Buku HelloMotion Couple Goals merupakan tulisan dari pasangan kreatif pendiri HelloMotion Academy. Buku ini ditulis oleh dua penulis dengan sudut pandang pertamanya, yaitu pasangan Wahyu Aditya dan Arie Octaviani. Buku ini diterbitkan oleh PT. Bentang Pustaka di Yogyakarta. Buku yang saya baca merupakan cetakan pertama yang terbit pada bulan Juli 2017 dengan ISBN 978-602-291-385-6. Buku ini memiliki panjang 20,8 cm dan lebar 14 cm dengan 231 halaman.

Buku HelloMotion Couple Goals bukan merupakan buku pertama yang ditulis oleh Wadit. Pada awal bab buku ini, Wadit menyebutkan bahwa ia pernah menulis buku “Sila Ke-6: Kreatif Sampai Mati” yang mengajak pembaca untuk menemukan dunianya. Sebagian dari bukunya bertemakan kreativitas dan selalu terdapat coretan sederhana yang dapat menggambarkan dirinya sebagai seorang aktivis bidang desain. Penulisan buku ini didasari oleh keinginan penulis untuk membagikan cerita inspiratifnya dalam membangun usaha bersama pasangan di tengah semakin berkembangnya globalisasi. Pemilihan buku ini untuk saya resensi didasarkan oleh alasan bahwa buku ini tidak hanya mengajarkan tentang membangun usaha, namun juga hal-hal penting dalam menjalin hubungan.

HelloMotion menjadi inti cerita yang digagas penulis dalam buku ini. Berdirinya HelloMotion Academy pada 8 April 2004 didasari oleh keinginan Wadit untuk menyapa khalayak ramai melalui konten visualnya. Meskipun terdapat banyak tantangan untuk mengembangkan HelloMotion, Wadit tidak berjuang sendiri. @nengarie menjadi support system Wadit untuk mensukseskan usahanya. @nengarie mulai tertarik dengan Wadit saat ia menonton video klip “Bayangkanlah” dan mereka pernah menjadi rekan kerja di Trans TV. Hubungan yang awalnya hanya sebatas teman naik level menjadi pacar pada tanggal 5 Januari 2004.

Sebagai seniman yang beberapa kali memproduksi film pendek, Wadit pun ingin menghilangkan persepsi mengenai film pendek yang dikatakan rumit. Kehadiran @nengarie memunculkan ide-ide gemilang untuk HelloMotion. Dua sejoli yang masih berpacaran ini memutuskan untuk mengadakan HelloFest dengan kategori film yang lebih bebas. Tentunya, Wadit menunjuk perempuan super itu menjadi Festival Director. Setelah tiga kali melewati 5 Januari bersama, Wadit mulai mendapatkan ultimatum untuk segera menikah. Idealisme Wadit yang ingin menikah di usia 30-40 akhirnya runtuh oleh khutbah Pak Ustaz. Setelah beberapa kali putus, kali ini Wadit balikan dengan @nengarie ditambah dengan niat untuk menikah. Wadit yakin bahwa ia menemukan sosok ibunya di diri @nengarie.

Dalam mengembangkan HelloMotion bersama, Wadit merupakan orang yang andil dalam hal kreativitas, sedangkan @nengarie bertugas merancang runtutan kerja. Memanajemen usaha tentunya tidak mudah. HelloMotion yang namanya semakin terkenal, ternyata mengalami masalah finansial. @nengarie merasa butuh bantuan pihak lain, namun setelah mendapat partner ternyata ia hanya andal secara teori. Kondisi yang semakin ruwet ini ternyata ada hikmahnya. Akhirnya, HelloMotion resmi berbadan hukum dan berubah menjadi PT.

Ide usaha untuk mengembangkan HelloMotion tidak pernah habis. Semakin banyaknya cosplay events menjadikan Wadit ingin memasukkan cosplay ke salah satu bagian acara HelloFest dengan nama KostuMasa. HelloFest 2008 sekaligus ajang pertemuan massa berkostum bertujuan untuk menarik generasi muda, namun puncaknya terjadi pada HelloFest 2014. Hal yang menjadi kegelisahan Wadit adalah minimnya peserta yang menggunakan kostum karakter dari Indonesia. Wadit pun tergerak untuk meningkatkan munculnya konten lokal. HelloFest 2016 menjadi gelaran paling ideal yang dapat menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi dari segi konten visual. Beberapa HelloMotion Gathering pun pernah dilakukan untuk sharing mengenai potensi di industri kreatif.

Dengan semakin berkembangnya HelloMotion, Wadit sering bekerja sama dengan instansi pemerintah, salah satunya dengan Kementerian Pendidikan. Ia ditantang untuk membuat program yang akan diterapkan di lapas anak. Program yang dibuatnya adalah Draw My Life. Tidak hanya itu, pada 2016 ia mendapat tawaran partnership. Kurikulum HelloMotion akan dijadikan landasan di salah satu sekolah. Ia pernah terinspirasi oleh pernyataan Albert Einstein, “Everybody is a genius.  But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” Menurutnya, sekolah seharusnya menjadi tempat dan ruang untuk menyalurkan minat.

Sejak menikah pada 29 Maret 2008, sosok Wadit sedikit berubah. Dirinya yang awalnya tidak menyukai anak kecil, ternyata merasa bahwa ia belajar banyak hal sederhana dari anaknya. Meskipun Wadit dan @nengarie layaknya Yin dan Yang atau layaknya api dan air, mereka dapat menciptakan cara parenting yang unik. Cican merupakan karakter yang dibuat oleh Wadit untuk dijadikan materi dongengnya. Mereka selalu up to date memperhatikan pertumbuhan anak sehingga dapat mengetahui metode parenting yang tepat. Mereka juga memberikan kebebasan kepada anaknya untuk memilih minatnya.

Gaya penulisan dalam buku ini rapi sehingga mudah dipahami, namun susunan babnya kurang tertata. Penggabungan tema antara percintaan dan karir dikemas dengan baik disertai dengan penggambaran karakter Wadit dan Arie yang bertolak belakang dengan detail. Dari buku ini, tentunya terdapat isi yang inspiratif, mulai dari pentingnya kreativitas, pengelolaan perusahaan dan keuangan, metode parenting, hingga kerja sama yang baik sebagai partner kerja sekaligus partner hidup yang dijelaskan dengan pengalaman nyata. Buku ini juga mengajarkan toleransi beragama dari sosok Wadit yang merupakan siswa minoritas di sekolah Katolik. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi, dialog, hingga catatan kaki untuk menjelaskan singkatan atau istilah tertentu.

Hal yang membuat saya tertarik tentunya adalah pesan-pesan berharga dalam buku ini. Selain itu, warna, font, dan tekstur kertas dari buku ini tidak membuat pembaca merasa bosan dan lelah. Uniknya, terkadang penulis menyisipkan fakta yang didapat dari sumber resmi, seperti hasil penelitian ilmuwan. Buku ini dapat dibuka dari depan maupun belakang. Salah satu cover dibuat terbalik agar menunjukkan bahwa terdapat dua kontributor di dalamnya. Hal yang kurang menarik adalah alurnya yang maju-mundur sehingga membuat pembaca kesulitan memahami jalannya cerita. Isinya yang menceritakan kisah inspiratif sepasang kekasih menjadikan buku ini cocok dibaca oleh generasi muda yang ingin membangun usaha bersama pasangan di masa depan.