book

Bumi Cinta

0
  • book
    Ditulis oleh
    Muhammad Rayhan Akbar Wahyudi
  • Dibuat tanggal
    22 Jul 2024
  • Sekolah
    Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Paser

Habiburrahman El Shirazy adalah sastrawan dan cendekiawan Indonesia yang memiliki reputasi internasional. Ia adalah sastrawan Asia Tenggara pertama yang mendapatkan penghargaan dari The Istanbul Foundation for Science and Culture, Turki.  Selain itu, budayawan jebolan Al-Azhar University Cairo ini telah diganjar berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. Salah satu karya novelnya yang sangat terkenal adalah novel berjudul Bumi Cinta.

Habiburrahman menggambarkan betapa indahnya agama islam yang dituang dalam berbagai karya novelnya. Berbagai karya novelnya yang sangat populer itu merupakan hasil tadabburnya terhadap ayat-ayat suci Allah dalam Alquranul Kariim. “Ya, benar, saya ingin menjadikan tokoh utama dalam novel-novel saya sebagai Al-Quran berjalan atau Al-Quran hidup.” “Saya ingin menjadikan novel-novel yang saya tulis sebagai wajiah atau sarana dalam membumikan ayat ayat Suci Al-Quran. Sehingga Al-quran bisa benar benar hidup dan menjadi pedoman hidup yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.” Jelasnya. Sebagai contoh, Bumi Cinta adalah hasil tadabur penulis atas firman Allah dalam QS. Al Anfal [8] : 45-47. Melalui buku ini penulis mengangkat konteks yang kekinian. Ia merasa orang yang beriman sedang menghadapi ujian (musuh-musuh iman) yang sangat berat. Yaitu free sex dan pergaulan bebas yang sudah muncul disekitar kita termasuk di bumi Indonesia.

Muhammad Ayyas dihadirkan penulis sebagai tokoh utama yang akan menghadapi musuh-musuh iman di wilayah yang menuhankan kebebasan, free sex, pornografi, dan pornoaksi, yaitu Rusia. Menurut kata pengantar di awal halaman buku ini, penulis telah melakukan riset, dan hasilnya Rusia adalah negeri paling bebas sedunia dan sangat cocok digambarkan dalam cerita ini. Disinalah seorang santri salaf bernama Muhammad Ayyas berjuang mati-matian dalam menghadapi musuh-musuh iman. Ia berjuang sampai titik darah penghabisan. Novel Bumi Cinta ini hadir menjelaskan kisah perjuangannya.

Ayyas adalah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di India. Ia diceritakan sedang melakukan penelitian yang mengharuskan dirinya mengambil data di Rusia. Ia digambarkan sebagai orang yang sangat taat pada agama, memiliki sopan santun dan akhlak yang baik, tetapi salah satu kelemahannya adalah ia sangat rapuh ketika berhadapan dengan wanita yang cantik. Awal mulanya ia dikisahkan tinggal di apartemen yang dihuni oleh 2 orang wanita yang belum ia kenal yaitu Yelena dan Linor. Merekalah tokoh pendukung cerita ini yang menjadi ujian terberat yang harus dihadapi Ayyas selama di Rusia. Mereka berdua sama-sama suka hidup dalam dunia hibuan malam. Latar belakang Yelena adalah seorang atheis, sedangkan Linor adalah orang Yahudi radikal. Berkat pertolongan tuhan, Ayyas berhasil melalui segala cobaan dan godaan yang ia hadapi disana.

Ayyas juga dikenal sebagai orang yang sangat cerdas, baik, dan rendah hati. Kelebihan yang dimilikinya ini membuat siapapun yang pernah bertemu dengannya akan kagum. Kecerdasannya pun bahkan sempat membawanya menjadi pembicara pada acara televisi Rusia yang membahas mengenai konteks tuhan. Kedatangan Ayyas ternyata membawa berkah bagi negeri Beruang Putih tersebut. Ayyas membuka pikiran orang-orang Rusia yang sangat membenci tuhan dan lebih memilih mengandalkan semua urusannya pada ilmu pengetahuan dan teknologi semata. Namun dibalik itu, tetap ada juga tantangan yang harus dihadapinya dalam berbuat kebaikan. Linor salah satunya yang mendapatkan tugas dari petinggi Yahudi untuk memfitnah tragedi pengeboman mengatasnamakan Ayyas. Namun rencana itu gagal total, dan Linor harus kabur karena ia diburu oleh petinggi Yahudi akibat kegagalannya.

Akhir kisah, dalam pelariannya, Linor belajar banyak dengan islam dan memutuskan memeluk agama Islam. Berdasarkan beberapa kejadian dan mimpi yang ia alami selama berhijrah, ia memutuskan ingin menikahi pemuda satu apartemennya yaitu Ayyas. Ayyas kaget atas keinginan tersebut namun ia ingin memusyawarahkan hal ini dengan keluarganya terlebih dahulu sebelum memutuskan.  Ending novel ini menceritakan bahwa Linor tiba-tiba ditembak oleh kelompok Yahudi yang sedang memburunya. Kejelasan apakah akhirnya Linor selamat atau tidak dan siapakah yang akan menikahi Ayyas menjadi pertanyaan besar bagi para pembacanya.

Novel pembangun jiwa ini menggambarkan betapa indahnya adab sehari-hari yang dicontohkan dalam agama Islam. Seperti adab bersaudara, adab pada guru, hingga adab ketika mimpi buruk digambarkan oleh penulis melalui karakter bernama Ayyas. Penulisan yang baik dalam membangun cerita ini membuat pesan yang disampaikan sangat halus dan tidak terkesan menggurui pembaca.

Buku ini memang ditujukan untuk pembaca berusia diatas 15 tahun keatas. Konteks pembahasan kehidupan yang bebas memang tidak cocok untuk dibaca oleh semua kalangan umur. Walaupun pembahasan yang dibawa mengenai pornoaksi dan kekejaman mafia tidak digambarkan secara berlebihan. Buku ini mungkin akan lebih cocok untuk para pemuda yang sedang menuntut ilmu di lembaga pendidikan. Karena buku ini menggambarkan keteguhan seorang Ayyas dalam menuntut ilmu yang bisa kita ambil pelajarannya.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam cerita novel ini. Buku ini menerangkan beberpa sejarah, yang dikembangkan dalam alur cerita ini. Salah satu yang dikisahkan adalah sejarah pembantaian Sabra dan Shatila tahun 1982 dan sejarah Rusia dibawah pimpinan Lenin dan Stalin. Buku ini juga menyinggung pemahaman-pemahaman sesat para penganut Atheis di era modern. Penulis menunjukan kelemahan-kelemahan pemahan tersebut melalui kecerdasan Ayyas yang memudahkan pembaca dalam memahaminya. Selain itu, penulis juga menyampaikan pesan bahwa dunia luar itu sangat kejam dan banyak cobaannya. Tidak semua bisa diselesaikan hanya dengan menandalkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, menuntut ilmu agama juga sangat dibutuhkan untuk dijadikan bekal kehidupan kita dimasa depan.

Judul Buku Bumi Cinta
Penulis Habiburrahman El Shirazy
ISBN 978-602-5734-68-7
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2019
Penerbit Republika Penerbit
Jumlah Halaman 546

0 komentar

Buat komentar