
Janji Terakhir Ayah
-
Ditulis olehFatimah Azizah
-
Dibuat tanggal
12 Jul 2024
-
Sekolah
SMA Peradaban Serang
Seperti apa rasanya ditinggalkan sosok seorang ayah? Apakah anak-anaknya merasa tidak ada lagi yang menyayanginya atau mendukungnya? karena ayah yang selama ini sangat sayang dan baik kepada anak-anaknya telah meninggal dunia. Pati semua anak yang telah ditinggal sosok seorang ayah akan merasa begitu sedih, kesepian, dan mungkin sebagian anak akan putus asa karena mereka merasa bahwa tidak ada lagi yang mendukung mereka dalam segala hal.
Seorang anak yang telah ditinggal oleh seorang ayah, maka mereka adalah anak yang sangat berharga. Dalam islam jarak seorang anak yatim dengan Rasulullah saw bagaikan jari telunjuk dan jari tengah, betapa sangat mulia dan dekatnya anak yatim dengan Rasulullah saw. Kita harus mencintai dan menyayangi anak yatim agar kita dekat dengan Rasulullah saw.
Buku ini mengisahkan tentang seorang ayah yang begitu sayang dan perhatian kepada ketiga anaknya yaitu Ana, Lukman, dan Ibrahim. akan tetapi suatu saat ia telah meninggalkan ketiga anaknya. ia tidak dapat melawan takdir yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Karena Sang ayah sangat mencintai dan menyayangi ketiga anaknya ia rela melakukan apapun demi mewujudkan permintaan anak-anaknya.
Ana, Lukman, dan Ibrahim adalah anak yang patuh kepada kedua orang tuanya. Seperti biasa ayahnya hendak pergi untuk menjala ikan di sungai sebelum pergi, Ana ingin minta dibawakan udang dari hasil tangkapan ayahnya. Sebelum ayahnya pergi ke sungai, ayahnya berpesan kepada Ibrahim untuk melepaskan seekor burung peliharaan kesayangannya.
Tak disangka kejadian beberapa saat yang lalu terjadi, menjadi kenangan terakhir yang dialami oleh keluarga Ana dan Ibrahim dengan ayahnya. Karena tiba-tiba saja mereka mendapat kabar dari salah satu warga kampung bahwa ayahnya telah meninggal dunia saat tengah menjala ikan. Takdir telah menjemput sang ayah dan takdir telah ditentukan oleh Allah Swt. Tangisan Bu Fatimah, Ana, Ibrahim, dan Lukman begitu deras. Ana sangat menyesali kata-kata yang keluar dari mulutnya yaitu ia ingin dibawakan udang. Karena Ana tidak tahu bahwa itu adalah perkataan terakhir kepada ayahnya.
Ayahnya sangat menepati janji hingga pada akhir hayatnya ia telah memenuhi janji kepada anaknya yaitu ia akan memberikan udang untuk Ana. Setelah menjala ikan di sungai ayahnya digotong oleh warga kampung ke dalam rumahnya, Ana melihat ayahnya menggenggam udang di tangannya. Sampai segitunya perjuangan dan janji seorang ayah untuk Anaknya.
Setelah kepergian sang ayah, sekarang yang mencari nafkah untuk keluarga adalah bu Fatimah yitu ibu dari Ana, Lukman, dan Ibrahim. Hingga saatnya Ana, Lukman, dan Ibrahim harus sekolah akan tetapi ibunya tidak memiliki dana untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Ibunya hanya dapat membiayai untuk sehari-hari makan saja, walaupun untuk biaya makan sehari-hari pun sangat sulit mendapatkannya akan tetapi ibunya terus berjuang untuk menghidupkan anak-anaknya.
Beberapa hari kemudian, paman dan bibi datang menjenguk Ana, Lukman, dan Ibrahim. Lalu paman menawarkan kepada Ana, Lukman, dan Ibrahim untuk sekolah di pesantren yatim. Nama pesantren tersebut adalah pesantren Darul Riayah. Ana, Lukman, dan Ibrahim berfikir sejenak. Ibunya meminta tolong kepada Ana untuk membujuk dan menjaga adik-adiknya di pesantren kelak. Ibrahim yang sedang bermain dengan burung kesayangannya, saat mendengar akan disekolahkan ke pesantren yatim Ibrahim merasa bahwa tidak ada yang menyayanginya lagi selain ayahnya. Ibrahim berkata “kenapa ibu melakukan ini? apa ibu nggak sayang lagi pada kami?”, ia pun pergi dengan sepeda dan membawa burung kesayangannya.
Lalu Ana membujuk Baim agar ia mau sekolah di pesantren Darul Riayah. Setelah Ana mengatakan dengan perlahan-lahan dan dengan baik-baik kepada Baim akhirnya Baim pun tersadar dan akhirnya Baim ingin sekolah di pesantren Darul Riayah. Hingga saatnya mereka harus berangkat ke pesantren Darul Riayah Ana, Lukman, dan Ibrahim berpamitan kepada ibunya. Ibunya sampai meneteskan air mata karena mereka akan berpisah sementara dan kelak pasti mereka akan sangat merindukan ibunya karena mereka sangat mencintai ibunya dan karena harta satu-satunya hanya tersisa 1 yaitu ibunya.
Pada awal masuk pesantren, Ana merasa sangat bersyukur karena ia bisa menuntut ilmu di pesantren Darul Riayah. Pada awal masuk Ana merasa bahwa teman-teman nya sangat baik dan sopan-sopan. Beda hal nya dengan apa yang dirasakan oleh Ibrahim yang pada awal masuk ia memang sudah cemberut dan judes kepada orang lain jadi teman-temannya tidak menyukai Ibrahim. Lalu yang terjadi pada Lukaman, ia telah membereskan barang-barang Ibrahim. Lukman adalah anak yang sangat rajin dan lemah lembut. Setelah beberapa bulan di pesantren mereka sangat akrab dengan teman-temannya. Suka dan duka mereka lalui bersama seperti mengerjakan Pr bersama, makan bersama, main bersama, mengantri mandi dan makan dengan tertib tidak ada yang saling mendahului atau menyerobot antrian. Kejadian-kejadian seperti itulah yang begitu menyenangkan saat di pesantren Darul Riayah.
Memiliki banyak pesan moral dengan kata-kata yang sopan dan membuat pembaca sangat terharu akan kisah-kisah dalam buku ini. Penulis menuliskan alur yang begitu jelas, membuat pembaca paham apa yang sedang diceritakan dan dialami. Pembaca mudah membayangkan peristiwa yang terjadi.
Terdapat banyak pelajaran hidup yang dapat diambil pada cerita dalam buku ini seperti mengajarkan untuk selalu bersyukur karena kedua orang tua kita masih ada walaupun pasti banyak pembaca mengalami hal yang sama dengan kisah dalam cerita ini ataupun ada juga yang sudah ditinggalkan kedua orang tuanya. Kita harus berbakti kepada orang tua, mencintai dan menyayangi anak yatim.
Menambah wawasan pembaca untuk mengetahui bagaimana rasanya saat ditinggalkan sosok seorang ayah. Alur yang disajikan oleh penulis begitu beragam, membuat perasaan pembaca berubah-ubah terkadang senang, sedih, tertawa dan karena tingkah laku tokoh pada cerita di buku ini.
Pemilihan font yang kurang menarik pembaca, sehingga membuat pembaca merasa bosan. Kurang detail dalam menjelaskan kejadian, karena terdapat kejadian yang membingungkan pembaca. Kejadian yang sebenarnya seperti apa dan bagaimana?. Ending kurang sesuai dengan ekspektasi pembaca.
Buku ini sangat menarik dan membuat pembaca begitu terharu saat membacanya karena kisah-kisah dalam buku ini tidak hanya menceritakan sebuah keluarga saja. Akan tetapi buku ini juga menceritakan kisah-kisah sosok seorang teman, guru, dan keluarga bagi kehidupan kita dengan susah senang bersama.
Gaya bahasa yang mudah dimengerti pembaca. Buku ini juga mengisahkan banyak kisah suka duka yang harus dialami oleh Ana, Ibrahim, dan Lukman setelah kepergian sosok seorang ayah. kakaknya Lukman dan Ibrahim yaitu Ana harus menjaga adik-adiknya. Setelah kejadian-kejadian yang telah menimpa mereka, salah satunya yaitu ditinggal oleh ayahnya dan mereka harus sekolah di pesantren yatim yaitu pesantren Darul Riayah.
0 komentar