Kau takut pada apa? Pada buai?

Pada capai? Pada asa tak sampai?

Simpan semua takutmu.

Simpan untuk yang terburuk!

(Hlm. 2)

Palagan Nusantara merupakan buku kedua Nellaneva yang sudah saya baca, setelah Tujuh Kelana. Dan seperti Tujuh Kelana, saya juga menyukai buku Nellaneva yang satu ini. Palagan Nusantara memiliki genre fantasi dan fiksi ilmiah dan diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo pada tahun 2019. Nellaneva sendiri sudah menggeluti dunia kepenulisan sejak tahun 2015. Buku-bukunya yang sudah diterbitkan yaitu Dharitri (Penerbit Histeria, 2017), Resilience Remi’s Rebellion (Bhuana Sastra, 2018), Tujuh Kelana (Elex Media Komputindo, 2020), Ranah Pusaka (2021), dan Alamanda dan Sihir yang Berujung Salah (Elex Media Komputindo, 2022). Selain itu Nellaneva juga aktif menulis di Wattpad.

Palagan Nusantara menceritakan tentang Kat yang pergi mencari tahu dalang pembunuhan kedua orang tuanya dan penculik Aruni, adiknya. Dia diarahkan untuk bertemu dengan sebuah robot kucing yang bernama Garda. Dari situ kemudian dia bertemu dengan Baskara seorang ahli mekanik, dan Mada seorang wanita tangguh bertangan besi (secara harfiah). Setelah naik-turun petunjuk keberadaan Aruni, akhirnya mereka mengatahui bahwa kini Aruni berada di Batavia, Ibu kota Nusantara. Dibantu oleh teman-teman Mada, mereka akhirnya berangkat ke Batavia. Tidak tanpa halangan tentu saja. Mereka dihadang oleh sekawanan Aiberk buas, yang selama ini Kat sangka hanyalah dongeng belaka. Sampai mereka diselamatkan oleh sekelompok pemberontak buronan, salah satunya adalah Andraguna, paman Mada. Kelompok pemberontak dan kelompok Kat pun bersatu, selain untuk menyelamatkan Aruni juga untuk mengungkap kebusukan pemerintah.

Selama membaca buku ini saya dibuat jatuh cinta (aduh, lebaynya) dengan gaya bahasa milik Nellaneva yang mirip seperti novel terjemahan. Memang ciri khas Nellaneva yang sering menggunakan diksi-diksi unik. Selain itu penggambaran dunia distopia yang merupakan dunia paralel dari Indonesia sangat memainkan imajinasi pembacanya. Seperti Batavia yang merupakan Jakarta, Bendungan adalah Bandung, dan Nusantara adalah Indonesia. Sungguh, membuat susah untuk berhenti membalik halamannya.

Penokohan karakter-karakternya yang unik juga patut diacungi jempol. Kat yang lemah lembut meskipun laki-laki berbanding terbalik dengan Mada yang merupakan perempuan tangguh dan perkasa. Selain itu juga Garda si robot kucing yang angkuh dan culas, serta Baskara yang ahli mekanik dan kharismatik, atau begitu seharusnya. Pembaca dibuat menyelami pikiran dan emosi para tokohnya. Membuat kita, para pembaca merasakan apa yang dialami oleh tokoh-tokoh kesayangan kita, dan tentu saja dibuat teraduk-aduk emosinya, hahaha.

Buku ini juga meninggalkan kesan misterius yang mendalam, tentang pembunuhan keluarga Kat, penculikan Aruni, juga tentang Parlemen, Aiberk, dan bahkan Garda itu sendiri. Buku ini tentu saja menyimpan kejutan-kejutan dalam ceritanya, ada yang membuat terkejut, merinding, dan geram tentu saja. Dan dibagian akhir buku, pembaca akan dibuat kesal dengan akhirnya. Ah, tidak, tentu saja akhirnya bahagia kok.

Kekurangan pada buku ini bisa dikatakan ada pada pace-nya. Di awal buku memiliki alur yang agak lambat, dan dibeberapa bagian ada alur yang terkesan agak tiba-tiba. Tetapi itu semua tetap tidak mengurangi kharisma buku ini.

Buku ini diperuntukan untuk remaja lima belas tahun ke atas. Bagi pembaca yang mempunyai daya khayal tinggi atau menyukai genre seperti fantasi dan fiksi ilmiah dan ingin mencoba novel fantasi buatan tangan Indonesia, maka bolehlah dicoba untuk membaca buku ini.