Novel karya Sucia Ramadhani ini mengisahkan seorang gadis bernama Sasa dengan cita-cita sederhananya. Tapi karena 'kekurangan' yang dimiliki membuat Sasa seperti susah untuk menggapainya. Bahkan terkadang ia berpikir, apakah dirinya tidak seberuntung itu untuk hidup di dunia kejam seperti ini. Takdir seakan memaksa Sasa untuk menjadi anak yang tangguh dan kuat.

Sasa memiliki cita-cita sederhana yaitu bisa bersekolah seperti anak-anak seusianya. Tapi ketiadaan biaya membuatnya merasa bahwa mimpi itu sangat tidak mungkin untuk di wujudkan. Apalagi Sasa hanya memiliki 1 kaki akibat dari kecelakaan yang terjadi padanya. Sasa berpikir tuhan tidak adil pada dirinya. Dia iri ketika melihat anak seusianya memiliki fisik yang sempurna, ekonomi yang tercukupi, dan bisa duduk di bangku sekolah.

Sedangkan dirinya harus membantu sang ibu yang menjual gorengan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah ayah nya tiada Setiap hari ia selalu berusaha dan berdoa supaya ada keajaiban yang ia mimpikan akan terjadi. Ibu dan abang Sasa juga selalu meyakinkan dirinya bahwa suatu saat nanti keajaiban pasti datang menghampiri Sasa.

Sasa hanya memiliki 1 sahabat yaitu Tiara. Mungkin karna dirinya terlihat kurang dari segi manapun membuat anak-anak seusianya tidak ada yang mau dekat dengan Sasa. Tiara selalu menceritakan tentang sekolah hingga ke prestasi yang diraihnya pada Sasa. Awalnya Sasa sangat senang mendengar itu semua, karna semua yang bersangkutan dengan sekolah pasti akan menjadi obat kerinduan Sasa terhadap pendidikan. Tapi semua itu lenyap ketika nyatanya Tiara selalu pamer terkait prestasi yang diraihnya pada Sasa. Hal itu pun yang membuat Sasa mau membuktikan bahwa dirinya juga bisa melakukan hal yang sama atau bahkan lebih dari itu.

Novel ini memiliki alur cerita yang bagus dan kosakata yang mudah dipahami oleh pembaca. Di dalamnya juga terdapat beberapa ilustrasi para tokoh yang terlibat membuat pembaca bisa berimajinasi sesuai dengan cerita. Meskipun dalam novel ini tidak ada kata motivasi ataupun kutipan-kutipan bijak dari tokoh, tetapi alur yang di tulis penulis mampu menjelaskan betapa banyak pelajaran yang bisa kita petik dari sini. Selain itu, setelah cerita tamat penulis menambah 3 cerpen lain di dalamnya.

Sayangnya, gambar/ilustrasi seorang gadis yang sedang berbaring tidak mencerminkan kepribadian dan karakter tokoh utama. Menurut ku itu sangat kontras, dimana karakter Sasa yang suka berusaha keras dan pantang menyerah tapi di cover seorang gadis terlihat sedang berbaring.

Tapi kekurangan yang ada tidak menutup kemungkinan bahwa novel ini setidaknya wajib dibaca sekali dalam seumur hidup. Apalagi untuk seorang remaja. Karena pastinya akan memotivasi para pembaca nya. Semua orang harus tau, bahwa kekurangan bukanlah penghalang untuk mewujudkan impian. Tuhan menciptakan kekurangan fisik pada manusia bukan untuk dijadikan bahan mengeluh tapi bersyukur dan pastinya hal baik juga akan terjadi jika kita mau bersyukur dan berusaha.