book

Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari

5
  • book
    Ditulis oleh
    Asma Fathah J
  • Dibuat tanggal
    17 Jul 2024
  • Sekolah
    SMKN 9 BANDUNG

Buku yang memiliki judul Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari merupakan karya dari seorang penulis bernama Rofie Fauzie. Buku yang diterbitkan pada tahun 2023 lalu oleh Penerbit GagasMedia ini memiliki daya tarik yang cukup kuat karena keaktifan Rofie Fauzie dalam mempromosikan bukunya di media sosial dan juga tentu karena isi bukunya yang membahas tentang kekeluargaan pada masa kecil. Terdapat 148 halaman  buku dengan ukuran 13×19 cm yang siap menemani kita untuk bernostalgia.

Buku ‘Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari’ merupakan buku pertama Rofie Fauzie, seorang penulis yang memiliki pengalaman sebagai penulis naskah dan sutradara film dokumenter dan juga sebagai konten kreator. Berawal dari konten di media sosialnya @rofiefauzie yang seringkali membahas kenangan masa kecilnya dan banyak dari netizen yang merasa relate dengan kontennya tersebut sehingga berhasil membuat buku ini lahir. Penulis sendiri pun termasuk salah satu dari banyaknya netizen yang tertarik untuk membeli dan membaca buku ini karena postingan beliau yang tidak sengaja ‘lewat’ di instagram. Dalam buku ini beliau menceritakan kumpulan kenangan yang dulu dialaminya ketika masih kecil, entah itu tentang mamah, bapak, keluarga, kampung halaman, dan hal lainnya. Yang mana hal tersebut menjadi daya tarik bagi penulis yang penasaran akan kisah-kisah apa saja yang terdapat dalam buku tersebut, apakah akan memiliki banyak kesamaan seperi yang penulis alami atau tidak.

Masa kecil merupakan masa-masa yang menyenangkan bagi kita yang kini telah beranjak dewasa. Karena ketika kecil, kita masih bisa menatap dunia dengan polosnya. Tidak begitu khawatir akan banyak hal, selalu bisa tertawa dan menangis dengan lepas, dan juga hal-hal lugu lainnya. Kenangan tentang ibu yang sering kita repotkan dengan barang yang ditugaskan untuk dibawa ke sekolah padahal hari sudah malam, pergi bermotoran dibonceng ayah ketika hujan deras yang membuat kita tertutup jas hujan besarnya, dan masih banyak kenangan lainnya yang terkesan sederhana, namun begitu membekas di hati hingga sekarang. Buku ini dapat membawa kita mengenang kembali masa-masa itu, masa kecil dan kita di kemudian hari.

Dalam mengenang suatu hal terkadang bisa membuat kita merasa senang, sedih, bahkan rasa sakit sekalipun. Kelebihan dari buku ini ialah bagaimana Rofie Fauzie mengemas kisah-kisah masa kecilnya dengan bahasa yang sederhana, lembut, dan mudah dimengerti. Selain itu, beliau juga dapat mengantisipasi bagaimana ketika pembacanya tidak memiliki kenangan yang sama menyenangkannya dengan yang beliau alami agar tetap mau mendengarkan ceritanya. Seperti pada bagian cerita keluarga inti dimana seseorang yang terlahir sebagai anak tunggal tidak pernah merasakan yang namanya punya kakak atau adik. Tetapi beliau berharap agar pembacanya tetap mau membaca bagian tersebut karena bisa jadi sebagai sudut pandang baru dalam pemahamannya. “Anak tunggal bisa saja di kemudian hari memiliki anak yang tidak cuma satu. Dan itulah mengapa aku meminta kamu tetap bersama tulisanku sampai selesai, ya.” tulisnya di halaman 61. Di buku ini juga terdapat halaman aktivitas yang membuat bukunya semakin seru. Seperti list masakan ibu yang kita sukai, menempelkan foto ayah sebelum memiliki uban, dan aktivitas lainnya.

Meski secara keseluruhan cerita dalam buku sudah bagus, tetapi buku ini memiliki sedikit kekurangan seperti pada beberapa lembar halaman cetakannya sedikit kabur atau perbedaan ketebalan warna pada halaman-halaman yang berisikan kata-kata penutup tiap babnya. Buku ini juga tidak berwarna, padahal jika dilihat dari jumlah halaman dan pembahasannya yang singkat-singkat akan lebih menarik untuk dibaca jika isi buku lebih berwarna. Tidak perlu full color namun bisa hanya berwarna pada awalan juga penutup tiap babnya. Buku ini juga sedikit kurang cocok bagi penulis atau teman-teman yang belum pernah merantau jauh dari keluarga, karena tidak pernah mengalaminya. Tetapi seperti apa yang dikatakan Rofie Fauzie pada bagian keluarga inti bahwa bisa saja suatu saat kita akan merasakannya, maka jadikanlah ia pemahaman dan pembelajaran baru bagi kita yang belum pernah mengalaminya.

Terlepas dari kekurangan buku yang mungkin bukan suatu masalah besar (hanya hal-hal yang sedikit penulis sayangkan), buku ini benar-benar membuat penulis merasakan energi positif dari kisah-kisah yang ada dan juga merasa sangat relate karena pernah mengalami hal yang serupa. Buku ‘Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari’ tidak hanya berisi tentang nostalgia saja, melainkan juga mengajari kita untuk mensyukuri atas hal-hal kecil yang pernah terjadi dalam hidup ini yang mampu membuat diri kita menjadi seperti sekarang. Berbakti kepada kedua orang tua, membahagiakan keluarga, dan terus menjalin silaturahmi dengan teman-teman masa kecil kita merupakan keharusan yang mesti dilakukan oleh kita sebagai bentuk rasa syukur atas memori-memori indah yang dulu pernah kita ukir bersama mereka.

Buku ini merupakan rekomendasi penulis bagi kita yang sedang merasa rindu dengan masa kecil kita dahulu. Rindu akan kebersamaan, kehangatan, kasih sayang keluarga dan teman-teman yang mungkin kini terasa telah berubah, tidak sama seperti dulu. Pembawaan bahasa buku yang sederhana membuatnya cocok dibaca ketika sedang bersantai maupun saat istirahat. Semoga dengan membaca buku ini, kerinduan tersebut dapat sedikit terobati dan membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih baik di kemudian hari. Salam hangat untuk teman-teman yang mulai beranjak dewasa <3 (entah karena faktor keadaan maupun kenyataan). Jangan lupa beri rating pada resensi ini!

Judul Buku Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari
Penulis Rofie Fauzie
ISBN 978-623-493-266-9
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2023
Penerbit GagasMedia
Jumlah Halaman 148

1 komentar

  1. Asma Jaahidah :

    Jadi kangen masa kecil :( semangat bikin resensinya aku!

Buat komentar