book

AYAH

0
  • book
    Ditulis oleh
    Nadya Salsabila Yusri
  • Dibuat tanggal
    13 Jul 2024
  • Sekolah
    Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Paser

Judul Buku                : Ayah

Pengarang                : Andrea Hirata

Penerbit                     : PT Bentang Pustaka (Yogyakarta)

Terbit/Cetakan          : Mei 2015

Jumlah Halaman     : 412 halaman

Dimensi                   :13 x 21 cm

ISBN                           : ISBN 978-602-291-102-9

 

Andrea Hirata penulis sekaligus sastrawan dari Bangka Belitung membawakan cerita “Ayah” dengan beragam tema serta kesan hidup penuh perjuangan. Karya pertamanya “Laskar Pelangi” sukses membawanya menjadi penulis dan sastrawan yang dikenal banyak orang. Penulis yang berhasil mendapatkan penghargaan berkat karyanya yang begitu berpengaruh tidak hanya di Indonesia namun juga di luar negeri. Novel “Ayah” merupakan karyanya yang ke-5 setelah “Padang Bulan”, “Edensor”, “Sang Pemimpi” dan “Laskar Pelangi”.  

Novel “Ayah” memiliki cerita alur maju mundur namun memberikan kesan haru tentang seorang “Ayah” dan tentang kondisi sosial dan psikologi sosok tokoh tersebut. Karya Andrea Hirata ini memberikan sudut pandang yang berbeda beda di mana masing-masing tokoh dapat diketahui latar belakangnya tersendiri. Novel “Ayah” juga berhasil membuat kita seakan terlarut dalam emosi dan psikologi yang dialami tiap tokoh. Sifat dan karakteristik masing-masing tokoh menjadi pelengkap cerita. Cerita haru tentang seorang ayah, cinta yang tak terbalaskan serta kata diksi yang digunakan dapat menambah pengetahuan kita dalam berbahasa indonesia menjadi salah satu ciri khas novel ini.  

Novel “Ayah” menceritakan kisah seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya yang sebenarnya bukan darah dagingnya sendiri. Cerita yang bertaburkan kesedihan, persahabatan, dan percintaan tergambar dalam alur cerita novel ini. Novel yang menceritakan kisah seorang pria tangguh nan pantang menyerah mengejar cintanya, namun ketika sudah menikah dengan cintanya itu yang dia dapatkan bukan cinta yang terbalas namun seorang anak bernama Zorro yang bahkan bukan darah dagingnya sendiri. Berkat sifatnya yang begitu baik ia bahkan sudah menganggap bahwa anak itu adalah anak sendiri dan rela berjuang apapun demi Zorro.

Tokoh utama pada novel ini adalah Sabari sesuai namanya ia penyabar, pantang menyerah dan baik hati.  Namun, di balik itu semua dia buta dan tuli dalam percintaan. Perjuangannya dalam mendapatkan hari sang pujaan hati patut di apresiasi namun bagi ketiga sahabat tidak seperti itu dia malah seperti orang gila. Sampai suatu ketika Tuhan mengasihaninya dan memberikan kesempatan padanya untuk menikah dengan sang pujaan hati Lena tapi untuk menutup aib Lena. Ketika sang pujaan hatinya atau dikenal Lena ini melahirkan bayi laki laki begitu gembira hati  Sabari. Ia mengurusnya, menceritakannya resep makanan dari restoran mewah dan menidurkannya dengan puisi sampai suatu ketika bayi laki-lakinya itu direbut kembali oleh Lena.  Di situlah Sabari seperti orang yang mulai mati perlahan, karena kasihan pada sahabatnya Ukun dan Tamat berjuang mencari Lena dan bayinya sampai tak terasa bayi tersebut sudah mulai berjalan. 

Keahlian Sabari dalam berpuisi ternyata turun kepada anaknya bernama Zorro. Nama Zorro diberikan Sabari karena ketika bayi, Zorro selalu memeluk boneka Zorro. Karena itulah Sabari menamainya Zorro. Sebelum bersama anaknya pun Zorro bersama Lena ibu kandungnya sering bertambah tempat dikarenakan Lena yang tidak memiliki pekerjaan tetap tapi hal itu tidak mematahkan semangat Zorro untuk belajar dan mendapatkan peringkat teratas dalam kelas. Ia selalu menuliskan puisi tentang kota tempat ia tinggali sebagai obat rindu dalam suasana kotanya. Selain menulis puisi rasa keingintahuan selalu menyertainya tentang siapa laki-laki yang selalu ada dalam benaknya yang jika ia bersamanya dia merasa aman.  

Kemeja yang selalu bersamanya membuat dia heran siapakah pemiliki kemeja ini tapi selalu disangkal ibunya sendiri. Sampai pada akhirnya kedua sahabat Sabari berhasil menemukan Lena dan anaknya. Dengan izin Lena mereka mengantarkan Zorro ke Sabari. Setelah penantian panjang akhirnya keduanya bertemu dan Zorro memutuskan untuk terus tinggal bersama ayahnya. Selama tinggal bersama ayahnya, Zorro selalu mengabari ketiga ayahnya yang pernah menikah dengan ibunya serta kedua adik tirinya dari ayahnya yang ketiga. Ketika bersama dengan ketiga ayah tirinya ia dikenal dengan nama Amiru.

Sang penulis sekaligus sastrawan, Andrea Hirata menyajikan novel tak tanggung-tanggung dengan beragam gaya bahasa serta diksi Melayu-Belitong, bahasa Asing dan bahasa baku yang digunakan Ukun ketika pergi mencari Lena dan anaknya. Dalam novel ini memiliki gaya bahasa paling dominan yaitu gaya bahasa yang umum kita dengar di sekolah yaitu gaya bahasa metafora, personifikasi dan hiperbola. Secara personifikasi terdapat pada kalimat “angin bertiup dari selatan, menerpa atap jerami”, metafora terdapat pada kalimat “Sabari tidak tergoda oleh suara-suara yang mengecilkan hati” dan hiperbola pada kalimat “Sabari berserah diri dengan khidmat seperti  Paskibraka Kabupaten menyerahkan benderanya".

Ceritanya sendiri memiliki alur yang lambat dan berpindah. Di awal  menceritakan setiap sudut pandang karakter. Gaya penulisan yang digunakan pada cerita “Ayah” ini menggunakan tema yang beragam seperti persahabatan, percintaan dan para pelaku yang memiliki sifat dan karakteristik  yang menjadi ciri khas tersendiri. 

Untuk dapat memahami makna serta isi dari novel ini dibutuhkan kosentrasi serta fokus pada cerita ini karena alurnya yang lambat serta setiap tokoh yang memiliki sisi baik dan buruk, dan diperlukan juga pemahaman lebih jelas pada kebahasaan dikarenakan bahasa yang digunakan jarang didengar oleh beberapa orang.

Novel “Ayah” karya Andrea Herata  layak dibaca oleh calon pembaca karena ceritanya yang memberikan kita pelajaran kehidupan tentang suatu hubungan yang tanpa memiliki syarat apapun, tidak kenal lelah dalam menjalin atau membangun suatu hal serta pengorbanan demi orang yang kita cintai. 

 

Judul Buku AYAH
Penulis Andrea Hirata
ISBN 978-602-291-102-9
Bahasa Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2015
Penerbit PT Bentang Pustaka (Yogyakarta)
Jumlah Halaman 412

0 komentar

Buat komentar