
Polaris Musim Dingin
-
Ditulis olehKisnasya Alia Khadija Putri
-
Dibuat tanggal
08 Jul 2024
-
Sekolah
SMA Muhammadiyah 2 Surabaya
Bintang Utara dan Para Pengembara
‘Polaris Musim Dingin’ merupakan karya fiksi keempat dari Alicia Lidwina. Buku ini diterbitkan pada awal tahun 2020, tepatnya di bulan Januari oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Alicia Lidwina sendiri telah menerbitkan beberapa buku lainnya, seperti novel Metropop: 3 (2015), Unspoken Words (2018), dan sebuah buku puisi bertajuk Maybe Everything (2018).
Pada buku yang berisi 416 halaman ini, Alicia membawa kita–para pembaca pada sebuah perjalanan di tengah musim dingin. Mengarungi beberapa kota di Jepang. Dari bagian utara hingga ke bagian selatan.
Berawal dari seorang gadis yang mendapat tiket-tiket shinkasen dari orang tak dikenal beserta surat-surat dari sensei, seseorang yang sangat dirindukannya setelah 5 tahun tak ada kabar. Janggalnya, surat-surat dari sensei ini telah ditulinya 5 tahun silam. Merasa terganggu dengan banyaknya pertanyaan perihal sensei, yang ia harap akan terjawab semua di akhir tujuannya, alhasil gadis ini pun menempuh perjalanan dengan semua tiket shinkasen ini.
Perjalanan ini membawanya bernostalgia akan masa lampau yang ia lewati bersama dengan keempat sahabatnya, juga sensei. Mereka, para pengembara yang kehilangan arah dalam hidup ini, telah menemukan bintang utara yang bersinar sangat terang. Yang mengulurkan tangannya dan menarik mereka dari kegelapan. Yang memberikan mereka arahan hidup dengan mengajarkan mereka untuk bermimpi. Yang meberikan mereka semangat hidup dengan mengajarkan mereka untuk selalu berjuang satu hari lagi, dan hidup satu hari lagi.
Namun, mengapa sensei meninggalkan mereka? Mengapa setelah sekian tahun, surat-surat yang beliau tulis baru sampai sekarang? Apakah semua pertanyaan yang berkecamuk di kepala gadis ini akan terjawab di akhir perjalanan ini oleh sensei–sang polaris musim dingin?
Novel ini memiliki daya tarik tersendiri secara keseluruhan. Mulanya pada sampul buku berupa ilustrasi dari Zuchal Rosyidin yang sederhana namun tetap indah dipandang. Kemudian, Alicia juga patut diapresiasi dengan gaya penulisannya di novel ini. Ia mampu memperkenalkan tokoh-tokoh beserta latar belakangnya dengan sangat terperinci. Bagaimana ia menulis cerita-cerita pendek yang saling berkorelasi satu sama lain, membuat pembaca ketagihan untuk membaca satu bab lagi dan lagi. Alicia juga mampu menjelaskan emosi yang dirasakan setiap tokoh secara sederhana hingga membuat pembaca ikut merasa demikian. Tak hanya itu, novel ini memiliki keunikan yang mengangkat tokoh dan latar dari Negeri Sakura, membuat pembaca seolah membaca kisah dari penulis luar negeri. Nyatanya karya seindah ini merupakan karangan dari penulis Indonesia.
Namun, tentunya buku ini tidak sepenuhnya sempurna. Ada kekurangan yang mungkin menjadi hambatan pembaca. Kekurangan itu adalah alur campuran yang membuat pembaca harus fokus dalam membaca dan memahami latar waktu yang dimaksud. Baik saat ini sedang mengisahkan di masa sekarang ataupun di masa lalu.
‘Polaris Musim Dingin’ adalah buku bagi mereka yang kehilangan arah dan berusaha mencari arti hidup. Mereka yang masih belum mengerti kemana mereka harus melangkah. Mereka yang tidak tau kemana mereka harus membawa diri mereka yang sekarang menuju mimpi yang didambakan. Mereka yang telah dijatuhkan oleh dunia dan kehilangan harapan akan mimpi. Juga bagi mereka yang belum memiliki mimpi sama sekali. Namun, seperti yang pernah sang polaris musim dingin katakan dalam buku ini "Ingatlah, hidup ini sudah kau dapatkan. Jadi, jangan kau sia-siakan. Sekarang kau mungkin merasa gagal. Tapi jangan pernah kau buang hidupmu. Cobalah hidup satu hari lagi. Cobalah berjuang satu hari lagi. Dan kau akan sadar bahwa hidup tidak seberat yang kau kira.". Perlu diperhatikan juga, buku ini disarankan untuk remaja berumur 15 tahun keatas sesuai dengan konten yang diberikan.
0 komentar