfialghazi mengajak dan mengingatkan kita bahwa Allah Swt. tidak akan pernah meninggalkan

hamba-Nya dalam keadaan apa pun. Oleh karena itu, kita harus berdamai dengan keadaan. Caranya

ialah dengan pantang menyerah dan senantiasa menjadikan serta mendekatkan diri kepada Allah Swt.

sebagai tujuan utama kita. Di samping itu, Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah mencoba meyakinkan

pembacanya untuk menghadapi segala bentuk permasalahan hidup dengan hati yang lapang, penuhkesabaran, keikhlasan, dan senantiasa berbaik sangka dengan takdir yang telah Allah Swt. gariskan.

Salah satunya adalah berdasarkan ayat suci Al-Qur’an berikut ini.

ﱠ ُ ﯾُﻜَﻠِّﻒ ُ ﻻ َ ..."

و ُ ﺳْﻌَﮭَﺎ

إِﻻ ﱠ ﻧَﻔْﺴًﺎ

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Surah Al-

Baqarah: 286.)

Evaluasi

Kekuatan Alfialghazi dalam buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah adalah diksi yang lembut, tegas,

dan penuh kasih sayang. Dengan diksi-diksi tersebut, pembaca pun merasakan pelukan hangat yang

seolah-olah hadir melalui rangkaian kata kemudian menjadi pesan-pesan yang menggugah hati.

Hasilnya, Alfialghazi berhasil membuka hati pembacanya untuk tetap bertahan hidup—tentunya

melalui ikhtiar dan doa-doa yang yang terus-menurus dipanjatkan kepada Allah Swt.

Walaupun buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah terdiri atas 75 subbab, pembaca tidak akan

mengalami kesulitan untuk mengorbankan waktunya demi menamatkan perjalanan hidup yang

dikisahkan. Hal ini disebabkan oleh Alfialghazi yang mengisahkan perjalanan hidup seseorang dengan

panjang subjudul sekitar dua sampai tiga lembar. Dibandingkan buku-buku motivasi lainnya, seperti

Hidup bukan untuk Mati, Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah adalah buku yang berhasil mengajak

pembaca untuk merenung tanpa menggurui.

Salah satu yang mengganggu pembaca dalam menikmati pesan-pesan di Maaf Tuhan, Aku Hampir

Menyerah adalah kover buku yang minim ilustrasi. Kover buku ini hanya menampakkan perahu rakit,

ombak, dan burung. Selain itu, pemilihan warna dalam kover tersebut hanya hitam, putih, dan kuning.

Hal ini tentunya perpaduan warna dan gambar menjadikan buku ini kurang menarik. Di samping itu,

buku yang berjenis motivasi ini masih terdapat pengulangan kisah yang sama di subbab yang berbeda

sehingga pembaca bisa merasa bosan akan hal tersebut.

Refleksi dan Kesimpulan

Sesuai kata pepatah “janganlah menilai buku berdasarkan kovernya”. Pepatah ini sangat tepat

disematkan pada buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah. Pembaca akan terjebak dengan sampul

yang mononton, tetapi tertipu dengan isinya yang layak “ditonton”. Buku ini adalah buku motivasi yang

dikemas dengan apik. Tentunya, pembaca yang membutuhkan alasan tetap berjuang dalam hidup dapat

menjadikan buku ini sebagai pilihan yang tepat. Misalnya adalah pelajar. Buku ini meyajikan motivasi

untuk tetap mengajarkan kita belajar secara kontinu dan wawas diri.

Daftar Resensi:

Ramadhan, Alfi Syahri. 2020. Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah. Sahima: Depok.

Sahima Podcast. (Desember, 2021). “Ternyata Ada Makna Tersirat Dari Buku Maaf Tuhan…?”, [Video

Youtube], Diakses Melalui https://youtu.be/-RS1c4BHJL0?si=MdSur0Ce_w6eo_r6 oleh Penerbit

Sahima Channel pada 30 Maret 2025

0
Judul Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah
Penulis Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah
ISBN 978-602-6744-47-0
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2020
Penerbit Sahima
Jumlah Halaman 245

0 komentar

Buat komentar